Liputan6.com, Jakarta Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang berhasil menangani pandemi COVID-19. Beberapa pihak menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya dari World Health Organization (WHO).
Direktur Jenderal (Dirjen) World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Juni 2022 mengatakan Indonesia memiliki penanganan yang baik dalam COVID-19. Begitu pula dengan cakupan vaksinasi COVID-19. Hal ini disampaikan Tedros kepada Presiden Jokowi kala itu.
Baca Juga
"Itu yang ngomong bukan kita lho, yang ngomong Dirjen WHO," tutur Jokowi dalam PPKM Awards 2023 di Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023.
Advertisement
Apresiasi penanganan COVID-19 di Indonesia juga datang dari salah satu universitas terbaik di Amerika Serikat, Johns Hopkins University (JHU). Disebut Indonesia salah satu negara yang terbaik dalam menekan infeksi akibat SARS-CoV-2.
"Di September 2022, John Hopkins menyampaikan kita one of the best dalam menurunkan kasus COVID-19," tutur Jokowi.
"Ini yang ngomong bukan kita," tegas Jokowi lagi.
Kasus COVID-19 Terkini
Bila menilik data Satgas COVID-19, per 19 Maret 2023 masih ada 3.841 kasus aktif COVID-19 di Indonesia.
Selama tiga tahun pandemi, akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia adalah 6.741.354 dengan angka kesembuhan 6.576.542 per kemarin.
Sementara itu, untuk kasus meninggal akumulasinya mencapai 160.971.
Capaian Vaksinasi
Cakupan vaksinasi COVID-19, sudah mencapai 203,8 juta orang yang mendapatkan suntikan pertama dari target 234,6 juta.
Sementara untuk capaian lainnya:
- Vaksinasi dosis 2: 174,8 juta
- Vaksinasi dosis 3: 65,5 juta
- Vaksinasi dosis 4: 3 juta.
Kerja Sama Banyak Pihak
Keberhasilan Indonesia dalam penanganan pandemi COVID-19 merupakan kerja keras banyak orang.
"Kalau kita tertekan atas sebuah masalah, kita semua ini bekerja," tutur Jokowi.
Bahkan banyak pihak yang bekerja mengorbankan nyawa saat pandemi ini. Seperti tenaga kesehatan yang meninggal gegara berada di garda terdepan pelayanan kesehatan RI.Â
Serta TNI dan POLRI yang bekerja melampaui fungsinya. Lalu, ada banyak relawan yang mempertaruhkan keselamatan katanya lagi.
Jokowi pun berharap, kerja sama yang dalam mengatasi pandemi COVID-19 ini bisa diberlakukan dalam mengatasi masalah lain di RI. Seperti TBC, stunting, peningkatan produksi pangan, penurunan angka kemiskinan.
"Jangan hanya berhenti di urusan COVID-19, karena pandemi COVID-19 menunjukkan kekuatan besar kita sebagai bangsa besar," tutur Jokowi.
Jokowi pun berharap upaya dari seluruh elemen dan kerja keras dari banyak pihak ini juga dilakukan dalam mengatasi berbagai penyakit di Indonesia.Â
"Kalau kita kerjakan seperti penanganan COVID-19, masalah bisa bisa kita selesaikan," tegas Jokowi.
Advertisement
Jokowi Kenang Awal Pandemi
Di kesempatan ini, Jokowi juga mengingat-ingat masa di awal COVID-19. Kala itu, belum diketahui penyakit serta penanganannya.
"Tiga tahun lalu ketika pandemi COVID masuk ke Indonesia kita semuanya merasakan dan kita semua bekerja keras untuk menyelamatkan rakyat kita," kata Jokowi.
Kala itu, WNI yang berada di tempat yang sudah ada wabah COVID-19 dievakuasi. Lalu, pemerintah gerak cepat juga menyidakan fasilitas kesehatan hingga bantuan sosial.
Â
Ia juga ingat betul, hari-hari di kala menentukan untuk lockdown atau tidak. Perdebatan terus terjadi di para menteri Jokowi untuk menentukan hal tersebut.
"Karena kita memang belum punya pengalaman pandemi ini, perdebatan itu saya nilai wajar. Dan tidak tahu mana yang tepat dan tidak tepat," katanya.
Â
Belajar dari Negara yang Baru Belajar Atasi COVID-19
Semua negara kala itu belum memiliki pengalaman serta pengetahuan akan COVID-19.
"Saat itu, kita belajar dari negara yang sudah mengalami wabah COVID-19, tapi yang dimintai pendapat juga baru belajar," katanya.
"Jadi kita belajar pada orang yang baru belajar," lanjutnya lagi.Â
Ia pun mendengar kritikan dari berbagai sisi dalam penanganan COVID-19. Hal itu demi menyelamatkan bangsa ini dari infeksi SARS-CoV-2.
Minim informasi dan pengalaman akan COVID-19, Jokowi menyebut masa-masa di awal 2020 terasa begitu mencekam. Mulai dari terus terjadi penambahan kasus serta tidak bisa memprediksi waktu ke depan.
"Suasanya di awal-awal mencengkam. Kejadian besok apa, bulan depan apa, tidak bisa dihitung dan diprediksi," kenang Jokowi.
Â
Â
Advertisement