Menkes Budi: Indonesia Kekurangan 150 Ribu Dokter

Saat ini yang praktik sebagai dokter ada 120 ribu sementara kebutuhan dokter menurut acuan World Health Organization (WHO) untuk Indonesia seharusnya 270 ribu dokter.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Agu 2022, 18:56 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2022, 18:56 WIB
Ilustrasi dokter/dok. Unsplash Hush Naidoo
Ilustrasi dokter/dok. Unsplash Hush Naidoo

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia masih kekurangan 150 ribu dokter. Budi menyampaikan, saat ini yang praktik sebagai dokter ada 120 ribu, sementara kebutuhan dokter menurut acuan World Health Organization (WHO) untuk Indonesia seharusnya 270 ribu dokter.

"WHO bilang seharusnya ada satu dokter per seribu orang. Kita ada 270 juta penduduk, maka seharusnya ada 270 ribu dokter," kata Budi dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022 pada Selasa, 16 Agustus 2022.

Untuk mengejar kekurangan jumlah dokter, kata Budi, butuh waktu paling tidak 15 tahun ke depan. Hal ini mengingat bahwa Indonesia memiliki 92 fakultas kedokteran yang hanya bisa 'memproduksi' dokter sebanyak 12 ribu tiap tahunnya.

"Butuh 15 tahun untuk bisa mengejar hal tersebut," kata Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, kondisi Indonesia yang kekurangan dokter amat berbeda dengan negara-negara maju. Di negara-negara maju, diketahui ada 2 hingga 3 dokter yang melayani per seribu penduduk.

Guna meningkatkan kualitas para dokter dan tenaga kesehatan, dalam pagu anggaran sektor kesehatan 2023 nanti, dialokasikan dana sekitar 4,18 triliun yang masuk dalam transformasi sumber daya manusia (SDM).

Sebelumnya, diketahui Kemenkes telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia. 

Salah satu yang disepakati dalam kerja sama tersebut adalah peningkatan kuota penerimaan mahasiswa sarjana kedokteran. Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Peningkatan Kuota Penerimaan Mahasiswa Program Sarjana Kedokteran, Program Dokter Spesialis, dan Penambahan Program Studi Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik.

 

RI Berhasil Masuk 5 Negara Terbaik Tangani Pandemi

Pada 2023, sektor kesehatan mengalami penurunan anggaran. Menurut Budi, penurunan anggaran ini merupakan sebuah keberhasilan. Lho kok bisa?

"Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, itu (mereka) naiknya luar biasa tinggi," kata Budi.

Sementara, di Indonesia selama pandemi anggaran kesehatan naik dari Rp113 triliun menjadi Rp300 triliun. Meski mengalami kenaikan, tapi kenaikan tersebut jauh di bawah negara-negara lain.

"Dan, itu kita berhasil mendapatkan jadi lima negara terbaik dalam penanganan pandemi," sebut Budi.

Pria yang juga mantan Wakil Menteri BUMN ini mengatakan, Indonesia efisen dalam menggunakan anggaran kesehatan. Lalu, Budi juga mengatakan selama pandemi anggaran kesehatan yang rutin juga tidak terganggu.

 

 

 

Alokasikan Dana untuk Bersiap Hadapi Bila Ada Next Pandemi

Budi mengatakan bahwa dana sebesar Rp6,06 triliun di 2023 bakal digunakan untuk melakukan transformasi layanan primer.

"Transformasi layanan primer ini yang dekat di hati saya, karena menjaga kita hidup sehat," katanya.

Dana sebesar itu dilakukan Budi untuk diantaranya melakukan revitaliasi 300-an ribu posyandu, lalu memperbaiki puskesmas termasuk meningkatkan standar pelayanan kesahtan di fasilitas kesehatan primer.

Lalu, akan membangun sistem kesehatan masyarakat secara terstruktur di seluru daerah-daerah.

"Sehingga kalau ada next pandemi, kita jauh lebih kuat dan masyarakat dijaga tetap sehat."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya