COVID-19 RI Menggila, Tim Mitigasi IDI dan 5 Organisasi Profesi Dokter Minta Agar PSBB Ketat

Rekomendasi ini sebagai upaya penanggulangan COVID-19 di Indonesia

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 27 Jun 2021, 19:53 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 18:51 WIB
FOTO: Rusun Nagrak Mulai Dihuni Pasien OTG COVID-19
Tenaga kesehatan mendampingi pasien OTG COVID-19 yang tiba di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta, Senin (21/6/2021). Koordinator Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Letkol Arifin mengungkapkan 33 pasien OTG dari Jakarta Utara diisolasi di Rusun Nagrak. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan 5 organisasi profesi dokter memberikan rekomendasi terkait penanganan COVID-19 di Indonesia, yang dalam beberapa hari terakhir kian merajalela.

Tercatat kasus COVID-19 per 17 Juni 2021 sebanyak 12.624 kasus dan menjadi di atas 20.000 pada 27 Juni 2021.

Jika dibandingkan dengan data 15 Mei 2021, terjadi peningkatan kasus virus COrona pada 17 Juni 2021 sekitar lebih dari 500 persen, diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan COVID-19.

Bed Occupation Rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU di atas 90 persen. Setidaknya lebih dari 24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90 persen. BOR untuk ICU dari berbagai RS mendekati angka 100 persen.

Dalam konferensi pers, Minggu (27/6/2021), Tim Mitigasi PB IDI mencatat, terjadi penumpukan pasien COVID-19 dan antrian panjang di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS di kota kota besar. Bahkan banyak pasien yang meninggal saat tiba di IGD.

Kondisi semakin memprihatikan dengan bertambahnya kasus pada dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya terkonfirmasi positif COVID-19. Ini perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri.

Kondisi ini menyebabkan keterbatasan tenaga melakukan pelayanan, keterbasaan fasilitas, dan SDM yang mengakibatkan rumah sakit kolaps. Apalagi terdapat varian baru virus Corona di berbagai kota di Indonesia.

Varian baru tersebut terutama varian Delta memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian dan menurunkan efektifitas vaksin COVID-19.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Rekomendasi Tim Mitigasi PB IDI dan 5 Organisasi Profesi Dokter

FOTO: Peningkatan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta
Seorang wanita yang mengenakan masker mengoperasikan gawai di uar RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Selasa (22/6/2021). Bertepatan dengan HUT ke-494 DKI Jakarta, ada peningkatan kasus COVID-19 yang sudah memasuki fase kritis. (merdeka.com/Imam Buhori)

Tim Mitigas PB IDI tidak ingin Sistem Kesehatan Indonesia menjadi kolaps. Oleh karena itu, Tim Mitigasi PB IDI dan Perhimpunan dokter-dokter spesialis yang terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), mendorong dan merekomendasikan:

1. Agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak terutama di Pulau Jawa minimal 2 minggu.

2. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PSBB yang maksimal.

3. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi untuk semua target populasi termasuk untuk anak dan remaja dan tercapai sesuai target, bila mungkin vaksinasi  lebih dari 2 juta per hari, perluas tempat pelayanan vaksinasi.

4. Melakukan tracing dan testing yang masif agar kasus ditemukan sedini mungkin, termasuk untuk anak dan remaja. Angka positivity rate dan jumlah tracing per 1000 orang per minggu sesuai dengan standar WHO dijadikan kinerja setiap Kepala Daerah.

5. Agar masyarakat termasuk anak-anak selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya.


Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya