Liputan6.com, Jakarta Penyakit batu saluran kemih di dunia maupun Indonesia merupakan salah satu kasus tersering pada kasus urologi. Kasusnya, lebih dari 20 persen lebih rentan menimpa pria daripada wanita.
Memang apa itu batu saluran kemih?
Baca Juga
Dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere, Bernard Partogu menjelaskan batu saluran kemih adalah batu yang terbentuk di saluran kemih (baik itu di ginjal, ureter, maupun uretra). Ini merupakan salah satu penyakit pada sistem urologi manusia.
Advertisement
Batu saluran kemih ini terbuat dari garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain dan membentuk batu. Biasanya kasus batu saluran kemih banyak ditemukan pada usia 40-50an tahun.
"Angka kejadian batu saluran kemih di beberapa negara di dunia berkisar antara 1 hingga 20 persen pria lebih sering menderita penyakit ini dibanding perempuan, dengan perbandingan 3:1. Puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun", tutur Bernard saat memberikan edukasi di Rumah Sakit Jantung Diagram Cinere, Kamis (31/8/2023).
Jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, lanjut Bernard, batu yang awalnya berukuran kecil bisa membesar.
Gejala Batu Saluran Kemih: Timbul Nyeri di Pinggang
Bila mengalami batu saluran kemih salah satu gejala yang timbul yakni nyeri di pinggang hingga kebagian belakang hilang timbul dari ringan sampai berat. Dapat juga disertai rasa terbakar saat buang air kecil atau berkemih.
"Lalu, buang air kecil tidak tuntas," katanya.
Jika kondisinya makin berat maka dapat disertai rasa demam, menggigil, mual-muntah dan urine berdarah lanjut Bernard.
Ditambahkan dari laman Kemenkes, nyeri pada orang dengan batu saluran kemih juga bisa dirasakan dari perut bawah hingga pangkal paha. Urine juga bisa berwarna merah muda, merah dan cokelat yang disertai aroma yang tak sedap.
Advertisement
Pencegahan : Diet Sehat
Bernard mengatakan, pencegahan batu saluran kemih dengan diet dan menjaga pola makan melalui konsumsi sayur dan serat. Juga pembatasan asupan sodium dan menghindari soda dan minum berwarna.
"Dua hal yang paling umum dan mudah dilakukan adalah pencegahan dengan pola makan sehat, berolahraga sekaligus melakukan deteksi dini ke dokter jika mengalami gejala yang telah disampaikan," kata Bernard.