Dokter Reisa: Jangan Melanggar Hukum demi Jadi Prioritas Vaksinasi COVID-19

Dokter Reisa mengingatkan agar masyarakat bersabar dalam menunggu giliran vaksinasi COVID-19 dan tidak melanggar hukum demi menjadi prioritas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Feb 2021, 10:11 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 10:11 WIB
Reisa Broto Asmoro
Juru Bicara Pemerintah Reisa Broto Asmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui juru bicara vaksinasi COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta agar masyarakat untuk bersabar dan tidak melanggar hukum demi menjadi prioritas penerima vaksin corona.

Pernyataan ini disampaikan oleh dokter Reisa dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin sore kemarin.

Reisa mengatakan, saat ini pemberian vaksin virus corona difokuskan terlebih dulu pada tenaga kesehatan dan dilanjutkan dengan petugas pelayanan publik.

"Bagi kelompok masyarakat lainnya kami mohon agar bersabar untuk menunggu giliran untuk divaksinasi," kata Reisa seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden pada Selasa (9/2/2021).

"Jangan sampai melakukan perbuatan melanggar hukum untuk mendapatkan prioritas vaksinasi yang tidak sesuai dengan haknya. Sanksi hukumnya tentu akan ada," tegasnya.

Reisa menyebut, pemerintah sudah menyiapkan lebih dari 400 juta dosis vaksin COVID-19 untuk menjamin semua warga negara bisa menerima haknya dan dapat divaksin.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Pandemi Tak Selesai Hanya dengan Vaksin

Reisa Broto Asmoro
Juru Bicara Satgas COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta kita tetap disiplin protokol kesehatan di mana pun dan kapanpun saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (12/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Reisa kembali mengingatkan bahwa pandemi tidak bisa hanya diselesaikan dengan vaksinasi saja.

"Dibutuhkan disiplin dalam memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan baik dan benar. Inilah yang akan memutuskan rantai penularan. Maka hindari kerumunan, tetap di rumah saja, dan ikuti protokol kesehatan dimana pun dan kapan pun," katanya.

Ia mengatakan, pandemi COVID-19 bisa diputus apabila virus corona tidak bisa menemukan korban ketika seseorang dengan ketat melakukan pertahanan. Hal ini disempurnakan dengan adanya vaksinasi.

"Pandemi putus karena kita lakukan semuanya secara bersama-sama, tidak untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok tetapi untuk melindungi diri, keluarga, dan melindungi negeri," pungkasnya.


Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19?

Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya