Liputan6.com, Jakarta Kanker mulut merupakan kondisi yang menyebabkan munculnya tumor ganas pada area rongga mulut seperti bibir, gusi, lidah, langit-langit, dan dasar mulut. Penyebab dibaliknya pun begitu beragam.
Namun, Anda mungkin salah satu yang pernah mendengar bahwa kanker mulut umumnya terjadi pada orang dengan usia di atas 40 tahun. Lalu, apakah yang jadi penyebabnya? Mengapa kanker mulut kebanyakan muncul pada usia tersebut?
Baca Juga
Dokter spesialis bedah onkologi, Arief Wibisono mengungkapkan bahwa bila merujuk pada data kanker kepala dan leher di luar negeri, kanker memang seringkali muncul pada dekade ke lima atau enam.
Advertisement
"Kanker rongga mulut masuk dalam kanker kepala dan leher. Kalau di luar negeri memang data kanker kepala dan leher itu di dekade lima dan enam, jadi usia 50 dan 60. Itu prevalensinya lebih tinggi," ujar Arief dalam webinar Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) bertema Kanker Kepala dan Leher: Apakah Anda Berisiko? Kenali Tanda dan Gejalanya, Sabtu (30/7/2022).
"Tapi kalau di Indonesia karena dihubungkan dengan angka harapan hidup, makanya banyak yang di atas 40 mulai sudah ada (yang terkena kanker mulut)," kata Arief.
Menurut Arief, hal tersebut lantaran pada usia di atas 40 tahun, tubuh manusia telah mengalami perubahan sel, yang mana beralih dari sel normal menjadi kanker.
"Mutasi atau berubah sifat dari sel normal menjadi sel kanker yang membutuhkan waktu cukup lama. Minimal 10 sampai 20 tahun, dan sel-sel usia di atas 40 itu juga sudah menua. Jadi sel-selnya tidak tumbuh atau berfungsi secara normal 100 persen," tambahnya.
Faktor Usia Jadi Pemicu Kanker
Lebih lanjut Arief mengungkapkan bahwa akibat sel yang semakin menua, sel kanker termasuk pada kanker mulut menjadi lebih mudah muncul.
"Jadi memang dengan adanya pengaruh usia, sel-sel kanker itu bisa timbul dan mulai berkembang. Biasanya mulai terlihat pada usia 40 dan 50 untuk orang Indonesia itu," ujar Arief.
Dalam kesempatan yang sama, Arief menjelaskan, kanker rongga mulut atau kanker mulut memiliki sederet gejala yang dapat disadari. Salah satunya diawali dengan munculnya sariawan.
Menurutnya, sariawan pada kanker rongga mulut dapat diawali dengan adanya trauma. Trauma tersebut kemudian bisa menyebabkan luka sariawan dengan ukuran yang kecil dan perlahan sariawan akan semakin membesar dalam jangka waktu yang lama.
"Salah satu (trauma)-nya karena gigi bolong atau tajam mengenai selaput lendir pipi, lidah, atau pada gusi dia bisa melukai. Awalnya kecil lama-lama membesar," ujar Arief.
Advertisement
Sariawan Tidak Mudah Sembuh dan Membesar
Sariawan akibat kanker rongga mulut sendiri tidak dapat sembuh dengan cepat meskipun sudah melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkannya, biasanya melewati waktu dua minggu. Sedangkan sariawan biasa dapat sembuh dengan cepat.
"(Sariawan) yang biasa dia tetap kecil. Mungkin dalam seminggu sudah sembuh. Nah ini (sariawan karena kanker mulut) itu dia membesar, meluas. Makin lama makin nyeri. Dengan pengobatan vitamin C atau minum yang cukup, biasanya sembuh," kata Arief.
Arief mengungkapkan bahwa sariawan pada kanker juga tidak dapat sembuh dalam waktu cepat meskipun upaya seperti mengonsumsi Vitamin C dan minum air putih dengan cukup sudah dilakukan.
"Sariawan pada kanker, dia tidak mudah sembuh. Semakin meluas dan umumnya karena iritasi gigi atau ada yang pakai gigi palsu, itu terjadi mikrotrauma yang kronis," ujar Arief.
"Jadi lama-lama sel berubah sifat. Awalnya luka, sembuh, luka sembuh. Tapi lama-lama selnya tidak sembuh sempurna. Sehingga terjadi kanker," tambahnya.
Gejala Lainnya dari Kanker Mulut
Lebih lanjut Arief menjelaskan, sariawan pada kanker juga dapat berbentuk kubangan luka. Namun pada beberapa kasus lainnya, kubangan pada luka sariawan juga bisa berbentuk tepi yang meninggi.
"Jadi tepinya tuh meninggi jadi tumor, timbul. Jadi ada bagian yang tenggelam, ada yang timbul. Nah itu sariawan gejala kanker yang seperti itu," kata Arief.
Arief pun menjelaskan soal gejala-gejala lain dari kanker mulut. Lalu, apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
- Nyeri pada mulut, nyeri saat menelan
- Pembengkakan di mulut
- Luka di rongga mulut yang tidak sembuh
- Nyeri tenggorokan yang kronis
- Pendarahan dari mulut
- Bercak putih di lidah, gusi, atau rongga mulut
- Bau mulut atau napas bau
- Perubahan artikulasi bicara (cadel)
- Gangguan mengunyah atau menelan
- Kesulitan menggerakan lidah
- Berat badan turun
- Gigi tanggal
- Gigi palsu sudah tidak pas
- Sakit telinga
"Berat badan itu bisa turun karena kesulitan makan. Kemudian giginya bisa tanggal, pada daerah gusi tumor yang tumbuh itu giginya bisa lepas. Gigi palsu juga bisa lepas," ujar Arief.
Advertisement