Sederet Kendala yang Muncul Saat Pencarian Eril Putra Ridwan Kamil di Sungai Aare

Terdapat beberapa kendala alam saat pencarian Eril putra Ridwan Kamil di Sungai Aare, Bern, Swiss.

oleh Diviya Agatha diperbarui 31 Mei 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2022, 17:00 WIB
Menyusul Hilangnya Eril, Presiden Jokowi Telepon Ridwan Kamil Sampaikan Empati
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau pencarian anak sulungnya di Sungai Aare Kota Bern, Swiss. (Sumber Foto: Kemenlu RI)

Liputan6.com, Jakarta Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinyatakan hilang akibat terbawa arus Sungai Aare di Bern, Swiss sejak lima hari lalu.

Hingga kini, pencarian Eril pun masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian dan tim SAR. Mengingat keberadaan Eril belum juga ditemukan.

Berdasarkan keterangan Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, terdapat beberapa kendala yang ditemukan dalam proses pencarian Eril di Sungai Aare.

Kendala tersebut pun bersifat begitu situasional dan bergantung pada kondisi di hari tersebut, yang mana dapat berbeda-beda setiap harinya.

"Kendala sangat situasional karena sangat ditentukan oleh situasi pada hari H dimana pelaksanaan pencarian itu dilakukan," ujar Muliaman dalam konferensi pers Update KBRI Bern secara daring ditulis Selasa, (31/5/2022).

"Terkait dengan derasnya arus air, kekeruhan arus air, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kendala-kendala alam ini mencari ciri khas kendala bagi para petugas SAR," Muliaman menuturkan.

Menurut Muliaman, tidak ada kendala spesifik lainnya yang muncul dalam proses pencarian Eril selain yang telah disebutkan di atas tadi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Muliaman juga mengajak masyarakat untuk ikut mendoakan agar cuaca di sekitar Sungai Aare cerah. Sehingga dapat mempermudah upaya pencarian Eril.

Lebih lanjut Muliaman menjelaskan bahwa bila pada akhir pekan seperti Sabtu dan Minggu, probabilitas pencarian Eril sebenarnya akan lebih mudah. Hal tersebut lantaran biasanya pada hari-hari tersebut, banyak warga yang juga berenang di Sungai Aare.

"Petugas SAR dibantu dengan kehadiran orang-orang itu ke sungai. Jadi diharapkan probabilitasnya bertambah sehingga kita bisa memperoleh laporan tidak hanya dari petugas tapi juga dari masyarakat," kata Muliaman.

Korban Hanyut di Sungai Aare

Lebih lanjut Muliaman menuturkan bahwa Eril bukanlah orang pertama yang hanyut di Sungai Aare. Setiap tahunnya, ada belasan hingga puluhan orang yang terbawa arus di sungai satu ini.

"Kemarin kita tanyakan pada pihak polisi dan SAR. Dari mereka kita memperoleh informasi, setiap tahun kejadian serupa kira-kira terjadi 15 sampai 20 kasus (yang terseret arus)," ujar Muliaman.

Menurut Muliaman, penyebabnya berkaitan dengan Sungai Aare yang memang menjadi tempat langganan warga untuk berenang. Diketahui, Sungai Aare menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan yang mengunjungi Kota Bern, Swiss.

Tanda peringatan atau warning juga terpasang pada beberapa sudut sungai tersebut. Terlebih, keterangan dalam website kota Bern juga menuliskan beberapa peringatan jikalau ada yang ingin berenang di Sungai Aare.

"Berapa suhu air juga kita tidak perlu datang ke sungai untuk mengecek, karena pihak pemerintah sudah menyampaikan data dan informasi yang lengkap. Termasuk perkiraan arus derasnya, tergantung, rata-rata 180-230m3 per detik," kata Muliaman.

Meminta Pertolongan

Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan keluarga Ridwan Kamil sekaligus paman dari Eril, Elpi Nazmuzaman ikut menyampaikan beberapa informasi terkait kondisi yang terjadi.

Menurut Elpi, sebelum sepenuhnya terseret arus di Sungai Aare, Eril sempat berteriak meminta tolong.

"Pada saat kejadian, Eril memastikan dua sudah sampai. Ada kejadian yang tidak terduga, terbawa hanyut. Eril berteriak help," ujar Elpi saat konferensi pers di Gedung Pakuan, Bandung.

"Keluarga yang ada di pinggir segera berlari mencari. Teriakan help ini terdengar oleh warga yang ada di pinggir sungai dan (mereka) menelepon polisi," Elpi menuturkan.

Sehingga ketika bertemu dengan polisi yang ada di tempat, polisi sudah mengetahui insiden yang terjadi pada Eril. Kesigapan polisi tersebut pun diapresiasi oleh pihak keluarga Eril yang berada di tempat.

Elpi juga menyebutkan bahwa Eril merupakan pribadi yang teladan dan bertanggung jawab. Mengingat ada beberapa hal pula yang dilakukan oleh Eril sebelum berenang di Sungai Aare.

"Eril dalam pandangan kami adalah keponakan yang teladan untuk sepupu-sepupunya, bertanggung jawab --- Perasaan kami saat ini tentunya relatif cemas dan khawatir," kata Elpi.

Pastikan Titik Aman

Bahkan,  Elpi menjelaskan bahwa Eril sempat menentukan lebih dulu siapa saja yang diperkenankan untuk turun berenang di Sungai Aare bersamanya.

Elpi juga mengungkapkan bahwa Eril sudah memastikan titik mana saja yang aman untuk dilewati oleh dirinya dan dua anggota lain yang ikut bersamanya.

"Eril memastikan titik mana yang paling aman karena kalau bapak ibu semua melihat foto (Sungai Aare) memang membuat orang ingin terjun karena warnanya jernih," kata Elpi.

"Nah beberapa titik ini diperhatikan, titik mana saja. Bahkan jembatan langsung dicoret karena kalau lihat yang lain pinginnya loncat di jembatan, tapi ini dianggap tidak aman," tambahnya.

Menentukan titik mana yang akan digunakan untuk mereka naik ke darat pun sudah ditentukan oleh Eril, yakni pada titik yang memiliki tangga.

Dalam kesempatan yang sama, Elpi mengungkapkan bahwa Eril juga sudah memastikan tidak loncat saat turun ke Sungai Aare. Sehingga Eril dan anggota lainnya yang ikut berenang turun secara perlahan di sungai tersebut.

"Kalau dari sisi kesiapan, Eril ini termasuk pemuda yang rajin olahraga dan beliau bisa berenang. Beliau juga punya sertifikat diving, jadi punya kemampuan untuk menilai dan mengukur arus," ujar Elpi.

Infografis Journal
8 Metode Self Healing (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya