Waspadai Gejala Long Covid, Satgas Minta Masyarakat Cegah Tertular COVID-19

Satgas meminta agar masyarakat mencegah COVID-19, agar terhindar dari risiko Long Covid yang dapat mengganggu produktivitas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Mar 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 10:00 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito tentang long COVID-19 (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB Marji)

Liputan6.com, Jakarta Long Covid menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengintai para penyintas COVID-19. Maka dari itu, Satgas Penanganan COVID-19 pun meminta agar masyarakat benar-benar mencegah dirinya tertular virus corona.

Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Long Covid bisa diartikan sebagai gejala sakit berkepanjangan, yang diderita setelah tes COVID-19 pasien dinyatakan negatif.

Dalam konferensi persnya pada Selasa pekan ini, ditulis Jumat (3/12/2021), Wiku mengatakan bahwa Long Covid juga bisa dialami oleh pasien bergejala ringan, berusia muda atau anak, serta orang yang tidak memiliki komorbid.

Dia mengungkapkan, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, beberapa gejala Long Covid seperti kelelahan, kesulitan bernapas, batuk, sakit persendian, dan sakit pada dada.

"Gejala lain yang mungkin juga ditemui adalah kesulitan untuk berpikir dan berkonsentrasi atau sering disebut sebagai brain fog, kemudian depresi, sakit pada otot, sakit kepala, demam, dan jantung berdebar," kata Wiku.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Ingatkan COVID-19 Dapat Dicegah

Ilustrasi orang batuk.
Ilustrasi orang batuk. (dok. Nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Selain itu, Wiku juga menyebutkan dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, ditemukan beberapa komplikasi medis yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan berkepanjangan di beberapa penyintas.

"Masalah ini tampak mempengaruhi sistem organ tubuh yang bebeda antara lain jantung, terjadi pembengkakan otot jantung, kemudian pernapasan masalah pada fungsi paru, kemudian kerusakan ginjal akut, gatal-gatal dan rambut rontok, kemudian masalah pada indra penciuman dan perasa," kata Wiku menjelaskan.

"Dengan adanya hasil penelitian ini, saya juga sangat berharap beberapa bagian dari masyarakat yang bersikap acuh pada COVID-19 bahkan tidak percaya, dapat menimbang kembali caranya beraktivitas," katanya.

Wiku mengatakan, dampak Long Covid dapat mengganggu produktivitas seseorang di kemudian hari. Meski begitu, ia mengatakan bahwa penyintas yang sudah sembuh tetapi mengalami Long Covid, tidak lagi menularkan COVID-19.

"Harap dijadikan catatan bahwa mereka yang menderita Long Covid, tidak akan menularkan gejala yang sama atau virus COVID-19, kepada mereka yang berada di sekitarnya."

Selain itu, Wiku juga meminta agar masyarakat tetap tenang, serta segera mengunjungi fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala-gejala di atas.

Dia pun menegaskan bahwa COVID-19 dapat dihindari dengan cara yang mudah, yaitu dengan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Protokol kesehatan bahkan dapat menghindari kita dari penyakit menular lainnya, apabila berhasil kita aplikasikan sebagai bagian dari cara hidup baru," pungkasnya.

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya