Liputan6.com, Jakarta - Kandungan parasetamol yang cukup tinggi ditemukan di perairan Teluk Jakarta oleh tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton, Inggris. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, aman atau tidak jika makan ikan atau kerang yang terkontaminasi obat farmasi tersebut.
Peneliti Oseanografi BRIN Zainal Arifin menjelaskan, pihaknya belum mempunyai data konsentrasi atau kandungan parasetamol ikan atau kerang yang terkontaminasi di Teluk Jakarta. Ditegaskan, parasetamol bukan dipergunakan dalam kegiatan budidaya.
Advertisement
Baca Juga
"Kita harus pahami, parasetamol ini bukan untuk kegiatan budidaya (ikan, kerang atau tambak lain), sehingga dampaknya lebih kepada unintended marine life. Kita tidak tahu apakah (ikan, kerang, biota lain) terkontaminasi atau tidak," jelas Zainal dalam Media Briefing Paracetamol di Teluk Jakarta pada Selasa, 5 Oktober 2021.
"Ini perlu peneltian lebih lanjut. Sifat parasetamol itu cepat terlarut (dalam air), life time-nya pendek."
Dalam hal ini, Zainal menekankan, efek kontaminasi kemungkinan lebih menyasar populasi biota laut yang ada di Teluk Jakarta.
"Tentunya, kalau konsentrasi parasetamol ada sepanjang waktu atau istilahnya long term exposure. Karena kalau saya lihat dari beberapa studi terkait, konsentrasi kecil dan terus-menerus mungkin berdampak ke biota laut atau sungai," terangnya.
Selain Parasetamol, Antibiotik Juga Polutan Bahaya
Selain pencemaran parasetamol, Zainal Arifin menambahkan, jenis polutan farmasi yang berbahaya, salah satunya antibiotik. Penggunaan antibiotik banyak digunakan dalam peternakan untuk membunuh bakteri.
"Dari studi tim peneliti Jerman dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang berbahaya itu antibiotik,. Bahkan kategorinya cukup berbahaya hingga sangat berbahaya," tambahnya.
"Kalau parasetamol ini kategorinya significant sampai moderate berbahaya, menurut studi dari Universitas Soedirman (Unsoed). Kalau antibiotik memang digunakan di peternakan untuk membunuh bakteri."
Terkait dampak dosis parasetamol dalam tubuh manusia, Zainal melanjutkan, setiap senyawa adalah racun, yang membedakan adalah dosis.
"Dosis yang benar, yaitu membedakan racun dan obat. Selama parasetamol diminum sesuai dosis yang benar dan resep dokter, tentu aman, sedangkan kalau berlebihan bisa mengganggu tubuh kita, seperti DNA," lanjutnya.
Advertisement