Survei: Imbas Pandemi COVID-19, Lebih dari Separuh Pasangan Tunda Menikah di 2020

Para ahli di Amerika Serikat menilai menunda pernikahan ke paruh awal tahun 2021 agar bisa mengadakan pesta besar-besaran adalah kesalahan. Pandemi COVID-19 masih ada, tidak bisa mengadakan pesta dengan jumlah orang yang banyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2021, 14:00 WIB
Editor Says: Pilih Mana, Pakai Vendor atau Mengurus Sendiri Pesta Pernikahan?
Ilustrasi pasangan menikah. (unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Situs pernikahan di Amerika Serikat (AS) The Knot, mensurvei lebih dari 7.600 pasangan di AS yang rencananya menikah antara Maret dan Desember 2020.

Berdasarkan survei tersebut, 52 persen pasangan memutuskan untuk menjadwal ulang untuk menikah menjadi ke paruh awal 2021.

Terdapat beberapa alasan mereka menunda pernikahan. Beberapa diantaranya ingin lebih aman, karena menganggap di paruh awal 2021 vaksin COVID-19 akan didistribusikan ke seluruh negeri, sehingga dapat mengundang tamu dalam jumlah banyak.

Selain itu, banyak negara bagian di AS juga mulai melonggarkan pembatasan mereka meskipun jumlah kasus terbilang masih tinggi di AS, yang mungkin memberi sinyal kepada beberapa pasangan, bahwa pernikahan awal 2021 dapat terjadi seperti yang mereka harapkan.

Misalnya, Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan, bahwa pernikahan hingga 150 tamu akan diizinkan lagi di negara bagian itu mulai pertengahan Maret.

Para ahli di Amerika Serikat mengatakan separuh awal 2021 masih sangat berisiko terjadi penularan COVID-19. Meskipun vaksin menjanjikan, para ahli menilai masih butuh waktu lama sebelum virus Corona tidak menjadi ancaman bagi mayoritas penduduk Amerika Serikat dan global.

 

 

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5


Belum Ada 2 Persen Warga AS yang Divaksinasi

FOTO: Amerika Serikat Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Sandra Lindsay (kiri), perawat unit perawatan intensif di Long Island Jewish Medical Center, menerima suntikan vaksin COVID-19 di New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada (14/12). (Xinhua/Kantor Gubernur Andrew M. Cuomo/Scott Heins)

Bahkan, menurut laporan Insider, kebanyakan orang Amerika tidak akan mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 hingga Mei 2021. Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS melaporkan, hingga Rabu (04/02/2021), belum ada 2 persen warga AS yang divaksinasi.

Berarti, pernikahan yang tidak mengedepankan protokol kesehatan  tidak akan aman selama beberapa bulan ke depan. Ditambah lagi, banyak pasangan yang dilaporkan ingin mengundang tamu dari luar negeri ke pesta pernikahannya. Hal ini tentu meningkatkan risiko penularan virus SARS-CoV-2.

Seorang ahli penyakit menular dan Wakil Ketua Grup Penyakit Menular Orlando Health, Edgar Herrera Sanchez mengatakan, pasangan sama sekali tidak boleh merencanakan pernikahan besar-besaran pada 2021.

"Kurasa Anda tidak akan bisa mengadakan pernikahan besar-besaran Rasanya tidak mungkin," ujar Sanchez dikutip laman Insider.

"Ini akan menjadi parodi yang sangat besar bagi setiap orang yang tertular virus sekarang dan meninggal karenanya," tambahnya.

Sanchez menegaskan, vaksin tidak dapat menjamin perlindungan. Meskipun para tamu telah divaksinasi, tidak ada yang bisa dilakukan pasangan yang menikah untuk memastikan tidak ada seseorang yang tertular atau menyebarkan virus di acara mereka.

Seperti yang dinyatakan CDC, vaksin memang membantu melindungi pasien dari COVID-19, tetapi masih belum jelas seberapa baik vaksinasi mencegah seseorang menularkan virus tersebut.

 

(Penulis: Rizki Febianto)


Infografis

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya