Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menerapkan pemantauan stok vaksin COVID-19 secara real time dengan menggunakan sistem monitoring logistik elektronik, yaitu Bio Tracking dan SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik secara Elektronik) sejak tahun 2021.
Walau begitu, Chief of Digital Transformation Office DTO Kemenkes RI Setiaji tak menampik bila ada kendala pencatatan dan pelaporan data stok vaksin, terutama di daerah pelosok yang sulit akses internet. Dalam hal ini, data yang ada tidak terhubung atau terkoneksi dengan sistem real time.
Baca Juga
"Ini kan (pemantauan vaksin real time) sebagai bentuk transparansi tadi sehingga terlihat daerah yang stoknya (vaksin) habis, kemudian di mana (daerah) yang tidak aktif menginput (memasukkan) data," jelas Setiaji saat acara Visioning The Digital Health Transformation in Indonesia with Smile Application di Gedung Kemenkes RI Jakarta, ditulis Rabu (10/8/2022).
Advertisement
"Kombinasi ini juga perlu diperhatikan agar data-data tadi ada balancing (seimbang). Pentingnya itu karena sangat tergantung dengan data pemakaian. Kita bisa lihat sistem yang ada walaupun ya 'terintegrasi' pasti ada satu sisi yang mana satu saat sistem tidak terhubung karena berbagai hal demografi."
Adanya faktor demografi Indonesia, utamanya di daerah pelosok, Kemenkes mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat untuk memperkuat akses internet.
"Kami mendorong data yang tadinya offline jadi sinkron dengan sistem yang ada. Nah, karena karakteristik wilayah kita sangat banyak sekali daerah yang blank spot -- tak ada internet -- kami dorong dari Dinkes dan Diskominfo untuk memperkuat sisi internet akses di daerah masing-masing," imbuh Setiaji.
"Tahun depan kan ada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) buat (penyediaan) internet di daerah masing-masing."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Permudah Pencatatan Vaksin
Setiaji menekankan, sistem pemantauan stok vaksin COVID-19 real time terus diperbarui. Ketika vaksin yang dikirimkan sampai di daerah, kodefikasi vaksin akan tercatat otomatis sehingga memudahkan pelaporan dan pencatatan.
"Kami terus upgrade (sistem) agar lebih aman gitu ya. Kalau perlu, sistem otomasi inputnya, jadi langsung muncul kode vaksin," terangnya.
"Jadi, bagaimana begitu barang dikirim, di scan, kemudian muncul (jumlah) stoknya. Makanya, dari hulu harus atur kodefikasi vaksin supaya lebih memudahkan pada waktu input dan pemakaian."
Dari sisi transparansi, pemantauan stok vaksin mengkombinasikan dengan menayangkan data hasil dari SMILE. Pencatatan digital tersebut tertera jumlah logistik maupun pemakaian vaksin di setiap daerah.
"Sehingga ketahuan kurang lebih stoknya akan habis berapa hari, karena pada waktu kita sempat ramai, 'oh dari daerah A, stoknya habis.' Padahal, enggak habis nyatanya," tutur Setiaji.
"Karena takut untuk di dipakai, takut enggak dapat lagi sih stoknya baru. Malahan, kami waktu itu dorong-dorong supaya (vaksin) cepat dihabiskan."
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Adaptif dengan Perkembangan COVID-19
Platform SMILE yang digunakan pemantauan stok vaksin COVID-19 secara real time juga atas hasil kerja sama Kemenkes bersama United Nations Development Programme (UNDP). Penerapan platform ini dibuat user friendly (bisa dipakai oleh semua kalangan) dan mengikuti perkembangan COVID-19, yang kini serba digital.
"SMILE ini dibuat agar semuanya bisa digunakan oleh berbagai macam latar belakang ya. Kita bisa lihat di foto, bagaimana orang yang lanjut usia tetap bisa memanfaatkan aplikasi. Makanya, kami dorong bahwa aplikasi ke depan harus user friendly," Setiaji menerangkan.
"Kemudian harus bisa adaptif terhadap perkembangan situasi karena COVID-19. Contohnya, pencatatan vaksin kita mulai berubah setelah masuk (bantuan) Polri. Itu juga dilakukan perubahan yang cukup signifikan."
Perkembangan berikutnya, bahwa SMILE akan menjadi sistem pencatatan lain yang terhubung dengan sistem lain seperti untuk imunisasi anak.
"Secara blueprint bahwa sistem logistik ini harus kita improove (tingkatkan) dan kita integrasikan dengan sistem yang lain," pungkas Setiaji.
Integrasi dengan Pencatatan Imunisasi Anak
SMILE merupakan platform yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dan UNDP yang memuat data real time seputar rantai dingin distribusi vaksin yang mencakup jumlah, nomor batch, suhu, tanggal kedaluwarsa vaksin yang diterima dari distributor di setiap tingkatan serta lokasi penyimpanannya, mulai tingkat provinsi hingga Puskesmas.
Pencatatan ini untuk memastikan stok vaksin pusat dan daerah sama sekaligus sebagai bentuk transparansi terhadap pengelolaan vaksin COVID-19. Dengan demikian, penting bagi petugas yang bertanggung jawab atas logistik vaksin untuk melakukan pembaruan penerimaan serta keluar dan masuknya vaksin di fasilitasnya masing-masing menggunakan telepon genggam.
Lebih lanjut, pencatatan yang dilakukan melalui SMILE akan dilaporkan kembali secara real time ke Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19, lalu ditampilkan di Dashboard Vaksinasi COVID-19 Kemenkes dan akan diperbarui secara berkala satu hari sekali pada jam 18.00 WIB.
Seiring dengan pelaksanaan transformasi sistem digital, kini cakupan platform SMILE diperluas dan diintegrasikan dengan aplikasi pencatatan imunisasi digital, yakni Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Pemanfaatan SMILE pun tidak hanya mencakup vaksinasi COVID-19, namun juga imunisasi anak.
Advertisement