Liputan6.com, Jakarta Mobilitas penduduk yang tinggi saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) menimbulkan kekhawatiran terkait kenaikan kasus COVID-19. Apalagi diperkirakan hampir 45 juta orang akan melakukan perjalanan pada masa liburan tersebut.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menerangkan, kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi merujuk pengalaman sebelumnya, bukan dikarenakan mobilitas penduduk tinggi. Akan tetapi, dipengaruhi adanya penyebaran varian virus Corona baru.
Baca Juga
"Kenaikan kasus terjadinya bukan karena mobilitas. Lonjakan kasus itu terjadi karena ada varian baru," terangnya usai acara "Peringatan Hari Ulang Tahun Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita ke-43" di RSAB Harapan Kita Jakarta pada Kamis, 29 Desember 2022.
Advertisement
"Itu data scientific-nya (ilmiah) seperti itu. Buktinya apa? Buktinya, Lebaran kemarin kita tidak naik, terus ada bola-bola (pertandingan sepakbola), G20 (Presidensi Indonesia), kita tidak naik (kasusnya)."
Kilas balik, kasus COVID-19 kembali meningkat selepas 38 hari libur Lebaran 2022. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diumumkan pada 10 Juni 2022 terdapat kenaikan kasus sebanyak 558 kasus.
Tren kenaikan kasus COVID-19 pada waktu itu dipengaruhi penyebaran subvarian baru Omicron, yaitu varian BA.4 dan BA.5. Varian baru itu ditemukan pada Senin (6/6/2022) dari empat orang, tiga di antaranya merupakan warga negara asing (WNA) dan hanya satu yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).
Pengaruh Varian Corona Baru
Berkaitan dengan varian virus Corona baru, Budi Gunadi Sadikin menyoroti kenaikan kasus COVID-19 di Tiongkok. Di sana, penyebaran subvarian Omicron BA.5, BA.2.75, dan BF.7 terbilang banyak, yang berujung lonjakan kasus COVID-19.
"Nah, kita lihat itu varian apa sih sekarang yangg bikin naik? Sekarang yang bikin naik itu BQ.1 sama XBB dan kita (Indonesia) udah lewat, kita udah kena juga," lanjutnya.
"Di China yang banyak adalah BA.5, BA.2.75, dan BF.7."
Sementara itu di Indonesia sendiri, penyebaran BA.5 dan BA.2.75 masih ada, namun siklus memengaruhi kenaikan kasus COVID-19 sudah lewat.
"Yang BA.5 di kita udah lewat siklusnya, yang BA.2.75 juga sudah lewat," sambung Menkes Budi Gunadi.
Berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 28 Desember 2022, pemantauan jumlah lineage (garis keturunan) tiga varian Corona baru, yakni XBB, BA.2.75, dan BQ.1, antara lain:
- XBB sebanyak 1.006 lineage
- BA.2.75 sebanyak 514 lineage
- BQ.1 sebanyak 424 lineage
Advertisement
Animo Tinggi Gunakan Kereta Api
Sebanyak 66.224 penumpang diklaim oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung telah diangkut menggunakan Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ) dalam lima hari terakhir pelaksanaan masa angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru 2022-2023).
Masa angkutan Nataru 2022-2023 di PT KAI Daop 2 Bandung berlangsung sejak sejak Kamis, 22 Desember lalu. Sementara jumlah penumpang yang dicatat tersebut merupakan hasil akhir hingga 27 Desember 2022.
Menurut Juru Bicara PT KAI Daop 2 Bandung, Mahendro Trang Bawono, kenaikan penumpang ini selain disebabkan tingginya animo masyarakat untuk menggunakan KA, juga karena adanya relaksasi aturan dari pemerintah mengenai persyaratan perjalanan orang menggunakan moda transportasi kereta api.
"Secara total sendiri PT KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan 22 perjalanan KA JJ reguler serta 3 perjalanan KA JJ tambahan. Dengan total tempat duduk yang disediakan sebanyak 227.067. Dari jumlah tersebut 123.538 telah terjual atau mencapai angka 54 persen," ujar Mahendro, Rabu (28/12/2022).
Artinya kata Mahendro, masih tersisa sebanyak 103.529 tempat duduk yang belum terjual pada 18 hari masa Nataru 2022 - 2023.
Jumlah penumpang KA hingga kemarin, mengalami kenaikan 180 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yaitu 23.470 penumpang.
Jumlah Penumpang Naik 160 Persen
Mahendro Trang Bawono mengimbau kepada pengguna jasa KA agar segera memesan tiket apabila hendak menggunakan moda transportasi umum tersebut.
"Pada angkutan Nataru saat ini, PT KAI Daop 2 Bandung memprediksi sebanyak 207.397 pelanggan akan mempergunakan moda transportasi KA untuk bepergian," kata Mahendro.
Prediksi jumlah penumpang ini meningkat 160 persen jika dibandingkan jumlah penumpang yang menggunakan KA pada masa angkutan Nataru tahun 2021, yakni 77.472 pelanggan.
Mahendro menerangkan pemicunya adalah adanya perbedaan utama pada persyaratan naik KA di masa Nataru 2022-2023.
Jika pada tahun lalu persyaratan naik KA Jarak Jauh lebih ketat karena selain wajib telah mendapatkan vaksin dosis ke-2, pelanggan usia 17 tahun ke atas juga diwajibkan menunjukkan hasil negatif pemeriksaan Covid-19 seperti Antigen dan PCR.
"Tahun ini syarat screening COVID-19 tersebut tidak lagi menjadi syarat dari Pemerintah. Demikian pula dengan aturan bagi pelaku perjalanan di bawah usia 18 tahun ," ucap Mahendro.
Advertisement