Ngomongin Hal Buruk tentang Mantan Ternyata Ada Manfaatnya

Pakar membolehkan membicarakan hal buruk tentang mantan kekasih. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pastikan cara yang dilakukan tepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2023, 06:00 WIB
Jangan Salah, Ngomongin Hal Buruk soal Mantan Ternyata Ada Manfaatnya
Jangan Salah, Ngomongin Hal Buruk soal Mantan Ternyata Ada Manfaatnya Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Putus cinta —baik secara damai maupun tidak—bukanlah momen menyenangkan untuk dikenang. Terlebih jika mantan Anda adalah orang yang toksik.

Tak dapat dimungkiri bahwa meski telah berpisah, ada emosi atau perasaan tertentu yang berteriak dalam diri Anda dan menunggu untuk dikeluarkan. Anda ingin  mengatakan semua hal-hal buruk tentang si mantan dan memberitahu dunia tahu bahwa dirinya benar-benar 'sampah'.

Kendati demikian, tak jarang Anda akan mengurungkan niat tersebut karena takut dianggap gagal move on atau di bully netizen akibat menjelek-jelekkan seseorang yang pernah menjadi harta berharga dalam hidup.

Namun, tahukah Anda bahwa mengatakan hal buruk tentang mantan sebenarnya bermanfaat?

Jika Anda ingin mengatakan hal-hal buruk soal mantan, maka lakukanlah. Ini adalah aktivitas yang disetujui terapis. Melakukannya dapat membantu Anda memahami perpisahan dan memberi ruang untuk hal-hal yang lebih baik, termasuk calon pasangan baru.

"Dari sudut pandang kesehatan mental, saya pikir itu bisa menjadi proses pelepasan yang sangat emosional untuk membicarakan perasaan 'negatif' tentang mantan Anda," jelas terapis pernikahan dan keluarga berlisensi Emily Simonian dilansir dari situs Bustle.

"Secara umum, saya pikir berbicara buruk tentang mantan—jika itu adalah apa yang Anda rasakan sebenarnya—adalah proses klasik. Dengan memproses pikiran, tidak hanya menyadarkan diri Anda, ini juga dapat melepaskan ketegangan yang menggunung, melepaskan energi emosional negatif tersebut."

Selain itu, Simon mengatakan bahwa berbagi detail perpisahan Anda di depan umum juga dapat melegakan perasaan dan bahkan mungkin membantu orang lain belajar dari pengalaman Anda.

Lepaskan Perasaan Negatif

Ilustrasi menghibur, curhat
Ilustrasi menghibur, curhat. (Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash)

Seorang konselor Maria Concha juga berpikiran sama. Menurutnya, jika Anda ingin mengeluarkan uneg-uneg atau emosi tertentu, maka luapkan dengan cara yang positif.

"Jadi sekarang tergantung bagaimana Anda membedakan apa itu cara yang sehat dan tidak. Bagaimana saya bisa melepaskan ini (dengan cara yang) baik untuk saya dan tidak memanifestasikan lebih banyak energi semacam ini?"

Secara khusus, Concha merekomendasikan untuk menuliskan semua hal yang ingin Anda luapkan mengenai hubungan masa lalu Anda di selembar kertas.

"Hal apa pun yang menyakitkan, yang menantang, yang menorehkan luka," katanya.

Kemudian, buang kertas tersebut. Bakar, injak atau masukkan ke mesin penghancur kertas. Lakukan apa pun yang menurut Anda benar dan dapat memuaskan.

Selanjutnya, putuskan hubungan seperti apa yang Anda inginkan. Tulis hal-hal yang Anda harapkan. Anda juga dapat mencari ide dari dunia luar. "Ini adalah Anda yang bekerja dari inspirasi, bukan keputusasaan."

Jangan Melewati Batas

Ilustrasi patah hati, putus cinta, sedih
Ilustrasi patah hati, putus cinta, sedih. (Photo by Jurica Koletić on Unsplash)

Meski membicarakan hal-hal buruk soal mantan bisa jadi sehat, sama seperti semua hal lainnya, ada batas untuk melakukannya.

Obrolan tentang mantan menjadi tidak sehat ketika hal tersebut bukannya membantu Anda, tetapi malah mengganggu ketentraman hidup dan kesehatan mental Anda.

"Anda tahu bahwa itu melewati batas jika hal tersebut mengganggu kemampuan Anda untuk menjalani hidup dengan cara yang sehat secara mental di mana Anda dapat move on," kata Simonian. "Perhatikan manfaat yang diberikan ketimbang berapa banyak waktu yang dihabiskan."

Jika Anda tidak dapat mengobrolkan hal lain selain momen perpisahan atau Anda terus memikirkan emosi atau perasaan negatif tentang si mantan, ini berarti Anda telah melewati batas pemrosesan yang sehat.

"Jika energi Anda terfokus pada orang lain—terlepas dari niat baik atau buruk yang Anda miliki—fokus Anda adalah pada orang lain, bukannya diri sendiri," Concha menjelaskan.

Buang Emosi Negatif

Ilustrasi patah hati, putus cinta
Ilustrasi patah hati, putus cinta. (Image by Freepik)

Concha mengatakan bahwa Anda adalah magnet dari apa yang Anda pikirkan, rasakan, dan luapkan ke dunia. Dengan demikian, jika Anda dipenuhi emosi negatif, Anda akan menarik situasi atau pengalaman yang bersifat negatif pula.

Kalaupun Anda tidak percaya pada hukum tarik-menarik magnet, terlalu fokus pada hal buruk terbukti tidak menyenangkan. Untuk mengeluarkan diri Anda dari ruang negatif itu dan menyalurkan energi Anda menjadi sesuatu yang lebih produktif.

Concha merekomendasikan untuk melakukan olahraga atau rutinitas perawatan diri, seperti membaca buku atau berlatih mindfulness—apa pun yang dapat mengalihkan pikiran Anda dari mantan.

Kesimpulannya, tidak ada alasan untuk merasa bersalah karena membicarakan mantan. Malahan, ini dapat membantu proses penyembuhan dan move on.

Namun, ingatlah bahwa ada batas dalam melakukannya. Jangan biarkan perpisahan tidak menyenangkan dan sosok masa lalu itu menelan semua energi positif Anda.

Cintai diri sendiri dan berusahalah untuk mendedikasikan pikiran Anda untuk hubungan berharga yang akan datang.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Hormon Bahagia Jaga Imunitas Tubuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya