Liputan6.com, Jakarta Legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido meninggal dunia pada usia 36 tahun. Markis Kido meninggal pada Senin, 14 Juni 2021 malam saat tengah bermain bulu tangkis di Tangerang.
Kabar meninggalnya Markis Kido diinformasikan Yuni Kartika. "BREAKING NEWS!! Telah meninggal dunia salah satu pebulu tangkis terbaik tanah air Markis Kido. Semoga amal dan ibadahnya diterima disisi Tuhan YME!! Amin. Selamat jalan Markis Kido…" tulis mantan pebulu tangkis tunggal putri itu di akun Twitternya.
Baca Juga
Kepada Bola Liputan6.com, Yuni hanya memberikan informasi singkat soal penyebab meninggalnya Markis Kido. "Serangan jantung," ucapnya.
Advertisement
Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika terjadi aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung sangat berkurang atau terputus sama sekali seperti mengutip laman Heart.
Hal ini terjadi karena arteri koroner yang mensupulai otot jantung dengan aliran darah menyempit akibat penumpukan lemak, kolesterol dan zat lain yang disebut plak. Proses terbentuknya plak ini lambat yang dikenal dengan istilah aterosklerosis.
Â
VIDEO: Markis Kido Meninggal Diduga karena Serangan Jantung
Gejala Khas Serangan Jantung
Gejala serangan jantung ada yang khas yakni ditandai dengan sakit dada seperti ditindih benda berat bahkan sakit sampai menjalar ke lengan kiri. Meski begitu, ada juga merasakan gejala yang berbea.
"Itu memang gejala khas serangan jantung namun ada juga yang tidak seperti itu, ada yang mengeluhkan sakit ulu hati atau sakit mag. Ada juga yang sakit punggung sampai menjalar ke depan, kondisi ini sering disebut angin duduk. Padahal itu sudah serangan jantung," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Lippo Village, Vito Damay dalam akun YouTube pribadinya.
Jika orang di dekat Anda merasakan hal tersebut apalagi ditambah keringat dingin sampai baju basah segera telepon rumah sakit dan bawa segera ke rumah sakit. Terlebih jika dia memiliki riwayat diabetes, darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
"Ketika itu terjadi segera bawa ke rumah sakit," kata Vito.
"Bukan ditepuk-tepuk carannya, bukan disuruh batuk-batuk," pesannya.
Jika orang tersebut tidak sadarkan diri, segera lakukan CPR atau pijat jantung luar dengan tangan. Cara ini lebih aman daripada memberikan napas buatan terlebih dalam kondisi pandemi seperti sekarang.
Â
Advertisement
Longgarkan Pakaian dan Konsumsi Obat Bila Punya
Sembari menunggu bantuan datang atau dalam perjalanan ke rumah sakit bantuorang tersebut untuk melonggarkan pakaian. Sehingga ia bisa bernapas dengan lebih baik seperti saran dokter Vito.
Bila orang tersebut memiliki obat pengencer darah maupun obat di bawah lidah yang sebenarnya adalah isosorbide dinitrate bisa diberikan.
"Tetap diberikan saja. Meski begitu tetap bawa ke rumah sakit karena prisin utama serangan jantung adalah segera bawa ke rumah sakit karena itulah yang bisa menolong dan kesempatan survive tinggi," pesannya.
Infografis Teh Artisan Lokal Gaet Pasar Kekinian
Advertisement