Liputan6.com, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan pakar kesehatan dunia di berbagai belahan negara meningkatkan fokus pada varian hibrid Corona penyebab COVID-19 yang baru bernama XE. Diprediksi XE lebih menular daripada BA.2 yang saat ini menjadi varian dominan di beberapa negara.
XE adalah varian rekombinan. Artinya varian ini terdiri dari dua materi genetik dari dua strain yakni BA.1 serta BA.2.
Baca Juga
Menurut data yang dikeluarkan pada 29 Maret 2022, WHO prediksi XE 10 persen lebih menular daripada BA.2. Namun, temuan ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut seperti mengutip NBC, pada Senin (4/4/2022).
Advertisement
Varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada pertengahan Januari tahun ini. Sejak saat itu hingga sekarang diprediksi sudah ada 600-an kasus dilaporkan terkait varian XE di sana.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency/UKHSA) terus memonitor XE bersama dengan rekombinan lainnya yakni XD dan XF, yang merupakan kombinasi Delta dan BA.1. Berdasarkan pemantauan hingga akhir Maret, badan tersebut mengatakan bahwa hal yang menarik perhatian dari varian ini adalah tentang penularannya.
"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi dan kami belum dapat memastikannya," kata Kepala Penasihat Medis untuk UKHSA, Susan Hopkins.
Kemunculan Varian Rekombinan Bukan Hal Luar Biasa
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency/UKHSA) terus memomonitor XE bersama dengan rekombinan lainnya yakni XD dan XF, yang merupakan kombinasi Delta dan BA.1. Berdasarkan pemantauan hingga akhir Maret, badan tersebut mengatakan bahwa hal yang menarik perhatian dari varian ini adalah tentang penularannya.
"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi dan kami belum dapat memastikannya," kata Kepala Penasihat Medis untuk UKHSA, Susan Hopkins.
Ia juga menuturkan bahwa kehadiran varian rekombinan dari sebuah virus tidaklah hal luar biasa. "Varian rekombinan bukanlah kejadian luar biasa, terutama terjadi ketika ada beberapa varian yang beredar. Beberapa telah diidentifikasi selama pandemi hingga saat ini," kata Hopkins.
Dalam laporan, WHO menyebut akan terus memantau penularan serta aspek lain mengenai varian XE.
Advertisement