Liputan6.com, Jakarta - Lagi-lagi, media sosial dihebohkan dengan konten orangtua yang melakukan tindakan berbahaya untuk bayinya. Belum lama viral bayi diberikan kopi oleh ibunya, kini viral kembali bayi usia 1 tahun yang dikerok.
Unggahan yang viral tersebut menunjukkan foto bayi dikerok oleh orang dewasa. Tidak diketahui pasti siapa yang melakukan tindakan tersebut. Namun, foto itu nampaknya diunggah sang ibu melalui WhatsApp Story.
Baca Juga
"Anak bayik dikerokin anteng bgt klo yang laen mah udah ngereog #Goodboy," tulis keterangan dalam ungahan foto bayi yang dikerok ditulis Kamis, (26/1/2023).
Advertisement
Tangkapan layar dari status sang ibu kemudian diunggah kembali melalui akun @convomf. Tak butuh waktu lama, konten itu dibanjiri oleh hujatan dari warganet.
"Emng bayi blm 1 tahun boleh dikerokin ya?" tulis akun Twitter @convomf yang unggahannya mendapatkan lebih dari 1.800 komentar.
"Kalau belum siap nikah jangan nikah dulu deh apa lagi punya anak. Kasian anak nya jadi korban kebodohan ortunya," tulis akun @ek***u.
"Kenapa tiap hari ada aja kebodohan ibu-ibu ngurus anak lewat tl kulit bayi kan sensitif kan ya kok bisa-bisanya dikerokin," tulis akun @u***s.
Ada pula yang memberikan komentar bahwa bayi tetap boleh dikerok. Hanya saja harus menggunakan bawang merah. Komentar itupun tetap dikritik lantaran dengan bawang pun, anak bayi belum boleh untuk dikerok.
"ini yg bilang bawang2, TETEP GABOLEH!! kulit bayi masih sensitif, beresiko iritasi. ada yg namanya minyak telon, ato baby oil," kata akun @i***1.
"Orang dewasa kalo kerokan aja bisa pecah pembuluh darahnya. Apalagi bayi yg masih rentan hadeh," kata akun @mo***y.
Anak Dikerok Saat Sakit, Boleh atau Enggak?
Di Indonesia, mengerok tubuh telah menjadi hal yang lumrah dilakukan sejak zaman dahulu. Akan tetapi sebenarnya, bolehkah anak dikerok saat sakit?
Mengutip laman Klikdokter, umumnya kerokan dilakukan untuk menghilangkan masuk angin, saat tubuh terasa tidak nyaman, dan terdapat nyeri otot. Namun, dari sisi medis, kerokan masih menjadi hal yang kontroversial.
Hal tersebut lantaran berdasarkan ilmu kedokteran, kemerahan yang terjadi pada kerokan terjadi akibat melebar atau pecahnya pembuluh darah kecil di kulit karena digores oleh kepingan uang logam.
Oleh karena itulah, dalam dunia kedokteran tidak ada hubungannya antara kerokan dan proses hilangnya penyakit dari tubuh. Justru, pecahnya banyak pembuluh darah kecil menjadi hal yang merugikan.
Sebaiknya, orangtua pun menempuh cara lain yang lebih efektif untuk menyembuhkan anak ketika sakit. Tentunya, tidak perlu dengan kerokan.
Advertisement
Kerokan Bisa Bikin Sembuh, Masa Iya?
Tak dapat dimungkiri, beberapa orang mengaku bahwa kerokan bisa menyembuhkan penyakit dan membuat seseorang merasa lebih baik.
Namun sebenarnya, penelitian menemukan bahwa kerokan sendiri dapat menghasilkan hormon endorfin atau hormon bahagia.
Dari sanalah, efek kerokan kemungkinan berasal. Melalui hormon endorfin yang keluar, tubuh bisa terasa lebih baik. Biasanya saat kerokan pun, ada hangat yang dihasilkan dari minyak yang digunakan dan koin yang digosok.
Begitupun dengan penggunaan bawang untuk kerokan. Bawang dianggap lebih lembut dari koin. Sehingga kerap digunakan saat hendak mengerok anak yang kulitnya masih lembut.
Bagaimana Jika Kerokan dengan Bawang?
Menurut Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta, Prof Didik, tindakan mengerok dengan bawang masih boleh dilakukan asal kekuatan untuk melakukannya disesuaikan dengan kondisi anak.
"Sebab anak usia di bawah umur masih memiliki jaringan kulit yang lemah dan rentan terhadap tekanan-tekanan kuat, apalagi bayi," ujar Didik mengutip Klikdokter.
Jika ingin mengerik bayi, Didik menganjurkan agar menggunakan bawang merah yang sudah dipotong kecil-kecil. Kandungan flavonglikosida pada bawang jenis ini berfungsi sebagai antiradang, antibakteri, serta menurunkan panas tubuh.
"Tapi ada hal yang harus Anda perhatikan. Hindari untuk mengerik anak terlalu lama, karena dikhawatirkan bisa menyebabkan kulit anak iritasi," jelasnya.
Advertisement