Liputan6.com, Jakarta Selama menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa. Mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu. Meskipun penuh tantangan, umat muslim menjalankan dengan setulus hari karena dengan berpuasa dapat meningkatkan ketakwaan dan meraih keberkahan hidup.
Untuk menjaga kesehatan dan performa selama menjalankan puasa Ramadan, setiap muslim disarankan untuk tetap berolahraga. Olahraga saat berpuasa akan menjaga kesehatan tubuh, otot, saraf, dan mental. Selain itu juga turut membantu proses pembakaran lebih cepat karena ketiadaan karbohidrat dan mengendalikan berat badan.
Baca Juga
Lantas, kapan waktu terbaik untuk berolahraga saat kita menjalankan puasa Ramadan?
Advertisement
Pemilihan waktu olahraga yang tepat sangatlah penting. Karena selama berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan tambahan kalori dan energi. Setelah glukosa dan glikogen habis, maka tubuh akan mulai memecah lemak sebagai sumber energi.
Tirta Mandira Hudhi atau yang dikenal dr Tirta dalam postingan di Instagram mengatakan kalau olahraga di bulan Ramadan dapat dilakukan di dua waktu, yaitu menjelang buka puasa dan setelah salah tarawih.
"Pertama, saat tepat menjelang buka puasa yaitu saat jam 16.00 habis salat ashar sampai maghrib.Lalu waktu olahraga yang paling enak dilakukan lagi adalah setelah tarawih. Jadi, dari jam 9 sampai jam 10.00 malam dan setelah tarawih kalian bisa angkat beban pada jam 8 sampai 9," dr. Tirta dikutip dari Instagramnya @dr.tirta.
Selain sebelum buka puasa dan setelah salat tarawih masih ada alternatif waktu lain. Salah satunya menurut dr. Tirta adalah sebelum waktu subuh. "Kalian bangun jam 3 (pagi), minum dulu air putih baru kalian olahraga," ujarnya.
Pilihan Jenis Olahraga
Ada banyak jenis olahraga yang dapat dilakukan di rumah. dr. Tirta mencontohkan sit up, push up, plank, dan jump rope.
"Jump rope itu efektif banget dilakukan di rumah selama berpuasa karena kalori yang terbakar itu jump rop itu mirip seperti lari," katanya.
Karena terbatasnya kalori, cairan tubuh dan pola tidur yang berubah, dr. Tirta pun mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan intensitas olahraganya saat berpuasa.
"Ingat, intensitas olahraga yang dilakukan selama bulan puasa itu tidak boleh lebih berat daripada yang dilakukan harian," kata dr. Tirta. Dan untuk memenuhi kebutuhan cairan, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi air mineral yang mengandung mineral esensial yang berguna bagi tubuh.
Advertisement
Gelar Air Putih yang Harus Diminum
Dikutip dari laman FKKMK UGM, Dosen Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Aviria Ermamilia, menganjurkan saat berbuka untuk memulai dengan minum air putih sehingga dapat merehidrasi tubuh setelah lebih dari 12 jam berpuasa. Hindari pula berbuka dengan makanan atau minuman yang bersoda dan terlalu manis.
“Saat berbuka jangan buru-buru makan, segera penuhi asupan cairan baik dari air putih, jus buah, buah maupun makanan yang kaya cairan dan serat,” tutur Aviria.
Selama puasa tubuh tetap membutuhkan asupan air putih minimal 2 liter atau 8 gelas per hari untuk menghindari dehidrasi. Untuk menjaga asupan air saat Ramadhan, Avi menyebutkan bisa mengatur konsumsi air dengan minum 2 gelas air putih saat berbuka, 4 gelas saat makan malam hingga menjelang tidur, dan 2 gelas dikala sahur.
“Prinsipnya puasa tetap boleh berolahraga, tetapi disesuaikan dengan porsi masing-masing agar tidak meningkatkan dehidrasi,” pungkasnya.
(*)