4 Penyebab Berkeringat Saat Tidur, Salah Satunya karena Efek Hormon

Tubuh basah kuyup dengan keringat saat bangun tidur, apa penyebabnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Apr 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2023, 08:00 WIB
Penyebab Berkeringat saat Tidur
Penyebab Berkeringat saat Tidur Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda pernah bangun tidur dengan tubuh yang basah oleh keringat? Keringat ini keluar saat Anda tidur dan menimbulkan rasa lengket serta tidak nyaman saat bangun tidur.

Meski keringat malam bisa menjadi tanda sesuatu yang lebih serius, dokter keluarga Carl Bryce, MD menuturkan bahwa kebanyakan pasien yang mengalami keringat malam terus-menerus tidak memiliki masalah kesehatan yang serius.

"Keringat malam adalah gejala tidak spesifik yang biasanya dialami pasien tetapi jarang didiskusikan dengan dokternya jika tidak diminta," ucap Bryce dalam jurnal American Family Physician dikutip dari Rise Science.

Adapun beberapa penyebab umum berkeringat malam atau saat tidur adalah:

1. Kecemasan dan Mimpi Buruk

Jika Anda cemas atau mengalami mimpi buruk, Anda mungkin mengalami serangan panik saat sedang tidur. Ini juga bisa menyebabkan bangun dengan keringat bercucuran.

Oleh sebab itu, jika Anda sering bermimpi buruk, terutama jika memiliki gangguan stres pascatrauma (PTSD), segera konsultasikan dengan dokter guna mendapat perawatan yang dapat membantu menghentikan keringat malam dan gejala lain yang dirasakan.

Tidak hanya mimpi buruk, anak-anak yang mengalami teror malam juga bisa berkeringat dalam tidur.

Jika anak-anak, terutama balita, memiliki masalah pernapasan saat tidur, itu juga bisa membuatnya berkeringat dan gelisah. Ia mungkin akan terbangun dengan wajah merah dan tubuh yang basah kuyup oleh keringat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. Suhu Ruangan

Leher Berkeringat saat Tidur
Berkeringat saat Tidur

Salah satu penyebab paling umum dari keringat malam adalah tidur di ruangan yang hangat atau panas.

Tubuh mengalami perubahan suhu normal saat tidur. Kebanyakan orang mengalami penurunan suhu tubuh sekitar jam 4 pagi. Selama fase tidur tertentu, suhu tubuh Anda mungkin naik, yang dapat menyebabkan keringat.

Banyak yang berpikir suhu tubuh normal manusia adalah 98,6 derajat Fahrenheit (37 derajat Celcius). Kendati demikian, suhu tersebut berubah-ubah sesuai ritme sirkadian tubuh.

Dikutip dari Hello Sehat, beberapa saat sebelum tertidur, tubuh akan menurunkan suhunya sekitar 1 hingga 2 derajat Celcius. Perubahan suhu inilah yang membantu tubuh masuk dalam siklus tidur.

Namun, selama fase tidur tertentu, suhu tubuh akan naik, yang dapat menyebabkan berkeringat. Untuk mengatasinya, pastikan suhu kamar Anda tidak terlalu panas.

Meski terdengar sepele, sulit untuk menemukan suhu ruangan yang pas untuk tidur. Seorang ahli saraf di Johns Hopkins University, AS, Dr. Rachel Salas, MD menyatakan bahwa suhu kamar terbaik untuk tidur yakni sekitar 18–22 derajat Celcius.

Selain itu, Anda juga bisa memilih piyama atau selimut yang lebih tipis agar tidak kepanasan.


3. Hormon

Mengalami Gangguan Tidur
Ilustrasi Berkeringat saat Tidur Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Menopause adalah hal yang normal dialami wanita menjelang masa tuanya, biasanya di umur 45 hingga 55 tahun. Transisi ini melibatkan fluktuasi hormon dan perubahan pada tubuh, yang dapat berlangsung beberapa tahun.

Salah satu gejala yang paling umum adalah hot flashes (sensasi panas) yang disertai keringat malam. Hot flashes dan keringat malam mungkin sulit dibedakan.

Secara umum, hot flashes dapat terjadi kapan saja dan mengacu pada perasaan panas yang muncul tiba-tiba di seluruh tubuh, yang diduga disebabkan oleh perubahan mendadak pada bagian otak yang bertanggung jawab atas suhu tubuh.

Hot flashes juga berkaitan dengan berkeringat. Keringat keluar sebagai cara tubuh untuk mengimbangi sensasi panas tersebut.

Hot flashes yang terjadi di malam hari dapat bermanifestasi sebagai keringat saat tidur. Selain menopause, wanita juga mungkin mengalami hot flashes selama kehamilan atau setelah melahirkan.

Jika keringat malam yang terus terjadi mengganggu istirahat Anda, pertimbangkan untuk mengikuti terapi hormon. Penelitian telah menunjukkan terapi hormon dapat menurunkan frekuensi gejala-gejala ini sebanyak 75 persen.

Akan tetapi, pengobatan yang dilakukan dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi tertentu seperti stroke, sehingga penting untuk mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter yang mengetahui riwayat kesehatan Anda.

 


Masalah Hormonal Lain

Ilustrasi wanita tidur, bermimpi
Ilustrasiberkeringat saat tidur (Photo created by Lifestylememory on www.freepik.com)

Masalah hormonal lainnya juga dapat menyebabkan keringat malam yang mempengaruhi pria dan wanita, misalnya kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau hipertiroidisme.

Keringat malam karena hipertiroidisme sering disertai dengan gejala lain seperti diare, kegelisahan atau peningkatan denyut jantung, dan perlu segera dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan.

4. Efek Samping Obat-Obatan

Salah satu obat-obatan yang sering dihubungkan dengan keringat malam adalah anti-depresan. Peningkatan keringat terjadi pada sekitar 10 hingga 15 persen orang yang memakai obat-obatan ini. Jika keringat malam yang terjadi tidak dapat ditoleransi, konsultasikan dengan dokter untuk pilihan obat lainnya.

Obat lain seperti albuterol, yang biasa dikonsumsi untuk asma, dan obat yang digunakan untuk tekanan darah tinggi, juga dapat menyebabkan keringat malam.

Penyebab lainnya adalah jika Anda menderita diabetes dan mengonsumsi insulin atau obat anti-hiperglikemik lainnya sebelum tidur. Dalam kasus ini, keringat malam mungkin merupakan tanda gula darah rendah.

Jika itu terjadi, periksa tingkat gula darah saat gejala terjadi. Jika hasilnya rendah, konsultasikan alternatif obat kepada dokter.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya