Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Erlina Burhan menegaskan, Indonesia jangan dulu memikirkan tidak pakai masker seperti Amerika Serikat. Hal ini menyusul panduan terbaru Control and Prevention (CDC) memperbolehkan lepas masker bagi yang sudah lengkap vaksinasi COVID-19 (full vaccinated).
Terkait CDC bolehkan lepas masker, Erlina menambahkan, kita harus tetap melihat perkembangan COVID-19.
"Bahkan di negara New Zealand (Selandia Baru) kasusnya (COVID-19) sangat sedikit. Begitu ada kasus COVID-19, mereka langsung lockdown hingga sekarang penambahan kasusnya sangat sedikit," terang Erlina saat dialog Pentingnya Jaga Imunitas Tubuh Meski Sudah Divaksinasi pada Rabu, 28 April 2021.
Advertisement
"Di negara seperti itu pun, masker masih dipakai. Jadi, kita jangan dulu deh memikirkan tidak pakai masker."
Dalam hal ini, situasi COVID-19 di dunia pun dapat berubah-ubah, terlebih lagi saat ini terjadi lonjakan kasus COVID-19, seperti India.
"Kita lihat lagi, COVID-19 selalu berubah-ubah, selalu berkembang dinamis. Dan dinamikanya cepat sekali berubah. Sebelumnya, penularan COVID-19 lewat droplet (percikan) dan hanya orang sakit yang pakai masker," tambah Erlina yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta.
"Lalu kita tahu bisa juga orang sehat terinfeksi gejala, kebijakan berubah, baik orang sakit maupun tidak (sehat) wajib pakai masker. Selanjutnya, ada wacana potensi penularan COVID-19 lewat airborne (udara). Walaupun waktu itu belum pernyataan resmi, banyak ahli penelitian bilang ada sedikit data."
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Di AS, Bukan Berarti Sudah Bebas Masker
Menilik panduan terbaru CDC, dokter spesialis patologi klinik Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, kita harus mencermati bahwa yang dilonggarkan (lepas masker) baru sebagian kecil kondisi.
Anda dapat berkumpul di dalam ruangan dengan orang-orang yang divaksinasi penuh tanpa mengenakan masker atau berada dalam jarak 6 kaki (1 meter).
Anda dapat berkumpul di dalam ruangan dengan orang-orang yang tidak divaksinasi dari segala usia dari satu rumah tangga lain (misalnya, mengunjungi kerabat yang semuanya tinggal bersama) tanpa masker atau tetap berjarak sejauh 6 kaki, kecuali salah satu dari orang-orang tersebut atau siapa pun yang tinggal dengan mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit COVID-19.
Anda dapat berkumpul atau melakukan aktivitas di luar ruangan tanpa menggunakan masker, kecuali di tempat yang ramai, tulis CDC dalam situs resminya.
"Jadi, tidak berarti sudah benar-benar bebas masker (di AS)," kata Tonang dalam pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com, Kamis, 29 April 2021.
Ketika seseorang bepergian, CDC juga menekankan, penggunaan masker bagi warga AS seperti di transportasi publik tetap akan diminta. Para pelancong internasional masih harus menjalani tes COVID-19 setelah melakukan perjalanan, apalagi jika pernah berkontak dengan orang yang sakit (gejala COVID-19).
Jika Anda bepergian, Anda tetap harus mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Anda tetap akan diminta untuk mengenakan masker di pesawat, bus, kereta api, dan bentuk transportasi umum lainnya saat bepergian ke, di dalam, atau keluar dari Amerika Serikat, serta di pusat transportasi AS, seperti bandara dan stasiun.
Advertisement