Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan dikenal memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Beredar pula anggapan bahwa puasa dapat membuat kadar gula darah dalam tubuh menjadi normal.
Hal ini mendapat tanggapan dari dokter spesialis gizi klinik RS EMC Tangerang, Kristina Joy Herlambang. Menurutnya, anggapan ini secara singkat dapat disebut fakta tapi dengan banyak catatan.
Advertisement
Baca Juga
“Singkatnya fakta, tapi dengan banyak catatan. Tergantung kondisi pasiennya seperti apa, kontrol gula darahnya seperti apa, dan puasanya seperti apa,” kata dokter yang akrab disapa Joy dalam Healthy Monday bersama Liputan6.com, di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Advertisement
Hal ini tentu tidak berlaku bagi orang yang puasa tapi saat berbuka banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana.
“Konsumsi minuman manis yang kandungan gulanya tinggi, makanan banyak tepung mengandung gula, rendah serat, tidak ada nutrisi vitamin dan mineralnya, proteinnya kurang, ya itu enggak menjadi puasa yang bermanfaat, malah bisa jadi memberatkan kondisi pasiennya,” jelas Joy.
Sebaliknya, jika puasa disertai dengan konsumsi makanan yang sehat secara bijak, maka ini akan bermanfaat baik termasuk menormalkan kadar gula darah.
“Kalau kita puasanya yang benar, dengan konsumsi bahan makanan yang tinggi serat, tinggi protein, bahan makanannya segar, mengandung nutrisi tinggi, banyak vitamin dan mineralnya juga, tentu saja itu bermanfaat dan justru gula darahnya akan jadi lebih baik,” ucapnya.
Apakah Puasa Aman untuk Pasien Gula Darah Tinggi?
Joy menambahkan, kondisi gula darah tinggi menentukan seseorang boleh menjalani puasa atau tidak.
“Nah ini harus kita dulu, gula darah tingginya tuh setinggi apa, nah kita harus lihat bagaimana sih kontrol gula darahnya dia. Kita lihat hasil lab-nya, kalau HbA1c-nya tuh masih oke, kalau kontrol gula darahnya bagus, sebetulnya puasa itu justru akan bermanfaat bagi dia.”
“Jadi kita pantau dan kita kasih saran juga pengontrolan makanannya itu seperti apa selama puasa, saat buka, saat sahur, yang boleh dan enggak bolehnya, yang harus dihindari itu apa aja,” jelasnya.
Sebaliknya, bagi pasien yang gula darahnya belum stabil dan masih menggunakan insulin, maka pasien harus hati-hati sekali.
Advertisement
Makanan Apa yang Baik untuk Buka dan Sahur?
Joy pun menerangkan makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi saat buka dan sahur agar gula darah tetap stabil.
“Buka puasa dengan minuman, air putih, air kelapa, itu masih aman. Makanan pertama boleh dengan kurma karena walau manis tapi dia punya zat nutrisi yang lain, ada selenium, zinc, serat, dan dengan dikunyah perlahan itu meningkatkan gula darah tapi glikemik indeksnya baik.”
Artinya, kurma tidak menyebabkan lonjakan glukosa darah dalam tubuh sehingga aman dikonsumsi saat buka puasa.
Makanan Tinggi Serat dan Tidak Digoreng
Setelah membatalkan puasa, makanan selanjutnya yang dapat dilahap adalah bahan tinggi serat yang tidak digoreng.
“Misalnya sayur-sayuran segar, itu banyak seratnya, banyak vitamin mineralnya, dan serat yang tinggi akan membantu mengontrol gula darah,” papar Joy.
“Selain serat, protein dan lemak yang sehat juga membantu mengontrol gula darah. Jadi proteinnya itu kita usahakan dari bahan makanan yang alami, kalau ikan ya ikan yang bukan dikeringkan, ikan asin. Jadi kalau bisa ikan segar, ayam, telur, bahan olahan daging.”
Joy juga menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan kaleng atau makanan instan yang banyak mengandung garam.
“Jangan lupa pilih karbohidrat yang kompleks, supaya lonjakan gula darahnya juga tidak terlalu tinggi hingga drop dan malah menyebabkan keluhan lagi. Karbohidrat kompleks itu adalah bahan makanan yang tidak banyak menggunakan tepung.”
“Contohnya, nasi, kentang, umbi-umbian. Kalau cuman kita kukus itu oke, tapi kalau jagungnya udah jadi popcorn, ubinya jadi bola-bola ubi, itu lain lagi. Kalau olahannya sudah terlalu jauh biasanya manfaatnya yang kita dapatkan tidak sebaik itu,” pungkasnya.
Advertisement
