Liputan6.com, Jakarta Banyak yang menunggu-nunggu momentum sholat Tarawih, bahkan ada pula yang sudah begitu semangat untuk mengikutinya. Shalat tarawih menjadi salah satu aktivitas yang sangat identik dengan bulan Ramadhan.
Sholat tarawih begitu spesial lantaran hanya bisa dilakukan saat momentum satu ini. Menyadari hal tersebut, jangan lupa ya untuk memastikan Anda berada di kondisi yang sehat jika hendak melakukannya.
Baca Juga
Pasalnya, meski kasus harian COVID-19 telah jauh menurun, tahun ini Indonesia masih belum lepas dari pandemi seutuhnya. Lantas, apa yang bisa dilakukan agar tetap aman shalat tarawih di bulan Ramadhan?
Advertisement
Sekretaris Kelompok Kerja Infeksi PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), DR dr Irawaty Djaharuddin SpP(K) mengungkapkan bahwa hal utama yang bisa dipertimbangkan oleh masyarakat adalah kondisi diri sendiri.
Irawaty menyarankan, pastikan diri sendiri dalam keadaan sehat sebelum bertemu orang lain pun penting. Sehingga Anda tidak berperan sebagai pembawa virus apapun termasuk COVID-19 pada orang yang ditemui.
"Pastikan bahwa kita dalam keadaan sehat. Jadi jangan sampai kita yang membawa virus atau menularkan ke orang lain. Self-reminder untuk kita," kata Irawaty dalam webinar bersama Pfizer Indonesia dan PDPI ditulis Kamis, (23/3/2023).
Sebaiknya Hindari Kontak Jika Sedang Sakit
Irawaty mengungkapkan bahwa sebaiknya upayakan untuk menghindari kontak dengan orang lain jika sedang sakit. Hal tersebut dinilai dapat membahayakan orang yang Anda temui, termasuk saat shalat tarawih.
"Nanti misalkan lagi flu, ya usahakan jangan berkontak erat dengan orang lain. Lagi meler-meler cipika cipiki, wah, itu kan sama saja membahayakan orang lain," kata Irawaty.
Waspada, Tetap Taat pada Protokol Kesehatan
Lebih lanjut Irawaty mengungkapkan bahwa silaturahmi masih tetap bisa dilakukan. Hanya saja, penting untuk tetap waspada dan taat pada protokol kesehatan.
"Jadi menurut saya, waspada. Kita silaturahmi tapi tetap jaga protokol yang normalnya seperti itu," ujar Irawaty.
Selain itu, Irawaty menjelaskan bahwa silaturahmi tentunya tetap bisa dilakukan dengan cara-cara yang aman. Misalnya, dengan menghindari berjabat tangan.
"Mungkin kita menghindari untuk berjabat tangan. Tapi boleh dengan salaman tanpa bersentuhan," kata Irawaty dalam webinar bertajuk Pasien COVID-19 yang Berpotensi Mengalami Gejala Berat Kini Dapat Mengurangi Rawat Inap dan Risiko Kematian tersebut.
Advertisement
Kenapa Pandemi COVID-19 Belum Dicabut?
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), DR dr Fathiyah Isbaniah, SpP(K), MPd, Ked mengungkapkan bahwa masyarakat sudah diperbolehkan untuk melakukan aktivitas apapun. Meski begitu, status pandemi belum dicabut.
"Tapi ingat sekali lagi, status pandemi belum dicabut. Kenapa belum dicabut? Karena memang dari Organisasi Kesehatan Dunia masih meragukan bahwa kalau COVID-19 sudah benar-benar selesai," ujar Fathiyah.
Artinya, menurut Fathiyah, penting untuk tetap waspada. Di samping cara-cara rekomendasi dari Irawaty, Fathiyah lebih menyarankan untuk tetap menggunakan masker terutama di tempat yang ramai.
"Aslinya kita masih harus tetap waspada (bisa dengan tetap menggunakan masker). Jangan sampai nanti dengan banyaknya keramaian, banyak orang yang lengah, malah timbul virus lain," kata Fathiyah.
Baiknya Pakai Masker Apa?
Irawaty menambahkan bahwa umumnya masyarakat bisa menggunakan masker medis biasa, terutama jika hendak aktivitas di luar. Masker medis dianggap sudah cukup untuk melindungi diri.
"Aktivitas sehari-hari, kita boleh memakai masker bedah. Itu cukup untuk aktivitas di luar. Masker KN95 itu dia dengan proteksi yang cukup kuat biasanya untuk perawatan pasien-pasien di rumah sakit. Kalau untuk aktivitas harian kita, monggo gunakan masker bedah. Itu cukup," kata Irawaty.
Advertisement