Liputan6.com, Jakarta Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, pernah menjelaskan tentang tanda-tanda kiamat sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW. Dalam penyampaiannya, beliau begitu terharu hingga menangis tersedu-sedu.
Sebagai murid kesayangan Mbah Moen, Gus Baha mengulas topik eskatologi Islam dalam salah satu tausiyahnya. Pembahasan ini menjadi sangat penting bagi umat Islam karena menggambarkan peristiwa-peristiwa besar yang akan terjadi menjelang hari kiamat.
Advertisement
Baca Juga
Tangisan Gus Baha dalam ceramahnya menunjukkan betapa dahsyatnya dampak dari tanda-tanda kiamat tersebut. Hal ini mengingatkan setiap Muslim agar selalu memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan dalam menghadapi kenyataan yang tidak terelakkan ini.
Advertisement
Lalu, tanda-tanda kiamat apa yang menyebabkan alumnus Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang ini menangis? Simak ulasannya berikut yang dirangkum pada Sabtu (22/3/2025).
Tanda-Tanda Kiamat Menurut Hadis
Adapun tanda-tanda kiamat yang terdapat dalam hadis Rasulullah SAW yang membuat dirinya menangis ialah perihal maraknya zina dan hilangnya ilmu.
Berdasarkan penuturannya, Gus Baha menemukan tanda-tanda kiamat ini sebagaimana termaktub dalam kitab Shohih Bukhari dan Muslim.
“Termasuk alamatnya kiamat itu banyak zina dan ilmu itu hilang, itu saya baca di Bukhari dan Muslim, menangis sejadi-jadinya, tiap saya ingat hadis itu menangis,” terangnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @Pati_Unus.
Alasan Gus Baha menangis bukan tanpa dasar, sebab maraknya zina dan hlangnya ilmu akan mengantarkan pada kehancuran kepribadian manusia, yakni akan mengalami kebodohan masal.
Hal ini sangat mungkin terjadi, jika dlaam waktu yang sama para pemuka agama sudah tidak lagi membicarakan masalah hukum.
“Dan saya takut anak-anak saya nanti, anak cucu kita nanti akan mengalami kebodohan massal," paparnya.
“Kebodohan masal misalnya begini, nanti kalau ulama tidak cerewet lagi seperti saya, tidak mau berbicara masalah hukum, itu orang nanti terbolak-balik,' sambungnya.
Hal yang mengkhawatirkan bagi Gus Baha, jika tak ada lagi yang mengingatkan soal hukum, maka sesuatunya bisa terbolak-balik, seperti keburukan dianggap kebaikan.
"Misalnya begini, melihat konser, konser yang pornografi, yang mempertotonkan aurat, kalau masuknya pakai tiket, namanya apa? penonton baik. Tapi kalau naik tribun tidak pakai tiket? namanya penonton jelek," terangnya.
"Padahal di hadapan Allah SWT sama jeleknya karena menonton pornografi karena dianggap orang baik karena tidak pernah instrospeksi kalau perilakunya salah, itu yang paling saya takutkan," sambungnya.
"Nanti itu kebaikan dalam keburukan. Ya itu tadi, orang nonton konser pornografi asal kamu membayar dianggap penonton baik," pungkasnya.
Advertisement
Tanda-Tanda Kiamat
1. Diutusnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ ». (قَالَ:) وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” (Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
2. Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : …. وَذَكَرَ مِنْهَا :” مَوْتِي ” »
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).
3. Penaklukan Baitul Maqdis
Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : …. فَذَكَرَ مِنْهَا:” فَتْحُ بيتِ المقدس ” »
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-Bukhari).
Pada masa (khalifah) Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu, kemudian terjadi penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 Hijriyah, sebagaimana pendapat dari para pakar sejarah. Sebenarnya ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu sendiri yang langsung mendatangi, mendamaikan penduduknya dan menaklukan (wilayah)nya, serta mensterilkannya dari kaum Yahudi dan Nashrani. Beliau Radhiyallahu ‘Anhu mendirikan masjid di arah kiblat Baitul Maqdis.
4. Wabah Tha’un ‘Amwas
Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : …. فَذَكَرَ مِنْهَا:” ثُمَّ مُوتَانٌ يأخذ فيكم كَقُعَاصِ الغنم ” »
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash[1]) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
Ibnu Hajar berkomentar, “Disinyalir sebenarnya tanda ini telah muncul pada wabah penyakit tha’un ‘amwas di era kekhalifahan ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu, demikian itu terjadi pasca penaklukan Baitul Maqdis.” (Dikutip dari kitab Fathul Bari).
