Psikolog Ungkap Kaitan Perilaku Bersih Sedari Kecil dengan Kesehatan Mental Ketika Dewasa

Membiasakan perilaku bersih semasa kecil akan berdampak pada mental individu ketika dewasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2023, 06:00 WIB
Gambar Ilustrasi Orang Tua Biasakan Anak Mencuci Tangan
Ilustrasi Orang Tua Biasakan Anak Mencuci Tangan. Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Perilaku hidup bersih yang telah dibiasakan sedari kecil bisa memengaruhi kebiasaan seseorang merawat mental saat dia beranjak dewasa. Hal ini disampaikan oleh psikolog anak dan keluarga lulusan Universitas Indonesia Irma Gustiana Andriani, S.Psi. M.Psi.

Menurut Irma, kebersihan yang dimaksud tak hanya kebersihan diri melainkan kebersihan secara mental yang ternyata berkaitan dengan kesehatan mental.

"Kebersihan itu nggak cuma kebersihan diri tapi macam-macam, ternyata berhubungan dengan kebersihan secara mental karena merawat diri itu bagian dari merawat mental," ungkap Irma di Jakarta, Sabtu (14/10), dilansir Antara.

Kebiasaan yang berkaitan dengan kebersihan sejak kecil, kata psikolog di klinik Ruang Tumbuh ini, bisa memanifestasikan pada kegiatan lain ketika dewasa, seperti menjauh dari teman yang toxic dan cenderung terbiasa merawat diri.

Sebagian besar orang yang mengalami gangguan kesehatan mental, kata Irma, seringkali tidak memikirkan merawat kebersihan dan kesehatan dirinya seperti tidak mandi berhari-hari.

"Kalau dari kecil kita tahu tentang kebersihan diri, paling tidak kalau dia stres tetap ngerawat diri, paling tidak kalau dia terkena mental health, dia tetap cuci tangan karena ini adalah gaya hidup," jelasnya. 

 


Waspadai Perilaku Bersih yang Mengarah pada Obsesif

Irma menambahkan, seseorang yang sudah tertanam perilaku hidup bersih dan sehat juga akan secara otomatis mengonsumsi makanan sehat dan bersih, sehingga asupan nutrisi dalam tubuh terjaga dan sehat.

Namun, jika perilaku bersih sudah sampai pada tahap stres jika tidak melakukannya, maka harus diwaspadai karena bisa masuk ke ranah obsesif dan membuatnya jadi cemas. Kondisi tersebut pada akhirnya berujung pada Obsesive Compulsive Disorder atau OCD.

"Kalau punya kecemasan tinggi mau ngapa-ngapain jadi gak bisa. Jadi dia harus sadar diri bahwa ini udah nggak sehat, saya mau bersih. Tapi kalau sampai menyakiti diri itu sudah nggak sehat," kata Irma.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya