Terlihat Sama, Inilah Bedanya Diare Akut dan Diare Kronis

Inilah perbedaan diare akut dan diare kronis.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2021, 09:00 WIB
Diare
Selain gangguan pernapasan, gangguan pencernaan juga merupakan gejala virus corona (sumber foto: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Diare dapat menyerang siapa saja, dari yang muda hingga tua, yang disertai dengan gejala seperti perut mulas, mual, serta bolak-balik buang air besar dengan feses cair. Namun, berdasarkan lama waktu berlangsungnya kondisi tersebut, diare bisa dibedakan menjadi diare akut dan diare kronis.

Diare akut berarti diare yang berlangsung selama kurang dari dua minggu. Sementara diare kronis adalah diare yang berlangsung selama lebih dari dua minggu.

Melansir Mayo Clinic, berikut ini cara membedakan antara diare akut dan kronis yang perlu Anda ketahui agar tidak salah penanganan.

Diare Akut

Diare akut merupakan gejala diare yang muncul tiba-tiba dan berlangsung selama kurang lebih tiga hari sampai sekitar seminggu. Penyebab utamanya adalah:

  • Infeksi saluran pencernaan akibat bakteri, virus, ataupun parasit yang didapat dari air dan makanan yang terkontaminasi maupun melakukan kontak langsung dengan orang lain yang sedang mengalami infeksi ini.
  • Mengonsumsi terlalu banyak minuman bersoda, minuman beralkohol, ataupun minuman yang mengandung kafein.
  • Keracunan makanan.
  • Efek samping dari obat-obatan tertentu.

Selain buang air besar dalam bentuk cair dengan frekuensi yang sering, diare akut juga bisa menimbulkan gejala, seperti muntah, terdapat darah atau lendir pada tinja, demam, sakit kepala, dan sakit perut.

Namun, dari semua gejala tersebut, dehidrasi adalah gejala yang paling perlu kamu waspadai dari diare akut. Dehidrasi ditandai dengan gejala berupa lemas, kram otot, sakit kepala, frekuensi buang air kecil berkurang, dan mulut kering.

Biasanya, diare akut bisa sembuh dalam beberapa hari setelah mengonsumsi obat, minum air putih yang cukup dan beristirahat.

Diare Kronis

Jika diare akut berlangsung paling lama sekitar satu hingga dua minggu, diare kronis lebih lama. Gejala diare kronis dapat berlangsung hingga empat minggu, bahkan lebih. Rata-rata sebuah penyakit dapat dikatakan kronis jika apabila sudah diderita dalam waktu yang lama atau berkembang secara perlahan-lahan.

Penyebab diare kronis pada umumnya adalah infeksi pencernaan jangka panjang atau masalah medis tertentu, seperti peradangan. Kondisi ini bisa sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Penyebabnya bisa infeksi oleh bakteri, parasit, dan virus. Selain infeksi, diare kronis juga bisa disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Gangguan pada usus, misalnya penyakit radang usus.
  • Gangguan pada pankreas.
  • Gangguan pada tiroid, misalnya hipertiroidisme.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh.
  • Penyakit turunan, misalnya yang menyebabkan defisiensi. Berkurangnya aliran darah pada usus.
  • Intoleransi tubuh terhadap makanan dan minuman tertentu, seperti susu sapi, fruktosa, atau protein kedelai.
  • Efek samping obat-obatan, seperti obat pencahar atau antibiotik.

Jenis diare ini juga berisiko tinggi menimbulkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. Itulah mengapa penderita diare kronis perlu mendapatkan penanganan medis dari dokter secepatnya.

 

Reporter: Lianna Leticia

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai.

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya