Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia tetap terjaga melandai, menurut Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, patut disyukuri bersama. Apalagi beberapa negara lain dengan cakupan vaksinasi COVID-19 yang sudah 70 atau 80 persen tetap saja mengalami kenaikan kasus COVID-19 cukup tinggi, sedangkan cakupan vaksinasi Indonesia masih di bawah 50 persen.
Serupa dengan Indonesia, Tjandra mencontohkan, India termasuk salah satu negara dengan kasus COVID-19 terjaga melandai sejak beberapa bulan yang lalu dengan cakupan vaksinasi di bawah 50 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Salah satu analisa, kenapa India dapat menjaga kasusnya tetap rendah adalah sudah cukup banyaknya penduduk yang ternyata sudah punya antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19," terang Tjandra Yoga kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Senin, 22 November 2021.
Data terakhir per Oktober 2021 menunjukkan, 97 persen penduduk New Delhi sudah memiliki antibodi dalam derajat tertentu, baik karena sudah divaksin COVID-19 maupun tertular secara alamiah (antibodi alamiah).
Laporan survei antibodi (seroprevalensi) seropositif 97 persen di atas adalah survei ke-6 yang dilakukan di New Delhi. Angka-angka sebelumnya memang menunjukkan kenaikan secara bertahap, mulai 22,8 persen pada Juli 2020, 28,7 persen di Agustus 2020, 25,1 persen pada September 2020. Kemudian 25,5 persen pada Oktober dan 56,13 persen pada Januari 2021.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Survei Antibodi di Sejumlah Kota di India
Selain survei berkala, Tjandra Yoga Aditama melanjutkan, ada juga survei antibodi berskala cukup besar seperti yang dilakukan All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), yang mendapatkan angka seropositifas di New Delhi adalah 67 persen pada puncak gelombang COVID-19 yang lalu.
Selanjutnya, ada survei dari Council of Science and Industrial Research di New Delhi yang menunjukkan seroprevalensi 80 persen beberapa waktu setelah puncak gelombang COVID-19 menghantam India.
"Dalam survei antibodi ke-6 New Delhi sebagian sampel akan diteliti secara lebih mendalam tentang kadar antibodi yang terbentuk sehingga dapat lebih diketahui kadar proteksi yang ada di masyarakat," jelas Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.
Tak hanya di New Delhi, survei antibodi serupa dilakukan di kota bisnis terbesar India, yaitu Mumbai/ Bombay. Hasil survei ke-5 di Mumbai menunjukkan, antibodi terhadap COVID-19 sudah ditemukan pada 90,26 persen dari mereka yang sudah divaksin dan 79,86 persen pada mereka yang belum divaksin.
"Kalau digabung datanya, maka antibodi terhadap virus SARS CoV-2 sudah ada pada 86,64 persen penduduk kota Mumbai, 85,07 persen pada pria dan 88,29 persen pada wanita," jelas Tjandra.
Advertisement