Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan seiring dengan penyebaran sub varian XBB di dalam negeri.
Menteri Kesehatan pun memprediksi puncak kenaikan kasus akan terjadi pada bulan Januari dan Februari usai dua perayaan besar, Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga
Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin mengimbau masyarakat untuk vaksinasi dan booster guna mengantisipasi puncak penyebaran sub varian XBB.
Advertisement
“Pemerintah akan mewaspadai. Jadi satu hal yang diminta oleh pemerintah supaya vaksinasi ini masyarakat yang belum divaksin [untuk segera vaksin]. Sebab ini yang paling rentan [terinfeksi] itu yang belum vaksin,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin dalam keterangan resmi, Jumat (11/11/2022).
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, selain vaksinasi dasar, masyarakat juga diimbau untuk melakukan vaksinasi tambahan (booster). Sebab, selain untuk membentuk kekebalan pada diri sendiri, vaksinasi juga dapat membentuk kekebalan kelompok.
“Dan yang sudah divaksin wajib, supaya di-booster. Bahkan sekarang ada pemikiran untuk booster-nya menambah booster lagi, 2 kali booster-nya,” tutur Wapres.
Terkait perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru, Wapres berpesan agar masyakarat dapat merayakannya dengan tertib dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
“Di setiap perayaan Idulfitri, Iduladha, Natal, Tahun Baru, itu ada pergerakan masyarakat yang lebih,” papar Wapres.
“Masyarakat jangan sampai abai, jangan sampai lalai, jangan sampai [lengah]. Ancaman [Covid-19] ini masih ada,” pesannya.
Menutup keterangan persnya, Wapres pun menyatakan, bahwa pemerintah akan mengevaluasi kebijakan-kebijakan seputar PPKM dan levelnya di setiap daerah. Apabila hasil evaluasi menunjukkan perlunya penyesuaian, maka akan dilakukan langkah-langkah penyesuaiannya.
“Kita masih memberlakukan tingkat level 1 di berbagai daerah. Artinya kita masih tetap mewaspadai dan tidak mustahil kalau nanti ada kenaikan, mungkin kita evaluasi lagi,” ungkap Wapres.
“Ini akan kita evaluasi apakah akan ada ketentuan-ketentuan khusus,” ujarnya.
Tambahan Jumlah Kasus
Kementerian Kesehatan RI sebelumnya mengumumkan update kasus COVID-19 pada Kamis (10/11). Ada penambahan kasus konfirmasi positif per tanggal 9 November 2022 sebanyak 6.186 kasus.
“Per 9 November kita mencatat rata-rata harian dalam satu minggu ada 30 provinsi mengalami peningkatan kasus, dan 4 provinsi mengalami penurunan kasus, dan kasus kemarin yang konfirmasi sebanyak 6.186,” ujar Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril pada konferensi pers update kasus COVID-19, Kamis (10/11).
Dengan tambahan tersebut, jumlah total kasus COVID-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kemarin Kamis (9/11) menjadi 6.537.907 kasus.
Advertisement
Peningkatan Hampir 50 Persen
Dalam satu minggu ini kasus konfirmasi mengalami peningkatan sebanyak 47,24%. Sampai saat ini masih mendominasi subvarian BA.4 dan BA.5. Subvarian XBB sudah mulai tampak di pertengahan Oktober.
Terdapat 48 subvarian XBB maupun XBB1 yang ditemukan dari pemeriksaan pemantauan WGS, yang berasal dari DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat.
Trend perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit sejak Oktober 2022 sampai dengan 8 November 2022 ada 4.896 pasien. Sebanyak 5% atau 133 pasien di antaranya dirawat di ruang ICU, sementara 95% atau 4.763 pasien dirawat di ruang isolasi.
“Data-data ini harus menjadi perhatian kita agar masyarakat bisa mencegah untuk tidak jatuh sakit atau masuk rumah sakit, kelompok pasien dengan gejala sedang, berat dan kritis adalah mereka yang belum pernah divaksin , dan lansia adalah kelompok dengan kematian tertinggi,” ucap dr. Syahril.
Percepatan Genome Sequencing
Dikatakan dr. Syahril, rencana strategis dengan adanya kenaikan kasus ini yaitu mendorong percepatan whole genome squencing sehingga diketahui proporsi varian virus COVID-19.
Selanjutnya mendorong pemerintah propinsi dan Kabupaten/kota untuk meningkatkan testing dan tracing melalui pemeriksaan PCR dan masyarakat bila hasil positif dan tidak bergejala/gejala ringandiminta untuk segera isolasi agar penularan dapat dikendalikan. Manfaatkan layanan telemedicin untuk mendapatkan pengobatan dan konsultasi kesehatan.
Advertisement