Meski Terkendali, Kesenjangan Penanganan Pandemi COVID-19 Masih Terjadi

Saat ini kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah terkendali. Namun ternyata, kesenjangan dalam penanganannya pun masih terjadi.

oleh Diviya Agatha diperbarui 20 Nov 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2021, 07:00 WIB
Vaksinasi Dosis Kedua di Indonesia Capai 41,45 Persen
Tenaga kesehatan saat menyiapkan vaksin Covid-19 dosis kedua di Gelanggang Remaja Pulogadung, Rawamangun, Jakarta, Kamis (18/11/2021). Kementerian Kesehatan mencatat, capaian vaksinasi dosis kedua di Indonesia telah mencapai 86.335.923 orang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto mengungkapkan bahwa saat ini kondisi pandemi COVID-19 sudah terkendali.

"Situasi saat ini sudah sangat baik untuk Indonesia karena COVID-19 mulai terkendali. Kita harus bisa mempertahankan, dari memerangi menjadi mempertahankan situasi jadi lebih baik," ujar Agus dalam diskusi Usulan Usulan Masukan Peta Jalan Adaptasi Pengendalian dan Pemulihan Dampak COVID-19 untuk Sektor Kesehatan, Jumat (19/11/2021).

Meskipun begitu, Agus menuturkan bahwa kesenjangan dalam penanganan pandemi COVID-19 pun masih kerap terjadi. Kesenjangan yang terjadi pun tak hanya terjadi antar negara, namun juga pada tingkat nasional.

Hal tersebut ditunjukkan lewat ketersediaan vaksin pada beberapa negara dan capaian vaksinasi yang belum kunjung merata di Indonesia.

"Sebagai contoh ada 600 juta vaksin di dunia tetapi ada beberapa negara di Afrika yang belum mendapatkan (vaksin), di Asia Tengah juga ada yang belum. Per April kemarin di Afrika masih ada 10 negara yang belum mendapatkan vaksin," kata Agus.

"Saya kira ini menjadi bagian penting bagaimana epidemi itu tercapai. Bila hal ini tidak tercapai, maka kita terus dalam ancaman dengan COVID-19 ini," tambahnya.

Menurut Agus, mengubah situasi pandemi menjadi endemi tidak bisa dilakukan langsung begitu saja. Masyarakat bersama-sama pun harus melewati situasi epidemi terlebih dahulu, yang mana dapat dilakukan salah satunya lewat kesetaraan dalam stok vaksin.

Kesenjangan vaksinasi

Agus mengungkapkan bahwa sebagai salah satu negara yang besar, Indonesia memiliki kewajiban untuk mengubah situasi dari pandemi menjadi epidemi. Hal tersebut bisa dicapai apabila adanya solidaritas antar satu sama lain.

"Pak jendral WHO (World Health Organization) kan sudah menyertakan pentingnya solidaritas antar negara. Jumlah vaksin yang terbesar masih ada di Eropa dan dipergunakan di Amerika, tentunya ini juga menteri kita ibu Menlu (Menteri Luar Negeri) sudah mendorong supaya bagaimana adanya solidaritas," kata Agus.

Tak hanya itu, beberapa provinsi di Indonesia pun masih tercatat memiliki cakupan vaksinasi yang rendah yakni baru sekitar 20 hingga 30 persen. Seperti yang terjadi di Papua, misalnya.

"Contoh dari segi vaksin saja datanya, ada provinsi yang luar biasa sudah tinggi. Tapi juga ada provinsi yang baru 20-30 persen. Tentu ini menjadi bagian penting dari upaya-upaya mengubah pandemi jadi endemi," ujar Agus.

Infografis

Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 9 Strategi Antisipasi Potensi Gelombang III Covid-19 Saat Libur Nataru. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya