Seluk Beluk Gangguan Kesuburan, Mulai Dari Sulit Hamil Hingga Promil

Bagi pasangan menikah sudah lebih dari satu tahun dan belum memiliki keturunan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan segera.

oleh stella maris pada 02 Nov 2021, 00:00 WIB
Diperbarui 19 Okt 2021, 19:01 WIB
Ilustrasi kehamilan
Ilustrasi kehamilan/Shutterstock.

Liputan6.com, Jakarta Ketika bicara tentang kesuburan, sebenarnya hal ini bukan hanya berkaitan dengan wanita saja, tapi pria juga. Ya, kesuburan memang erat kaitannya dengan pasangan menikah yang mendambakan buah hati. 

Namun bagi pasangan yang usia pernikahannya sudah lebih dari satu tahun, namun belum mendapatkan keturunan, artinya ada gangguan kesuburan atau infertilitas. 

"Infertilitas adalah kondisi sulit hamil bagi pasangan usia subur, sudah menikah, dan berhubungan seksual aktif selama satu tahun," jelas Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan, sub spesialis Fertility & Hormon Reproduksi, dr Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K) dari OMNI Hospital Pulomas saat berbincang dengan tim Liputan6.com, Jumat (15/10). 

Pasangan dengan usia subur dan berhubungan intim rutin selama satu tahun pernikahan, lanjut dr Caroline, sebenarnya peluang kehamilannya mencapai 90%. Lalu pertanyaanya sekarang, faktor apa saja yang memengaruhi tingkat infertilitas? 

Ternyata, masalah sulit hamil dibagi menjadi dua faktor, yaitu pria dan wanita. dr Caroline menjelaskan faktor infertilitas pada pria dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas sperma. 

Sementara pada wanita, infertilitas disebabkan karena banyak faktor. Mulai dari disfungsi ovulasi di mana sel telur pada masa subur tidak besar dan pecah, sehingga sulit dibuahi, hingga adanya penyakit penyerta. Di antaranya endometriosis, PCO, tumor kandungan, seperti polip, miom, kista, dan adenomiosis. 

"Faktor lainnya adalah tuba atau saluran telur untuk pembuahan alami. Kedua tuba harus paten atau normal, tidak ada sumbatan," jelas dr Caroline yang saat ini menjabat sebagai Kepala Klinik Fertility, OMNI Hospital Pulomas. 

Pemeriksaan infertilitas Pria dan Wanita

Ilustrasi konsultasi untuk menjalani program kehamilan
Ilustrasi konsultasi untuk menjalani program kehamilan/Shutterstock.

Infertilitas menjadi salah satu masalah suami istri yang mengharapkan keturunan. Infertilitas pun bukan masalah yang sederhana karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam kehidupan suami istri. 

Bagi pasangan infertilitas primer atau belum pernah hamil sebelumnya, ada faktor utama berasal dari pria dan wanita. Seperti dijelaskan sebelumnya, faktor infertilitas pria dilihat dari kualitas dan kuantitas sperma. 

dr Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K) dari OMNI Hospital Pulomas
Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan, sub spesialis Fertility & Hormon Reproduksi,ahli bedah laparoskopi, dr Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K) dari OMNI Hospital Pulomas/Istimewa.

"Biasanya diketahui kondisi sperma dari analisa di laboratorium, dengan menilai konsentrasi sperma, berapa jumlahnya, gerak sperma akan dilihat apakah lemah atau progresif cepat lurus ke depan. Bentuk sperma juga akan dinilai apakah bentuk kepala, leher, dan ekor sperma normal," jelas dr Caroline. 

Sementara untuk mengetahui infertilitas pada wanita, umumnya dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan. Mulai dari USG transvagina untuk melihat sel telur, histeroskopi guna melihat rongga dalam rahim. 

"Dokter juga akan menjadwalkan untuk HSG untuk mengecek saluran tuba apakah paten atau nonpaten. Untuk bisa terjadinya pembuahan, tuba harus panten, jangan sampai ada saluran telur yang mampet," kata dr Caroline (akun Instagram @drcarolinetirtajasaspogk).

Penanganan Infertilitas

Penting diketahui bahwa fertilitas atau kesuburan dipengaruhi oleh usia. Inilah alasan yang menyarankan agar pasangan menikah menjalankan program kehamilan (promil) sebelum usia 35 tahun. Ya, ternyata fertilitas seseorang akan menurun sesudah usia 35 tahun. 

Nah bagi pasangan menikah sudah lebih dari satu tahun dan belum memiliki keturunan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan segera. Hal itu penting, untuk mengetahui kesehatan reproduksi dan penyebab infertilitasnya. 

Nantinya dokter akan melakukan evaluasi pasangan infertil, dengan mengidentifikasi penyebab infertilitas, sebelum dilanjutkan ke program kehamilan. Lalu tahapannya apa saja untuk penanganan infertilitas? 

Pastinya di awal, pasien harus bertemu dokter, untuk mengetahui pola menstruasi. USG trasnvagina, histeroskopi, HSG, dan analisis sperma untuk pria. 

"Setelah dilakukan pemeriksaan, akan dievaluasi untuk menjalankan promil terbaik yang seperti apa. Jika dilakukan promil alami biasanya saya akan memberikan stimulasi berupa obat dan suplemen, memberikan informasi mengenai timing terbaik ovulasi," jelas dr Caroline. 

Namun jika proses promil alami atau kehamilan alami sulit diwujudkan, ada jalan lain. Adalah inseminasi atau bayi tabung. Nah yang harus diketahui, apapun promil yang dilakukan (alami, inseminasi, atau bayi tabung) proses dilakukan dengan stimulasi ovarium, yaitu proses pembesaran sel telur. 

Dalam proses inseminasi misalnya, kata dr Caroline, dimulai dari langkah sederhana, yaitu dengan injection atau suntikan untuk memperbesar sel telur, agar matang dan bisa dibuahi sperma. 

"Setelah stimulasi, dimulai inseminasi pada H3 dengan mengonsumsi obat untuk membesarkan sel telur. Lalu H11 siklus haid, dilakukan USG transvagina untuk mengetahui apakah ada sel telur yang besar atau tidak," jelas dr Caroline yang ahli dibidang bedah laparoskopi. 

Kemudian dilanjutkan dengan proses sperm preparation oleh petugas laboratorium. Petugas, lanjut dr Caroline akan memilih sperma, mencuci sperma, dan dipilih sperma yang berkualitas (progresif). 

"Kemudian setelah dipilih sperma terbaik, lewat kateter kecil, dimasukkan ke rongga dalam rahim dan ditunggu selama satu minggu masa menstruasi. Jika pasien tidak menstruasi, artinya inseminasi berhasil," katanya. 

Ilustrasi proses bayi tabung
Ilustrasi proses bayi tabung/Shutterstock.

Namun jika inseminasi yang dilakukan tiga kali terus menerus mengalami kegagalan, jalan terakhir yang harus ditempuh dengan bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). 

"Bedanya, inseminasi yang dimasukkan ke rongga dalam rahim adalah sel sperma, kalau bayi tabung sudah dalam bentuk embrio. Jadi nanti tinggal menunggu, apakah embrio itu mau menempel atau tidak ke rahim," jelas dokter yang ahli menangani Inseminasi & Bayi Tabung (In Vitro Fertilization). 

Nah, sekarang sudah tahu kan tentang segala hal yang berkaitan dengan kesuburan? Ya, intinya infertilitas terjadi bukan hanya dipengaruhi oleh satu pasangan saja. Kedua pasangan (suami dan istri) yang ingin menjalankan promil wajib diperiksa kondisi kesehatan reproduksinya. 

Untuk informasi lebih lanjut, kamu dapat mengecek jadwal dan pendaftaran pemeriksaan ke Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Subspesialis Fertility & Hormon Reproduksi Ahli Bedah Laparoskopi, dr Caroline (akun Instagram @drcarolinetirtajasaspogk) di OMNI Hospital Pulomas, Jakarta, dengan menghubungi 0819-1453-7518 (Ronald).

 

(*) 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya