Kasus COVID-19 RI per 17 Agustus 2021 27 Kali Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan perbandingan kasus COVID-19 pada 2020 dan 2021.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Agu 2021, 10:37 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 10:37 WIB
Hening Cipta HUT ke-76 RI di Lokasi Vaksinasi
Ratusan masyarakat yang mengikuti vaksin Covid-19 memberi hormat saat memperingati HUT ke-76 RI di Jakarta, Selasa (17/8/2021). Hal tersebut dilakukan untuk mengenang jasa para pahlawan dalam memperjuangkan Kemerdekan Republik Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan perbandingan kasus COVID-19 pada 2020 dan 2021.

Menurut data yang ia rangkum, pada 17 Agustus 2020 atau bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan RI ke-75, ada 141.370 kasus COVID-19. Penambahan pada hari itu sebanyak 1.821 kasus baru.

Setahun kemudian, yakni pada 17 Agustus 2021, kasus COVID-19 membengkak jadi 3.803.479. Dengan kata lain, kasus COVID-19 di Indonesia dalam satu tahun telah naik lebih dari 27 kali lipat.

“Data 17 Agustus 2021 menunjukkan sudah ada 3.803.479 kasus COVID-19, naik lebih dari 27 kali lipat, dengan penambahan kasus baru sebanyak 20.741 orang,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (19/8/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Data Kematian

Sedang, data kematian dalam periode yang sama lebih menyedihkan lagi, lanjut Tjandra.

Menurutnya, data sampai 17 Agustus 2020 menunjukkan 6.207 warga meninggal akibat COVID-19 dan yang meninggal di catatan 17 Agustus 2020 adalah 57 orang.

Angka ini melonjak tajam, pada 17 Agustus 2021 total kasus meninggal yang dilaporkan sudah mencapai 120.013.

“Naik hampir 20 kali lipat.”

Sedang, jumlah kasus meninggal harian per 17 Agustus 2021 juga melonjak tinggi dibanding tahun sebelumnya yaitu 1.180 orang. Artinya, kasus meninggal harian naik lebih dari 20 kali lipat dari angka 57 yang meninggal dalam satu hari di tahun sebelumnya.


Tekan Angka Kematian

Terkait lonjakan tersebut, ia menegaskan bahwa upaya maksimal harus dilakukan guna menganalisis dan menekan serta menurunkan jumlah kematian.

Salah satu upaya maksimal yang dapat dilakukan adalah menganalisis penyebab masalah. Analisis perlu dilakukan dengan memerhatikan dua aspek yakni:

- Analisis tentang ribuan warga yang meninggal setiap hari. Berapa yang meninggal di rumah sakit, berapa yang meninggal di rumah, berapa yang sudah dibawa ke rumah sakit dan tidak dapat tempat. Serta, bagaimana pola umurnya, mana jenis komorbid paling banyak dan lain-lain.

- Aspek kedua adalah audit kasus kematian. Ini adalah prosedur yang sudah rutin dilakukan di berbagai rumah sakit.

“Kalau hasil audit kematian ini dikumpulkan dan dikompilasi maka akan didapat pola nasional tentang apa faktor-faktor yang berhubungan dengan tingginya angka kematian,” pungkasnya.

 


Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya