Liputan6.com, Jakarta - Tim Dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Eva Delsi, Sp. Em mengingatkan para jemaah haji untuk menjaga kondisi tubuh agar jangan sampai dehidrasi karena cuaca panas di Tanah Suci.
Menurut Eva, tidak adanya penanda gerah seperti berkeringat membuat jemaah haji Indonesia acapkali tidak sadar tubuhnya sedang mengalami dehidrasi.
Baca Juga
"Cuaca di sini memang panas banget dan tidak mengeluarkan keringat, beda dengan di Indonesia, kita bisa merasa gerah. Di sini kita merasa baik-baik aja karena tidak ada penanda, kalau di Indonesia kan ada penanda, contohnya berkeringat," jelasnya, dikutip dari laman Sehatnegeriku.
Advertisement
Dehidrasi dan kondisi melepuh pada telapak kaki karena tidak mengenakan alas kaki jadi salah satu penyebab jemaah asal Indonesia tidak bisa menunaikan ibadah.
Kondisi dehidrasi pada tubuh, kata Eva, tidak hanya berpengaruh pada kondisi kulit atau bibir yang kering dan pecah pecah, melainkan dapat mengarah pada kondisi yang lebih gawat, terutama di tengah cuaca yang panas dengan kelembapan yang rendah.
“Kalau kita dehirasi yang terganggu semua sel tubuh, akibatnya mulai dari yang teringan seperti rasa mual, kulit terasa kering, sampai dengan bergejala berat seperti delirium (berperilaku seperti orang bingung) sampai dengan terjadinya heat stroke yang ditandai gangguan kesadaran atau pingsan. Itu yang kita mau hindari,” lanjut Eva.
Rutin Minum Air
Untuk itu Eva mengingatkan para Jemaah untuk rutin minum air, meskipun tidak merasa haus, makan tepat pada waktunya, dan gunakan Alat pelindung diri seperti masker, alas kaki, payung, semprotan muka, dan sebagainya.
Meskipun sering minum, lanjut Eva, dengan cuaca dan kelembapan di Tanah Suci, tidak akan membuat jemaah sering buang air kecil. Sehingga jemaah diminta untuk rutin minum air dan jangan tunggu haus.
“Meskipun di malam hari jangan lupa minum. Sebelum tawaf minum, setelah selesai tawaf, sebelum sa’i, setelah sa’i, jangan lupa minum,” Eva menyarankan.
Advertisement
Satu Pasien Dipulangkan ke Kloter
Kemarin, Kamis, 16 Juni 2022, salah satu pasien rawat inap di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dipulangkan ke kloter pada pukul 13.56 WAS. Pasien merupakan salah satu Jemaah dari kloter SUB 001 evakuasi dari Madinah yang sebelumnya di rawat karena adanya luka bakar di telapak kaki.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr. Muhammad Imran menyampaikan, sampai saat ini KKHI Makkah telah memberikan pelayanan kepada 14 jemaah haji Indonesia baik yang di rawat inap maupun rawat jalan
“Ada 14 Jemaah, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Salah satu pasien rawat inap sudah kembali ke kloter siang ini,” ungkap Imran.
8.619 Jemaah Haji Indonesia Mendapat Layanan Rawat Jalan
Sementara satu pasien kloter SUB 002 yang sebelumnya dirujuk ke RS King Faisal (Syisha) Makkah saat ini juga sudah di rujuk balik ke KKHI Makkah. Pasien dirujuk dengan diagnosis Selulitis dengan DM dan stroke non Haemoragik.
“Akan dilakukan perawatan lebih lanjut di KKHI” ujar dr. Eva Delsi.
Berdasarkan data siskohatkes update 16 Juni 2022 Pukul 19.00 WIB, total sebanyak 8.619 Jemaah Haji Indonesia mendapatkan layanan rawat jalan baik di Kloter, Sektor maupun KKHI.
Sementara sebanyak 65 jemaah haji Indonesia menadapatkan layanan rawat inap baik di Mekkah maupun di Madinah.
Jemaah haji wafat sejumlah 5 orang, dimana 2 orang meninggal saat kedatangan dan 3 orang meninggal di KKHI Madinah.
Advertisement