Liputan6.com, Jakarta - Sorotan terhadap 10 target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terancam berisiko tak tercapai tahun 2024 terus bergulir. Sebab, kesepuluh target yang dimaksud seluruhnya dari sektor kesehatan.
Lantas, bagaimana langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk mengejar 10 target RPJMN tersebut?
Baca Juga
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menuturkan, pihaknya melakukan berbagai upaya mengejar target 10 RPJMN. Apalagi saat ini Kemenkes juga berfokus kembali menggencarkan penguatan pelayanan kesehatan.
Advertisement
"Kita tentunya akan melakukan berbagai akselerasi," tutur Nadia saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Jumat, 9 Juni 2023.
Terkendala Pandemi COVID-19
Salah satu tantangan upaya Kemenkes dalam peningkatan pelayanan kesehatan diakui Nadia memang terkendala pandemi COVID-19.
"Karena hampir 50 persen waktu yang seharusnya bisa kita lakukan untuk melaksanakan program menjadi tidak bisa dikarenakan fokus dalam pengendalian dan mengatasi pandemi COVID-19," terang Nadia.
Kembalikan Target Supaya Gap Tidak Melebar Jauh
Selanjutnya, target RPJMN pada 2024 juga terus diupayakan. Utamanya berfokus agar tidak terjadi gap yang sangat jauh.
"Target ini akan lebih kita hitung di akhir tahun. Saat ini, setidaknya kita mengembalikan dulu target ini sesuai dengan rencana supaya gapnya tidak melebar jauh," imbuh Nadia.
"Sebenarnya, ada 13 target dalam RPJMN. Yang 7 sudah on the track, yaitu insidensi HIV, eliminsasi malaria, persentase rumah sakit terakreditasi, puskesmas dengan ketersediaan obat, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)."
Target Imunisasi dan Stunting
Saat rapat kerja bersama Komisi XI, Senin (5/6/2023), Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membeberkan, target RPJMN Jokowi yang berisiko sulit dicapai di 2024.
Target yang pertama ialah imunisasi dasar lengkap bayi, sampai dengan 2022, realisasinya baru mencapai 63,17 persen.
Kedua, stunting balita ditargetkan dapat turun hingga hanya mencapai 14 persen. Akan tetapi, prevalensi stunting masih mencapai 21,6 persen.
Advertisement
Eliminasi Malaria
Ketiga, tingkat wasting balita atau penurunan berat badan balita ditarget dapat mencapai 7 persen, namun realisasinya baru mencapai 7,7 persen.
Target kesehatan keempat, insidensi tuberkulosis (TB) ditarget turun ke 297 jiwa per 100.000 penduduk, akan tetapi realisasinya mencapai 354 jiwa per 100.000 penduduk.
Eliminasi Malaria dan Kusta
Kelima, eliminasi malaria ditarget dapat turun mencapai 297 jiwa per kabupaten atau kota, sementara realisasi masih mencapai 372 jiwa per kabupaten atau kota.
Keenam, terkait eliminasi kusta di kabupaten/kota pada 2024 ditargetkan di level 514, namun sulit tercapai sebab pada 2022 saja baru mencapai 403.
Angka Merokok Anak
Ketujuh, angka merokok pada anak yang ditargetkan 9,7 persen pada 2024, namun sulit tercapai lantaran pada 2022 saja capaiannya sebesar 9,10 persen.
Kedelapan, tingkat merokok pada anak yang ditargetkan turun menjadi 8,7 persen, sayangnya realisasinya masih mencapia 9,10 persen. Kesembilan, obesitas penduduk dewasa realisasinya juga masih mencapai 21,8 persen.
Puskesmas dengan Tenaga Kesehatan
Kesepuluh, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang masih tercatat 56,07 persen di 2022, padahal target Jokowi di 2024 tembus 100 persen.
Advertisement