Liputan6.com, Jakarta Pada 11 Agustus 2023 ini saya menjadi pembicara pada acara “Perhimpunqan Dokter Paru Indonesia (PDPI) berbagi Bersama Guru Besar”, dengan topik “Antisipasi Kemungkinan Pandemi Influenza”.
Saya mulai dengan penjelasan tentang pandemi Influenza 1918 yang disebut “the mother of all pandemics”, yang memakan korban 20 sampai 50 juta kematian.
Baca Juga
Walaupun disebut-sebut sebagai pandemi Spanyol tetapi sebenarnya bukan bermula dari negara itu. Disebut Pandemi Spanyol hanya karena Spanyol tidaklah terlibat langsung dengan perang dunia ketika itu, jadi memang tetap saja ada aspek sosial politik dalan kejadian kesehatan masyarakat, bahkan termasuk penamaan sebuah pandemi
Advertisement
Kemudian sesudah beberapa kali terjadi wabah dalam skala lebih kecil maka pada 11 Juni 2009 WHO menyatakan dunia dalam Pandemi Influenza H1N1.
Pandemi ini dinyatakan berhenti pada 10 Agustus 2010. Ini tentu berbeda dengan COVID-19 yang WHO sampai sekarang memang belum secara tegas menyatakan pandemi berhenti, hanya dinyatakan pada 5 Mei 2023 bahwa COVID-19 bukan lagi kegawatdaruratan kesehatan global.
Sekarang ini ada berbagai peningkatan kasus Flu Burung pada hewan di banyak negara, dan sudah mulai ada kasus pada manusia pula, termasuk di negara tetangga kita di Kamboja. Karena itulah mulai ada pertanyaan apakah Flu Burung akan menjadi kandidat pandemi sesudah COVID-19 ini atau tidak.
Sejauh ini kita bersyukur bahwa situasi pada manusia dapat terkendali, hanya kasus pada hewan masih terus merebak. Repotnya lagi, flu burung yang harusnya hanya pada unggas maka di beberapa negara sudah mulai menyerang binatang menyusui (mamalia), artinya meningktan potensi ancaman (belujm tentu terjadi) penularan pada manusia pula tentunya.
Upaya Pencegahan Pandemi Influenza
Sejauh ini ada lima upaya pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Pada 12 Juli 2023 maka WHO, Food Agricultural Organization (FAO) dan World Organization of Animal Health (WOAH) mengeluarkan pernyataan berjudul “Ongoing avian influenza outbreaks in animals pose risk to humans”, dan minta negara-negara bekerjasama mengandalikannya.
Karena Indonesia sedang memegang Keketuaan ASEAN maka saya mengusulkan negara kita memegang kendali untuk pencegahan dan kesiapan ini di kawasan kita.
2. Dunia sudah mempunyai “Pandemic Influenza Preparedness Framework” dimana saya turut berperan dalam 4 tahun penyusunannya dan menjadi pegangan dunia dalam pengendalian influenza.
Advertisement
Selanjutnya
3. Sistem surveilans influenza sudah berjalan, dan perlu terus dijamin kerjanya, temasuk di negara kita.
Kembali saya mengusulkan agar Indonesia memegang peran penting dalam surveilan influenza di kawasan ASEAN, mumpung kita sekarang memegang Keketuaan ASEAN.
4. Sudah sejak lama di dunia ini ada upaya penyediaan vaksin influenza dalam berbagai bentuknya, yang masih harus dikembangkan di masa depan.
5. Penjelasan dan pembahasan tentang influenza harus terus dilakukan, baik pada kalangan kesehatan, masyarakat umum maupun penentu kebijakan publik.