Seorang pemimpin benar-benar lahir dan tidak dibuat-buat. Ilmuwan menemukan sebuah gen yang bisa mempengaruhi apakah seseorang cenderung memerintah atau diperintah.
Menurut peneliti, ada dua jenis gaya kepemimpinan. Yang pertama adalah gaya consideration, yaitu pemimpin yang menampilkan perilaku hangat dan menunjukkan perhatian dan dukungannya terhadap bawahan.
Gaya kepemimpinan kedua adalah Initiating Structure, yaitu seorang pemimpin yang menunjukkan peran dan kedudukannya dalam rangka mencapai tujuan.
Seperti dilansir News, Jumat (18/1/2013), setelah menganalisis sampel DNA dari 4.000 orang, tim dari University College London menemukan bahwa peserta dengan gen kepemimpinan yang sampai 25 persen lebih memiliki peran dalam pengawasan di tempat kerja.
"Kami telah mengidentifikasi genotipe, yang disebut rs4950, yang tampaknya bisa dikaitkan dengan berlalunya kemampuan kepemimpinan secara turun temurun," tulis pimpinan ilmuwan Dr Jan-Emmanuel De Neve, dalam jurnal Leadership Quarterly.
Namun, ia mengatakan bahwa dengan setengah memiliki gen, pengalaman dan lingkungan masih memiliki peran yang lebih besar dalam memperoleh pekerjaan yang baik.
Para peneliti menyarankan untuk semua perusahaan suatu hari nanti bisa menjalankan tes genetik pada pelamar kerja untuk menilai potensi kepemimpinan.
"Kita harus secara serius mempertimbangkan hal itu untuk memperluas perlindungan saat melawan diskriminasi genetik dari perawatan kesehatan untuk kerja," menurut laporan itu.
Tim ini menganalisa dua studi kesehatan besar di Amerika Serikat, yaitu The National Longitudinal Study of Adolescent Health dan The Framingham Heart Study. (Fit/Igw)
Menurut peneliti, ada dua jenis gaya kepemimpinan. Yang pertama adalah gaya consideration, yaitu pemimpin yang menampilkan perilaku hangat dan menunjukkan perhatian dan dukungannya terhadap bawahan.
Gaya kepemimpinan kedua adalah Initiating Structure, yaitu seorang pemimpin yang menunjukkan peran dan kedudukannya dalam rangka mencapai tujuan.
Seperti dilansir News, Jumat (18/1/2013), setelah menganalisis sampel DNA dari 4.000 orang, tim dari University College London menemukan bahwa peserta dengan gen kepemimpinan yang sampai 25 persen lebih memiliki peran dalam pengawasan di tempat kerja.
"Kami telah mengidentifikasi genotipe, yang disebut rs4950, yang tampaknya bisa dikaitkan dengan berlalunya kemampuan kepemimpinan secara turun temurun," tulis pimpinan ilmuwan Dr Jan-Emmanuel De Neve, dalam jurnal Leadership Quarterly.
Namun, ia mengatakan bahwa dengan setengah memiliki gen, pengalaman dan lingkungan masih memiliki peran yang lebih besar dalam memperoleh pekerjaan yang baik.
Para peneliti menyarankan untuk semua perusahaan suatu hari nanti bisa menjalankan tes genetik pada pelamar kerja untuk menilai potensi kepemimpinan.
"Kita harus secara serius mempertimbangkan hal itu untuk memperluas perlindungan saat melawan diskriminasi genetik dari perawatan kesehatan untuk kerja," menurut laporan itu.
Tim ini menganalisa dua studi kesehatan besar di Amerika Serikat, yaitu The National Longitudinal Study of Adolescent Health dan The Framingham Heart Study. (Fit/Igw)