Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa jumlah vaksin menjadi tantangan terbesar dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
"Tantangan paling besar satu, itu jumlah vaksinnya. Ini rebutan di seluruh dunia," kata Budi Gunadi dalam dialog Digitalisasi Percepat Vaksinasi yang diselenggarakan KPCPEN pada Kamis (4/3/2021).
Baca Juga
Budi kembali mengingatkan bahwa Indonesia beruntung karena sudah bisa melakukan vaksinasi COVID-19, bahkan lebih dulu dibandingkan beberapa negara Asia dan negara lainnya.
Advertisement
Dikutip dari siaran virtual di Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (4/3/2021) rencana vaksinasi untuk diselesaikan di Indonesia adalah satu tahun, seperti arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Karena kekebalannya kita estimasi, kan belum ada yang pasti, itu kira-kira sekitar satu tahun. Jadi sebelum itu hilang kita harus selesai vaksinnya," kata Menkes Budi Gunadi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Kebutuhan di Semester Kedua 2021 Sangat Tinggi
Budi menambahkan, selama enam bulan pertama di 2021, Indonesia baru bisa mendapatkan 90 juta dosis vaksin dari kebutuhan sekitar 363 juta untuk target 181 juta rakyat Indonesia.
"Jadi terbayang, 45 juta rakyat atau 90 juta dosis suntikan, itu disuntikan di enam bulan pertama. Sisanya yang 140 juta atau 270-280 juta dosis suntikan, dilakukan di enam bulan kedua," ujarnya.
Budi menerangkan bahwa kebutuhan vaksin di semester dua tahun 2021 akan sangat tinggi. Maka dari itu, untuk mencapai target waktu dan cakupan vaksinasi dalam setahun, persiapan harus dilakukan sejak saat ini.
"Itu yang sekarang kita perlu latihan. Karena sekarang vaksinnya masih sedikit, kita coba kapasitasnya seperti apa, dan nanti di semester kedua, begitu jumlah vaksinnya penuh itu datang, kita harus bisa suntikan ke 140 jutaan target dalam jangka waktu enam bulan."
"Kita tidak mungkin bisa lakukan sendiri, kita harus lakukan ini bersama-sama dengan komponen bangsa," kata Budi Gunadi.
Advertisement