Pasien Autoimun Kulit Bisa Ikut Vaksinasi COVID-19, Asal...

Vaksinasi COVID-19 mungkin telah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para pasien autoimun.

oleh Diviya Agatha diperbarui 05 Nov 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2021, 07:00 WIB
Kenali 3 Jenis Penyakit Autoimun Kulit yang Kerap Muncul Selama Pandemi Covid-19
Berikut 3 jenis penyakut autoimun yang kerap muncul selama pandemi Covid-19. (pexels/cats coming).

Liputan6.com, Jakarta Bagi pasien autoimun, vaksinasi COVID-19 mungkin menjadi kekhawatiran tersendiri. Pertanyaan terkait kapan dan apakah boleh mengikuti vaksinasi pun kerap bermunculan pada pasien autoimun kulit.

"Salah satu pertanyaan yang kerap muncul terkait autoimun kulit yaitu mengenai kapan dan apakah pasiennya boleh vaksin COVID-19. Tentu bisa divaksin tapi pastinya ada pemeriksaan terlebih dahulu,” ujar dr. Anthony Handoko, SpKK dalam acara daring bertema Kenali Autoimun Kulit yang Kerap Muncul Selama Pandemi bersama Klinik Pramudia ditulis Kamis (4/11/21).

Anthony mengungkapkan, jika para pasien autoimun kulit telah melakukan skrining dengan baik, dokter pun bisa memberikan saran terkait kapan mereka bisa melakukan vaksinasi COVID-19.

"Yang paling penting adalah pengetahuan yang cukup dari pasien dan masyarakat secara umum terkait penyakitnya, bagaimana mencegahnya agar tidak kambuh, cara pengobatan yang benar dan kapan harus berobat," ujar Anthony.

"Sampai akhirnya jika semuanya sudah terskrining dengan baik, dokter akan bisa memberikan saran kapan mereka bisa melakukan vaksinasi COVID-19," tambahnya.  

Hal tersebut juga selaras dengan pemaparan spesialis kulit dan kelamin, Amelia Soebyanto. Ia menjelaskan bahwa pasien autoimun kulit tentu boleh mendapatkan vaksinasi COVID-19.

"Asalkan kondisinya terkontrol dan penggunaan obat sesuai dengan anjuran dan dibawah pengawasan dokter spesialis kulit. Selain itu, perlu ada konsultasi menyeluruh pada pasien dengan penyakit penyerta seperti nyeri sendi, kadar gula yang tinggi, dan tekanan darah tinggi,” ujar Amelia.

Autoimun kulit merupakan penyakit bersifat kronis dan kambuhan. Pengobatannya pun masih terbatas untuk mengatasi peradangan dan mengendalikan sistem imun yang terlalu aktif.

Sehingga, pasien autoimun juga dihimbau untuk selalu melakukan kontrol rutin. Serta memiliki pola hidup yang sehat guna memiliki kualitas hidup yang juga lebih baik.

 

Meningkat saat Pandemi COVID-19

dr. Anthony Handoko, SpKK dalam acara Kenali Autoimun Kulit yang Kerap Muncul, Rabu (3/11/21).
dr. Anthony Handoko, SpKK dalam acara Kenali Autoimun Kulit yang Kerap Muncul yang dilakukan secara daring pada, Rabu, 3 November 2021.

Anthony juga mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan pada kasus-kasus pasien autoimun kulit seperti psoriasis, vitiligo, dan urtikaria selama masa pandemi.

"Autoimun kulit seperti vitiligo, psoriasis, dan urtikaria, ketiganya merupakan kasus-kasus yang cukup meningkat di Klinik Pramudia selama masa pandemi ini,” kata Anthony.

Hal tersebut dinilai terjadi karena stres yang ikut meningkat dan membuat autoimun kulit menjadi lebih sering kambuh, bahkan menjadi lebih parah dari biasanya.

"Jadi dengan adanya stres yang tinggi ini terutama selama masa pandemi membuat penyakit autoimun kulit ini menjadi lebih sering kambuh. Kambuhnya kadang menjadi jauh lebih berat dibanding biasanya," ujar Amelia.

Terlebih, para pasien menjadi lebih takut untuk memeriksakan diri karena membatasi aktivitas di luar rumah. Padahal deteksi dini, pengobatan yang cepat dan tepat menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan bagi para pasien autoimun kulit.

"Pada intinya, jangan takut memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit di masa pandemik ini karena tentu saja prosedur konsultasi dan pemeriksaan semuanya sesuai dengan protokol kesehatan," kata Amelia.

Infografis

Infografis Benarkah Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Makanan? (Liputan6.com/Niman)
Infografis Benarkah Covid-19 Bisa Menyebar Melalui Makanan? (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya