BPOM: Vaksin Moderna Aman, Bisa Digunakan untuk Orang dengan Komorbid

BPOM mengatakan bahwa vaksin COVID-19 Moderna juga dapat diberikan pada orang-orang dengan komorbid.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Jul 2021, 12:05 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2021, 11:44 WIB
FOTO: Kepala BPOM Paparkan Terkait Vaksin COVID-19 Sinovac
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan keterangan terkait vaksin COVID-19 di Gedung BPOM, Jakarta, Kamis (19/11/2020). Penny mengatakan Emergency Use of Authorization (EUA) vaksin COVID-19 Sinovac diharapkan bisa keluar pada minggu ketiga/keempat Januari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 Moderna di Indonesia.

Penny K. Lukito, Kepala BPOM, mengatakan bahwa berdasarkan kajian yang mereka lakukan bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilaian Vaksin COVID-19 dan ITAGI, vaksin Moderna dinyatakan aman.

"Secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2," kata Penny dalam konferensi pers virtualnya pada Jumat (2/7/2021).

Penny mengungkapkan, kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang paling sering dilaporkan adalah nyeri di tempat penyuntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan sendi.

"Kejadian ini umumnya didapatkan setelah penyuntikan kedua," kata Penny melanjutkan.

Selain itu, profil keamanan vaksin Moderna pada orang berusia dewasa di bawah 65 tahun mirip dengan kelompok usia di atas 65 tahun.

"Jadi aman," kata Penny.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Boleh Diberikan pada Orang dengan Komorbid

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Botol bertuliskan "Vaksin COVID-19" terlihat di sebelah logo perusahaan biotek Moderna, Paris, Prancis, 18 November 2020. Vaksin COVID-19 buatan Moderna diprediksi segera lolos BPOM Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA). (JOEL SAGET/AFP)

Penny juga menjelaskan bahwa berdasarkan data imunogenisitasnya, peningkatan titer antibodi dan netralisasi menunjukkan pada kelompok usia lansia lebih rendah dibandingkan dewasa.

"Data efikasi berdasarkan uji klinik fase 3, menunjukkan adanya 94,1 persen pada kelompok usia 18 sampai 65 tahun, dan 86,4 persen pada usia di atas 65 tahun," kata Penny.

BPOM juga mengungkapkan bahwa vaksin Moderna menunjukkan profil keamanan dan efikasi yang serupa pada kelompok populasi dengan komorbid.

"Jadi bisa diberikan pada populasi dengan komorbid berdasarkan hasil uji klinik fase 3, yaitu individu dengan penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver hati, dan HIV," kata Penny.

Vaksin mRNA Pertama yang Dapat Izin BPOM

Vaksin COVID-19 Moderna
Dalam perpanjangan kerja sama yang dilakukan pada Jumat (4/12/2020), Moderna Inc sepakat menambah 4 juta dosis vaksin COVID-19 untuk Israel.(AFP/Joel Saget)

Vaksin Moderna menjadi vaksin COVID-19 kelima yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM RI.

Sebelumnya, BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat bagi vaksin Sinovac dari China, vaksin Sinovac produksi Bio Farma, vaksin AstraZeneca/Oxford, serta vaksin Sinopharm.

Namun, vaksin Moderna merupakan vaksin COVID-19 berbasis mRNA pertama yang mendapatkan EUA dari BPOM, untuk dapat digunakan di Tanah Air.

"Vaksin ini didapatkan melalui COVAX Facility, yaitu jalur multilateral dan diproduksi oleh Moderna TX Incorporated USA," kata Penny.

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya