Liputan6.com, Jakarta Perusahaan bioteknologi Novavax mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan, memiliki efikasi akhir sebesar 96,4 persen terhadap gejala ringan, sedang, dan berat akibat virus Corona asli.
Mengutip rilis di laman resminya pada Jumat (12/3/2021), Novavax mengungkapkan angka tersebut dilaporkan berdasarkan uji klinis tahap tiga dari vaksin NVX-CoV2373 di Britania Raya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara berdasarkan studi fase 2b di Afrika Selatan, efikasi vaksin mencapai 55,4 persen pada peserta negatif HIV. Di wilayah ini sebagian besar virus SARS-CoV-2 yang beredar merupakan varian B1.351.
Advertisement
Meski begitu, dalam kedua uji coba tersebut, vaksin COVID-19 Novavax dilaporkan 100 persen melindungi dari gejala penyakit parah, termasuk rawat inap dan kematian.
"Kami sangat terdorong oleh data yang menunjukkan bahwa NVX-CoV2373 tidak hanya memberikan perlindungan lengkap terhadap bentuk penyakit yang paling parah, tetapi juga secara dramatis mengurangi penyakit ringan dan sedang di kedua uji coba," lata Stanley C. Erck, Presiden dan Chief Executive Officer Novavax.
Erck mengatakan, yang terpenting adalah kedua penelitian tersebut menegaskan efikasi vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan, terhadap beberapa jenis varian virus corona.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Studi di Inggris dan Afrika Selatan
Dalam keterangannya, Novavax menjelaskan bahwa uji klinis tahap tiga di Britania Raya melibatkan lebih dari 15 ribu peserta berusia 18 hingga 84 tahun, dengan 27 persen di atas 65 tahun.
Hasilnya, efikasi vaksin sebesar 96,4 persen melawan strain virus asli, dan 86,3 persen untuk varian B117/501Y.V1, yang beredar di Inggris. Dalam studi itu terdapat 106 kasus COVID-19 yang ditemukan, terdiri dari 10 pada kelompok vaksin dan 96 pada kelompok plasebo.
Selain itu, vaksin juga efektif terhadap penyakit parah, dengan dilaporkannya 5 kasus gejala parah dalam studi ini, yang semuanya ada di kelompok plasebo. Pada kelompok usia di atas 65 tahun, ditemukan 10 kasus COVID-19, dengan 90 persen terjadi pada kelompok plasebo.
Untuk uji klinis 2b di Afrika Selatan, peserta merupakan 2.665 orang dewasa sehat dan 240 orang dengan positif HIV yang stabil secara medis.
Hasil dari 147 kasus positif (51 di kelompok vaksin dan 96 kelompok plasebo menunjukkan, efikasi keseluruhan mencapai 48,6 persen terhadap virus corona, yang sebagian besar adalah varian B1351. Sementara di antara peserta negatif HIV, efikasi mencapai 55,4 persen.
"Baik dalam uji coba di Inggris dan Afrika Selatan, analisis menunjukkan bahwa vaksin dapat ditoleransi dengan baik, dengan tingkat kejadian parah dan serius yang rendah, dan secara medis mengalami efek samping pada hari ke-35, seimbang antara kelompok vaksin dan kelompok plasebo," kata Novavax.
Advertisement