Liputan6.com, Jakarta - Ibadah bisa dianggap tidak sah dan berpahala jika tidak didahulukan dengan niat. Begitu juga dengan pelaksanaan puasa di bulan Ramadhan.
Sehingga wajib bagi seluruh umat Islam yang akan berpuasa untuk membaca niat puasa Ramadhan.
Baca Juga
Adapun niat puasa Ramadhan yang sudah tak asing di telinga banyak orang adalah :
Advertisement
وَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā
Artinya : Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala
Sudah pada tahu kalau ternyata niat puasa di bulan Ramadan terdapat enam lafal yang bisa Anda baca? Selain niat di atas, berikut lafal seperti dikutip dari situs NU Online pada Selasa, 12 April 2022.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā
Artinya : Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala
Terdengar sama saja tapi ternyata memiliki perbedaan di kata Ramadhana yang dianggap sebagai Mudhaf Ilaihi. Sehingga diakhiri dengan Fathah yang menjadi tanda Khafadh atau tanda jarr-nya.
Sedangkan kata Sanata diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafan-nya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā
Artinya : Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.
Lafal niat puasa Ramadhan nomor tiga ini dikutip dari Kita Hasyiyatul Jamal dan Kita Irsyadul Anam.
Dijelaskan bahwa kata Ramadhani dianggap sebagai Mudhaf Ilaihi yang juga menjadi Mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda Khafadh atau tanda jarr-nya.
Sementara kata Sanati diakhiri dengan kasrah sebagai tanda Khafadh atau tanda jarr atas Musyar Ilaihi kata hādzihi yang menjadi Mudhaf Ilaihi dari Ramadhani
Lafal Niat Puasa Ramadhan Lainnya
Selain tiga niat di atas, lafal niat puasa Ramadhan yang selanjutnya bahkan jauh lebih pendek. Bisa diajarkan kepada anak-anak Anda yang baru mulai belajar berpuasa.
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhāna
Artinya : Aku berniat puasa bulan Ramadhan.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna
Artinya : Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.
Disebutkan bahwa lafal niat puasa Ramadhan nomor 4 dan 5 diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.
نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
Artinya : Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.
Untuk lafal niat puasa Ramadhan yang terakhir ini diambil dari Kitab Asnal Mathalib.
Sebagaimana di dalam artinya 'Aku berniat puasa esok hari' yang berarti umat Islam dapat membaca niat puasa Ramadhan pada malam hari atau sejak terbenamnya matahari.
Maka tidak heran setiap habis melaksanakan salat Witir sebanyak tiga rakaat akan selalu diakhiri dengan membaca niat puasa bersama-sama.
Advertisement
Kapan Waktu Terbaik Membaca Niat Puasa Ramadhan
Sosok berpengaruh dalam agama Islam seperti Imam Syafi'I, Ahmad Ibnu Mahdi, Ibnu al-Madini, dan ad-Daru Quthni menyebut niat sebagai sepertiga ilmu.
Niat juga merupakan salah satu yang membedakan ibadah satu dengan lainnya. Sehingga wajib bagi siapa saja yang akan berpuasa untuk membaca niat puasa Ramadhan.
Lantas, kapan waktu terbaik untuk membaca niat agar puasa Ramadhan yang dilakukan menjadi sah?
Masih dari situs NU Online, dijelaskan bahwa waktu niat puasa Ramadhan harus dilakukan pada malam hari --- mulai ba'da Maghrib sampai terbit fajar.
Apabila dilakukan di luar waktu tersebut, niatnya tidak sah dan otomatis puasanya juga tidak sah. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Imam ad-Daru Quthni (21/400)
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ {الدار قطني وصحيحه عن عائشة}
"Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya."
Juga dalam hadits daru Qathni yang Lain (2/172) :
لا صيام لمن لم يفرضه من اليل
"Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa semenjak malam."
Bagaimana Biar Tidak Lupa Membaca Niat Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan yang dilakukan dianggap tidak sah apabila Anda lupa melafalkan niatnya di malam hari sebelumnya.
Tak khayal puasa yang dikerjakan selama belasan jam pun menjadi sia-sia karena harus menggantinya di lain hari.
Lupa adalah hal wajar. Banyak kondisi yang membuat Muslim lupa atau lalai melafalkan niat puasa Ramadhan yang seharusnya dibaca pada malam hari.
Anda dapat membacanya sesudah salat Tarawih atau menyisipkannya sebelum membaca doa tidur. Boleh diucapkan dengan suara lantang, boleh juga dalam hati.
Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ (II/23) menjelaskan bahwa sesugguhnya niat dalam hati tanpa lisan sudah cukup :
فإن نوى بقلبه دون لسانه أجزاه
"Sesungguhnya niat dengan hati tanpa lisan sudah cukup.” (Imam Nawawi, Al-Majmu’, Daarul ‘Âlimil Kutub, halaman 23)
Dalam kitab I’anatu Thalibin pada bab puasa (صوم), keterangan senada juga ditemukan.
النيات با لقلب ولا يشترط التلفظ بها بل يندب
"Niat itu dengan hati, dan tidak disyaratkan mengucapkannya. Tetapi mengucapkan niat itu disunahkan." (Sayid Bakri, I’anatu Thalibin, Surabaya, Hidayah, halaman 221)
Advertisement