Anak Bergejala Ringan COVID-19, IDAI Minta Orangtua Tak Panik

Apabila anak mengalami gejala ringan COVID-19, seperti demam dan flu, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B. Pulungan meminta orangtua tidak panik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Jun 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 16:00 WIB
Percibald Garcia
Penduduk melambaikan tangan ketika Percibald Garcia membaca buku untuk anak-anak dengan pengeras suara di kompleks perumahan Tlatelolco di Mexico City pada 18 Juli 2020. Lockdown akibat pandemi corona membuat arsitek muda itu memutuskan untuk berbagi cerita menghibur anak-anak. (AP/Marco Ugarte)

Liputan6.com, Jakarta Apabila anak mengalami gejala ringan COVID-19, seperti demam dan flu, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B. Pulungan meminta orangtua tidak panik. Orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter melalui telemedicine.

Cara ini sebagai langkah dini agar anak mendapat rekomendasi dan pertolongan atas gejala ringan COVID-19. Perawatan dan isolasi mandiri anak di rumah dapat dilakukan.

"Jika anak punya gejala ringan atau tanpa gejala COVID-19, (orangtua) jangan panik minta ke rumah sakit untuk dirawat. Ada fasilitas telemedicine untuk konsultasi gejala ringan atau tanpa gejala COVID-19," terang Aman saat konferensi pers, ditulis Selasa (29/6/2021).

"Sekali lagi, jangan panik dan jangan memaksakan anak buat dirawat di rumah sakit."

Dalam hal ini, bagi pasien COVID-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan, termasuk anak-anak dapatt dirawat di rumah. Terlebih lagi risiko perburukan kondisi anak mungkin dialami jika berkontak erat dengan pasien dewasa positif COVID-19 lainnya di rumah sakit.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Tidak Punya Ruang Rawat COVID-19 Anak yang Cukup

COVID-19 Mulai Terkendali, Begini Kehidupan Sehari-hari Warga Beijing
Seorang anak mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona berada di Kota Terlarang di Beijing (25/10/2020). Dengan wabah COVID-19 yang sebagian besar terkendali di dalam perbatasan China, rutinitas kehidupan sehari-hari yang normal telah mulai kembali untuk warganya. (AP Photo/Andy Wong)

Aman B. Pulungan menambahkan, perawatan COVID-19 anak dengan gejala ringan di rumah juga membantu pasien lain yang lebih membutuhkan ruangan, baik isolasi maupun ICU. Ruangan tersebut sangat dibutuhkan pasien COVID-19 bergejala berat dan kritis.

"Kalau mereka (anak-anak) terinfeksi, tapi tidak bergejala atau ringan, sudah rawat saja di rumah, tapi konsultasi dengan dokter," tambahnya.

"Ya, karena nanti pasien COVID-19 yang punya komorbid berat menjadi tidak dapat ruangan. Kita tidak punya ruangan perawatan COVID-19 anak yang cukup."

Serupa dengan pasien anak, bagi pasien dewasa yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala atau gejala ringan, harus isolasi mandiri di rumah saja. Kemudian tetap berkonsultasi dengan pusat layanan kesehatan atau dokter berwenang di wilayah setempat.

Dukung Vaksinasi COVID-19 Anak

Imunisasi Anak
Dokter dengan Alat Pelindung Diri memberikan vaksin radang otak pada anak di Rumah Vaksinasi Sawangan, Depok, Selasa (16/6/2020). Orang tua diminta tidak menunda pemberian imunisasi pada anak-anak yang masih harus menerima imunisasi lengkap di tengah pandemi Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebagai upaya mencegah anak terpapar dan menekan kasus COVID-19 pada anak, IDAI mendukung vaksinasi pada anak. Saat ini memang sedang ada upaya untuk melakukan vaksinasi COVID-19 kepada anak.

 "Jadi, memang kami hari Sabtu (26 Juni 2021) dari IDAI diajak untuk rapat dan insha Allah itu saya rasa Emergency Use Authorization itu keluar dari BPOM," lanjut Aman.

Walaupun begitu, Aman tidak banyak menjelaskan mengenai perkembangan vaksinasi COVID-19 pada anak ini. Dalam waktu dekat, akan ada konferensi pers bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait dengan vaksin untuk anak.

"Kalau ditanya IDAI terlibat, iya IDAI terlibat. IDAI terlibat dan IDAI ikut rapatnya. Kami sangat mendukung imunisasi pada anak," tambah Aman.

Peningkatan proporsi kasus COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia mencapai 12,6 persen. Proporsi kematian kasus konfirmasi positif COVID-19 usia 0-12 sebesar 1,2 persen. Ini bervariasi setiap pekannya. Tergantung jumlah testing dan kasus COVID-19.

Infografis Waspadai 3 Gejala Khusus Covid-19 pada Lansia

Infografis Waspadai 3 Gejala Khusus Covid-19 pada Lansia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspadai 3 Gejala Khusus Covid-19 pada Lansia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya