Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Andi Khomeini Takdir meminta masyarakat menggunakan dua lapis masker atau dobel untuk mencegah terpapar COVID-19.
"Mau varian apa pun yang nanti dirilis, kuncinya masker," kata dia dalam diskusi virtual, Selasa (29/6/2021).
Baca Juga
Heboh Salah Paham Isu Yovie & Nuno dan Hannah Al Rashid Soal Bayaran Video Musik, Sony Music Indonesia Buka Suara Meluruskannya
Jeje Govinda Klaim Menang Pilkada Bandung Barat, Ungguli Gilang Dirga dan Hengki Kurniawan
Ruben Amorim Sudah Tentukan Kandidat Rekrutan Pertama di Januari 2025, Bukan Bek Kiri
Memakai masker dobel bisa memberikan proteksi terhadap virus hingga 90 persen. Hal ini berdasarkan hasil studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Advertisement
"PR-nya kita sudah tahu bahwa itu tadi masker dengan dua lapis punya angka proteksi 90 persen. Which is itu lebih bagus dibandingkan hanya satu yang kita tahu tahun lalu," ujarnya.
Dokter yang bertugas di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet ini mengingatkan, transmisi COVID-19 bisa terjadi pada orang yang tidak menggunakan masker.Â
"Kalau banyak orang kena, rumah sakit makin penuh. Kalau semua orang disiplin, kasus itu akan terkendali," ucap dia.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Dominasi Varian Delta
Kementerian Kesehatan mencatat hasil pemeriksan sekuens genom virus SARS-CoV-2 pada 22 Juni 2021 ada 309 kasus varian baru COVID-19. 254 di antaranya merupakan varian Delta. Sementara sisanya, 49 kasus varian Alpha dan 6 kasus varian Beta.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan 309 kasus varian baru COVID-19 tersebar di 14 provinsi.
Khusus varian Delta yang memiliki tingkat penularan sangat tinggi tersebar di sembilan provinsi yakni DKI Jakarta dengan 96 kasus varian Delta, Jawa Tengah 80, Jawa Barat 48, Jawa Timur 18, Sumatera Selatan 3 dan Kalimantan Tengah 3. Kemudian Kalimantan Timur 3, Banten 2, Kalimantan Selatan 1.
Sementara 49 kasus varian Alfa ditemukan di 10 provinsi. Yakni, DKI Jakarta memiliki 33 kasus varian Alfa, Jawa Barat 6, Jawa Timur 2, Sumatera Utara 2 dan Jawa Tengah 1. Kemudian Sumatera Selatan 1, Bali 1, Kepulauan Riau 1, Riau 1 dan Kalimantan Selatan 1.
Adapun kasus varian Beta hanya tersebar di 3 provinsi yakni DKI Jakarta 4, Jawa Timur 1 dan Bali 1.
Â
Penulis: Supriatin/Merdeka.com
Advertisement