Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar bahwa ibu hamil harus tidur dalam posisi miring dan tidak boleh tidur telentang. Benarkah demikian?
Nyatanya, boleh-boleh saja, kok, jika mau tidur telentang selama trimester pertama dan kedua. Akan tetapi, Anda sebaiknya tidak tidur telentang selama trimester ketiga.
Baca Juga
Studi sebelumnya memang menunjukkan bahwa tidur telentang selama kehamilan meningkatkan berbagai risiko kondisi seperti preeklamsia hingga lahir mati. Namun, penelitian terbaru mengatakan bahwa posisi tidur tidak menjadi masalah selama 28 minggu pertama kehamilan.
Advertisement
Tidur telentang selama 28 minggu pertama kehamilan kemungkinan tidak akan berdampak pada bayi Anda. Namun, ketika bayi, plasenta, dan cairan ketuban, yang menyumbang sekitar sepertiga dari kenaikan berat badan Anda selama kehamilan bertambah berat, posisi tidur menjadi pertimbangan penting.
Ketika Anda semakin dekat dengan trimester ketiga, berbaring dalam posisi telentang akan menyebabkan berat rahim Anda jatuh pada vena yang disebut vena cava inferior. Vena cava inferior mengembalikan darah dari perut ke jantung.
Kompresi vena ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk berat badan lahir rendah, preeklampsia, pertumbuhan janin tidak optimal, dan lahir mati.
"Tidur telentang selama kehamilan harus dihindari pada trimester ketiga untuk menghindari kompresi vena yang mengembalikan darah ke jantung," kata Kim Langdon, MD, seorang OB/GYN senior yang berbasis di Ohio kepada Verywell Family.
"Jadi, bisa dikatakan jika Anda memiliki sesuatu yang berat yang mendorong aliran darah kembali, Anda akan mendapatkan lebih sedikit aliran darah ke jantung. Itu berarti Anda mendapatkan lebih sedikit aliran darah untuk diri sendiri dan si janin," jelas OB/GYNÂ Salena Zanotti, MD kepada Cleveland Clinic.
Dampak Tidur Telentang saat Hamil Tua
Terdapat beberapa risiko yang perlu diketahui jika Anda ingin tidur telentang saat tengah hamil tua. Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan tidur dalam posisi telentang menurut situs Verywell Family:
1. Lahir Mati
Studi menemukan peningkatan tiga kali lipat dalam risiko lahir mati ketika orang hamil tidur telentang setelah kehamilan menginjak 28 minggu.
Tidur telentang meningkatkan risiko terhambatnya pertumbuhan janin serta janin stres, yang keduanya dapat menyebabkan lahir mati. Risiko ini akan semakin meningkat apabila terdapat adanya komorbid.
Akan tetapi, Zanotti mengatakan bahwa ini belum tentu benar. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan di New Zealand mengamati ibu hamil yang tidur telentang sepanjang malam dan tidak pernah bangun untuk pergi ke kamar mandi.
"Padahal, kebanyakan orang tidak tidur sepanjang malam tanpa bangun saat hamil, bahkan jika mereka berharap bisa melakukannya," katanya.
Dia juga menambahkan, ada banyak faktor yang memengaruhi kehamilan, jadi sangat sulit untuk mengatakan bahwa satu faktor itulah yang menyebabkan kelahiran mati atau masalah lain.
Advertisement
2. Preeklampsia
Terlalu banyak tekanan pada vena cava dapat meningkatkan risiko terkena preeklamsia, tekanan darah tinggi selama kehamilan. Jika mengalami preeklampsia, Anda mungkin merasakan sakit kepala atau sakit perut, dan bayi berisiko prematur atau lahir mati.
3. Menghambat Pertumbuhan Janin dan Berat Lahir Rendah
Tidur telentang setelah usia kehamilan menginjak 30 minggu dapat menekan vena cava inferior, berpotensi membatasi aliran darah, yang menyebabkan pertumbuhan janin kurang optimal.
Terhambatnya pertumbuhan janin juga dapat menyebabkan berat lahir rendah, yang didefinisikan sebagai kurang dari 2,5 kilogram. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah menghadapi peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan dan penyakit kuning.
Kapan Boleh Tidur Telentang Lagi?
Jika Anda lebih suka tidur dalam posisi terlentang, tidak apa-apa untuk kembali melakukannya setelah Anda melahirkan. Setelah Anda melahirkan bayi dan plasenta, sebagian besar berat di rahim keluar dari tubuh. Dengan demikian, Anda tidak lagi memiliki masalah kompresi vena cava yang perlu dikhawatirkan.
Tidur Miring Jadi Alternatif
Setelah usia kehamilan 28 minggu, tidur miring ke kanan disebut memiliki risiko yang sama dengan tidur telentang karena posisi ini dapat menekan aorta. Oleh sebab itu, tidur miring ke kiri adalah alternatif yang aman.
Sekitar usia kehamilan 28 minggu, pilihlah posisi tidur selain telentang. Akan tetapi, bahkan jika Anda tidur miring, bisa saja tanpa disadari Anda bangun dalam posisi telentang. Jika itu terjadi, Anda tinggal kembali ke posisi miring saja.
Anda juga bisa menggunakan bantal di antara kedua kaki saat tidur agar merasa lebih nyaman serta untuk mencegah sakit punggung.
Anda dapat menaruh bantal atau guling di belakang punggung sebagai pengingat untuk tidak berguling dan tidur dalam posisi telentang. Jika Anda merasakan adanya penghalang, Anda mungkin akan berhenti berguling, bahkan jika sedang tertidur lelap.
Kesimpulannya, berat isi rahim Anda-lah yang menentukan kapan tidur telentang menjadi tidak aman. Ini dapat bervariasi bagi setiap individu, jadi Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memahami dengan tepat kapan dan apakah tidur telentang aman untuk Anda.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement