Liputan6.com, Jakarta Diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular yang banyak terjadi pada orang Indonesia. Namun ternyata tak hanya itu, pasien yang mengalami hipertensi juga ternyata meningkat.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian (Kemenkes) Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Abdul Kadir mengungkapkan bahwa berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2018, diabetes melitus naik sekitar 6,7 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga
"Hipertensi juga mengalami peningkatan, naik 25,8 persen. Makin banyak orang hipertensi sekarang. Ya mungkin karena tekanan hidup, mungkin juga karena faktor lingkungan, faktor pekerjaan," ujar Abdul dalam Diskusi Publik Layanan Tatalaksana Penyakit Kronis Terintegrasi dan Inovatif ditulis Kamis, (16/12/2021).
Advertisement
Berkaitan dengan hal tersebut, Abdul mengungkapkan bahwa Kemenkes berharap BPJS Kesehatan melalui prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) dapat membantu pasien penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi.
"Saya harap prolanis ini betul-betul dikaji dan yang paling penting dilakukan evaluasi, apakah implementasi prolanis di lapangan sesuai dengan yang diharapkan," kata Abdul.
"Jangan sampai programnya ada, tapi program di lapangannya tidak sesuai dengan yang kita harapkan," tambahnya.
6 Pilar Transformasi
Berkaitan dengan penanganan kesehatan di Indonesia, Abdul mengungkapkan bahwa saat ini Kemenkes sedang menyusun transformasi sistem kesehatan yang diperkuat melalui keenam pilar tersebut.
Keenam pilar tersebut adalah transformasi di bidang layanan primer, layanan sekunder, sistem layanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan teknologi kesehatan.
"Khusus untuk layanan transformasi primer itu dilakukan dengan memastikan bahwa layanan primer itu fokus untuk menciptakan orang sehat," kata Abdul.
"Jadi bagaimana kita fokus menciptakan orang sehat, dan fokus pada langkah preventif dan promotif," tambahnya.
Advertisement