Liputan6.com, Jakarta Data International Diabetes Foundation menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-5 dengan jumlah pengidap diabetes terbesar di dunia.
Pada 2019 angka pengidap diabetes di Indonesia mencapai 10,7 juta jiwa dan saat ini telah meningkat hampir dua kali lipat, hanya dalam waktu dua tahun.
Baca Juga
Kurangnya pemahaman terkait pentingnya deteksi dini, gaya hidup sedentary lifestyle, dan pola konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat mendukung peningkatan prevalensi diabetes di Tanah Air secara konsisten.
Advertisement
Ketua Pilar Diabetes Lions Club Jakarta Monas Movast Ir. Anna Rosita Subagdja mengatakan, peningkatan kasus diabetes yang signifikan dan konsisten di Indonesia membutuhkan sebuah langkah nyata dan konkret. Khususnya untuk menekan angka pengidap diabetes.
Presiden Direktur RS Pondok Indah Group ini juga menjelaskan, diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat terganggunya fungsi hormon insulin dalam tubuh.
“Terganggunya fungsi insulin dapat disebabkan oleh defisiensi produksi hormon insulin dalam kelenjar pankreas, atau karena kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin,” kata Anna mengutip keterangan pers, Rabu (7/12/2022).
Dalam keterangan yang sama, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi, metabolik, dan diabetes RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Leny Puspitasari mengatakan, kadar gula darah yang tinggi dapat menimbulkan berbagai gangguan dalam tubuh. Baik pada pembuluh darah besar, pembuluh darah kecil, dan juga saraf.
Apabila tidak dikendalikan, kadar gula darah tinggi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan komplikasi yang fatal. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat diabetes adalah gangguan saraf, gangguan ginjal, penyakit pembuluh darah seperti stroke, hingga serangan jantung.
“Karenanya, penting melakukan pencegahan dan pengendalian diabetes agar tidak terjadi komplikasi tersebut,” kata Leny.
Pengendalian Diabetes
Pengendalian diabetes dapat dilakukan dengan menerapkan tata kelola diabetes mandiri yang terdiri dari:
- Mendapat informasi yang benar mengenai diabetes
- Menjalani pola makan yang tepat
- Berolahraga rutin
- Mengonsumsi obat yang sesuai dengan kondisi
- Melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
“Pengaturan pola makan menjadi poin penting pengendalian diabetes. Hal tersebut dapat terwujud dengan menerapkan 4J, yakni: Jenis makanan, Jumlah atau porsi makanan, Jadwal makan, dan Jurus masak.”
Pengidap diabetes masih boleh mengonsumsi karbohidrat, hanya saja Jenis karbohidratnya harus dipilih dengan bijak. Pilih karbohidrat kompleks dan alami seperti nasi, kentang, dan ubi. Hindari karbohidrat tepung dan mengandung gula.
Begitupun dengan protein, sebaiknya pilih protein yang mengandung sedikit lemak. Jumlah atau porsi makan juga menjadi poin yang perlu diperhatikan dalam pengaturan makan.
Advertisement
Makan Teratur dan Olahraga
Demi menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari, jadwal makan harus teratur. Misalnya dengan tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan.
“Jangan lupa, pilih jurus masak yang tepat, hindari pengolahan makanan dengan digoreng. Pengolahan makanan yang dianjurkan bagi pengidap diabetes adalah pengolahan dengan tumis, kuah, kukus, panggang, atau bakar,” kata dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Diana Felicia Suganda.
Poin penting lain dalam mengendalikan diabetes adalah olahraga rutin. Anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait total durasi aktivitas fisik untuk orang sehat berusia 18-64 tahun adalah 150 menit per minggu.
Hal ini pun berlaku bagi para pengidap diabetes. Banyak manfaat berolahraga rutin bagi penyandang diabetes, antara lain:
- Mengontrol kadar gula darah
- Meningkatkan sensitivitas insulin
- Memperbaiki profil lemak darah
- Menurunkan persentase lemak tubuh
- Menurunkan dan mengontrol tekanan darah
- Meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot, dan ruang gerak sendi
- Mencegah neuropati perifer (kerusakan saraf tepi)
- Meningkatkan kebugaran dan kualitas hidup.
Memulai Olahraga
Namun demikian, ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan oleh para pengidap diabetes sebelum memulai berolahraga.
Dokter spesialis kedokteran olahraga Sport Medicine Injury and Recovery Center RS Pondok Indah – Bintaro Jaya Antonius Andi Kurniawan menyampaikan, gaya hidup tidak aktif merupakan faktor risiko penyakit diabetes.
Pengidap diabetes yang baru memulai olahraga dapat melakukan latihan aerobik dengan intensitas sedang seperti berjalan kaki atau sepeda statis yang dipadukan dengan latihan kekuatan otot.
“Kombinasi aerobik dan latihan kekuatan otot dapat lebih bermanfaat dalam mengontrol kadar gula darah tetap stabil. Selain itu latihan fleksibilitas seperti Yoga dan pilates juga dapat dilakukan. Jangan lupa berkonsultasi dulu ke dokter sebelum memulai olahraga,” jelas Andi.
Ia pun mengimbau pengidap diabetes untuk memastikan kadar gula darah tetap normal selama berolahraga.
“Lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga. Pastikan juga asupan cairan cukup dan jangan memaksakan diri, berhentilah kalau sudah terlalu lelah,” pungkasnya.
Advertisement