Liputan6.com, Jakarta - Amarah yang muncul secara tiba-tiba bisa membuat orang lain terkejut. Apalagi jika dilengkapi dengan ledakan yang membuat suasana menjadi intens. Namun, sebenarnya, semendadak apapun rasa marah muncul, selalu ada alasan di baliknya lho.
"Marah itu tidak membuat Anda menjadi orang jahat. Meskipun mengklasifikasikannya dalam kategori seperti emosi baik dan emosi buruk jadi hal yang umum. Namun, sebenarnya emosi itu sendiri tidak ada baik atau buruknya," ujar psikolog klinis Lori Ryland dikutip Bustle, Selasa (26/10/21).
Baca Juga
Kemarahan seringkali merupakan efek samping dari suatu hal seperti kelelahan, bahkan kelaparan. Marah juga bisa jadi cara bagi tubuh dan pikiran untuk memberitahu Anda bahwa ada sesuatu yang salah, juga dapat disertai oleh kecemasan dan kepanikan.
Advertisement
"Tetapi ada kesamaan, apapun masalahnya, setiap kita merasakan suatu emosi yang diinginkan atau tidak, itu merupakan indikasi bahwa kita mungkin perlu mengambil tindakan dan melakukan sesuatu terkait hal tersebut," ujar certified therapist, Christina Harrison.
Saat marah, Anda mungkin akan menyadari sesuatu. Itulah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan pada diri sendiri terkait fisik dan mental untuk tahu apa yang harus dilakukan untuk merasa lebih baik.
Namun, jika Anda merasa tak kunjung memahami penyebab kemarahan yang muncul, maka berikut beberapa penyebab yang mungkin bisa menjelaskan alasan dibalik kemarahan Anda.
1. Pemicu yang tak disadari
Jika Anda merasa tiba-tiba marah tanpa sebab, itu mungkin karena ada alasan yang tidak ada sadari. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga bisa menunjukkan gangguan stres pasca trauma, yang menyebabkan kemarahan muncul ketika ada hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
"Pemicunya bahkan bisa halus seperti aroma, gambar, atau pikiran yang datang tiba-tiba. Jika Anda merasa bahwa kemarahan muncul tanpa alasan, Anda harus memperhatikan faktor internal dan eksternal," kata konselor kesehatan mental, Jose Ramirez.
2. Kebiasaan menahan
Kemarahan juga bisa muncul ketika Anda terbiasa menahan perasaan, yang mana bisa terjadi dengan sahabat, kekasih, keluarga, bahkan rekan kerja. Kondisi di mana Anda memiliki harapan yang belum dikomunikasikan dengan jelas pada orang-orang yang bersangkutan.
Apalagi jika Anda cenderung menjalani hari dengan berharap segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan Anda tanpa pernah mengomunikasikannya, maka pada akhirnya emosi akan meluap dengan kekesalan dan kemarahan yang tiba-tiba.
3. Kecemasan
"Kemarahan bisa menjadi indikasi dari kecemasan. Coba pahami apakah Anda memang memiliki gangguan kecemasan atau sedang mengalami momen yang memicu kecemasan atau tidak. Dalam dua kasus tersebut, kemarahan jadi cara untuk melepaskan ketegangan internal," ujar terapis Karen R. Koenig.
Ketika tubuh berada dalam ketakutan yang konstan, maka emosi mudah untuk datang. Seperti ketika Anda sedang gugup untuk wawancara kerja tapi malah membentak siapapun yang berusaha berkomunikasi dengan Anda, misalnya.
Advertisement
4. Terlalu stres
Kemarahan dapat muncul ketika Anda sedang merasa sibuk, kewalahan, dan sangat stres. Beberapa ahli menggambarkan kondisi ini sebagai emosi jangka pendek. Pada kondisi ini, Lori menyarankan Anda untuk melepaskan tenaga yang terpendam dengan jalan-jalan atau bercerita dengan orang terdekat.
"Strategi lainnya yang bisa Anda coba ialah melakukan meditasi, atau mengambil satu hari penuh untuk menenangkan pikiran dengan kegiatan yang menyenangkan hati. Recharge," ujar Lori.
5. Ketakutan
Christina mengungkapkan bahwa kemarahan biasanya merupakan emosi sekunder. Misalnya, ketika mengemudi, kita cenderung memikirkan urusan kita sendiri dan mengikuti aturan lalu lintas yang berlaku. Namun tiba-tiba orang lain datang dengan kecepatan tinggi, memotong jalan, dan sebagainya.
"Pada saat itu, emosi pertama sebenarnya adalah rasa takut. Takut akan kecelakaan, melukai orang lain, dll. Baru kita membuat narasi bahwa pengemudi tersebut ceroboh, sembrono, dan tidak pengertian. Perilaku mereka mengancam kesejahteraan kita sehingga memicu kemarahan," kata Christina.
Lain kali, jika Anda merasa marah tanpa alasan, pertimbangkanlah apakah ada hal-hal yang mungkin mengejutkan Anda atau membuat Anda merasa tidak aman. Dari sanalah Anda mungkin punya penjelasan terkait emosi yang muncul.
Infografis
Advertisement