Varian Mu Virus Corona Penyebab COVID-19 Lebih Ganas dari Delta? Jubir Wiku: Masih Diteliti

Indikasi Varian Mu Virus Corona penyebab COVID-19 lebih ganas dibanding Varian Delta masih terus diteliti.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Sep 2021, 13:50 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 12:20 WIB
[Fimela] ilustrasi virus
ilustrasi virus | pexels.com/@shvetsa

Liputan6.com, Jakarta Indikasi Varian Mu virus Corona penyebab COVID-19 atau B.1621 lebih ganas dibanding Varian Delta masih terus diteliti. Hal itu seiring dengan Varian Mu dimasukkan ke dalam kategori Variant of Interest (VoI) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Agustus 2021.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. Varian Mu ditetapkan sebagai varian yang diamati atau Variant of Interest (VoI) oleh WHO.

"Varian yang masuk dalam kategori VoI merupakan varian yang mengalami perubahan pada susunan genetik. Hanya perubahan ini diprediksi dapat memengaruhi karakteristik virus," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 7 September 2021.

"Dengan demikian, indikasi karakteristik, seperti lebih ganas dibanding Varian Delta atau dapat menghindari kekebalan tubuh masih merupakan perkiraan dan terus diteliti lebih dalam."

Dari hasil Whole Genome Sequencing (WGS) Kementerian Kesehatan,Varian Mu belum terdeteksi di Indonesia. Di lingkup kawasan Asia, Varian Mu terdeteksi di Asia Timur pada Juli 2021, yakni Korea Selatan (4 Juli) dan Jepang (5 Juli).

Varian ini pun belum ditemukan di negara-negara Asia Tenggara sampai saat ini.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

5 Varian Virus Corona yang Diamati WHO

ilustrasi coronavirus/pexels
ilustrasi coronavirus/pexels

Varian virus Corona yang masuk kategori Variant of Interest (VoI) WHO masih diamati terkait perubahan genetik yang diperkirakan atau diketahui memengaruhi karakteristik virus, seperti penularan, keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, pelepasan diagnostik atau terapeutik.

Pengamatan juga mengiidentifikasi sebagai penyebab penularan, terutama di banyak negara dengan prevalensi relatif yang meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah kasus COVID-19 dari waktu ke waktu atau dampak epidemiologis nyata lainnya, yang menunjukkan risiko yang muncul terhadap kesehatan masyarakat global.

Data hingga 8 September 2021, berikut ini varian Corona yang tengah diamati WHO:

1. Eta (B.1525)

Menyebar di berbagai daerah pada Desember 2020 dan masuk VoI WHO pada 17 Maret 2021.

2. Iota (B.1526)

Pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada November 2020 dan masuk VoI WHO pada 24 Maret 2021.

3. Kappa (B.1617.1)

Pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020 dan masuk VoI WHO pada 4 April 2021.

4. Lambda (C.37)

Pertama kali terdeteksi di Peru pada Desember 2020 dan masuk VoI WHO pada 14 Juni 2021.

5. Mu (B.1621)

Pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021 dan masuk VoI WHO pada 30 Agustus 2021.

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya