Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak tes untuk bisa mengetahui diri sendiri maupun orang lain. Namun, menurut psikiater, Christine BL Adams, MD, yang telah mempelajari perkembangan kepribadian seseorang selama lebih dari 40 tahun mengatakan untuk melihat perilaku agar bisa memahami emosi dan motivasi yang mendasari.Â
Ia pun menyampaikan, tindakan seseorang setiap hari telah memberikan sedikit petunjuk tentang kepribadian. Bila makin sering melihat perilaku orang tersebut maka bisa makin mengenal kepribadiannya.
Baca Juga
"Cara Anda bertindak memberikan petunjuk tentang kepribadian Anda, dan hal-hal kecil ini bertambah seiring waktu untuk memberikan gambaran yang baik tentang siapa Anda dan apa yang memotivasi Anda," kata Adams.
Advertisement
Beberapa jurnal maupun studi pun mencoba menguak kepribadian seseorang dari hal-hal yang biasa dilakukan. Mulai dari kebiasaan berbelanja hingga minuman kesukaan.Â
Berikut selengkapnya seperti dilansir dari Readers Digest pada Rabu, 15 November 2023.
1. Cara Berbelanja
Ingin mengenal seseorang dengan lebih baik? Ajak mereka berbelanja.
Orang yang suka berbelanja dan cenderung beli terlalu banyak menurut Journal of Retailing and Consumer, memiliki kepribadian yang hedonis, ekstrovert, impulsif, terbuka terhadap pengalaman baru dan sedikit pemarah.
Namun, orang-orang yang hanya berbelanja untuk memenuhi kebutuhan cenderung memiliki kepribadian yang menyenangkan dan teliti.
Pakar perilaku manusia, Patrick Wanis, Ph.D mencatat, kebiasaan belanja juga bisa menjadi indikasi tipe kepribadian seseorang dalam suatu hubungan.
Orang yang menyembunyikan uang dan menghamburkannya, atau bahkan menumpuk utang juga tidak dapat dipercaya dalam hubungan. Faktanya, tidak jujur finansial adalah salah satu bentuk perselingkuhan.
2. Minuman Kesukaan
Menurut sebuah penelitian yang terbit di Personality and Individual pada 2021, para peneliti menemukan orang yang meminum manis cenderung tidak memikirkan efeknya di masa depan. Mereka lebih memilih untuk fokus menjalani hidup saat ini. Biasanya orang-orang ini juga impulsif dan terbuka.
Sementara, orang yang pikir ulang untuk mengonsumsi manis merupakan sosok yang peduli dengan kesehatannya. Orang tersebut juga memprediksi konsekuensi di masa depan atas apa yang dilakukan hari ini.
Advertisement
3. Tulisan Tangan
Grafologi atau ilmu yang mempelajari tentang tulisan tangan sudah berkembang sejak zaman Aristoteles. Dan rupanya, studi pada 2018 melakukan analisis tulisan tangan lewat program komputer. Ternyata dapat memprediksi tipe kepribadian mereka dengan akurasi sekitar 80 persen.
Beberapa analis tulisan tangan mengungkapkan bisa mengetahui kepribadian cara menulis. Orang yang menulis dengan ukuran font besar adalah orang yang mencari perhatian. Sedangkan mereka dengan tulisan tangan kecil adalah pribadi yang introvert dan mampu berkonsentrasi dengan tajam.
Lalu, orang yang menulis dengan sedikit miring ke kanan berarti kemungkinan ramah dan impulsif. Miring ke kiri berarti orang tersebut cenderung pendiam dan individualistis.
Tidak menulis miring alias tegak berarti orang itu logis.
Terakhir, tulisan tangan dengan menekan menandakan mereka memiliki emosi yang kuat dan tanggap. Sedangkan menulis tidak terlalu menekan menyiratkan kemudahan dan kemampuan untuk berpindah tempat atau lingkungan.
4. Warna Pakaian
Menurut sebuah penelitian di Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts yang rilis pada 2020, peneliti menemukan orang-orang yang mengenakan pakaian berwarna cerah atau mencolok merasa tidak aman, memiliki harga diri yang rendah dan kurang dipercaya.
Mengapa? Mencari perhatian dan mencoba menyesuaikan diri dengan kemewahan sering kali merupakan tanda narsisme. Namun, hal itu tidak selalu terjadi, seperti disampaikan pakar bahasa tubuh Carol Kinsey Goman, PhD, memperingatkan.
Ada juga prang yang mengekspresikan kepribadiannya melalui pakaian sering kali merupakan tipe orang yang kreatif dan imajinatif.​
Advertisement
5. Foto Selfie
Kebiasaan ini berhubungan dengan perilaku seseorang dalam mengunggah foto selfie di media sosial. Hasil dari The Journal of Open Psychology pada 2022 mencatat ini sangat menarik.
Hasilnya ditemukan, semakin sering seseorang memposting foto selfie, maka emosinya tidak stabil dan harga dirinya rendah.
Namun, mereka yang sering foto selfie juga cenderung ekstrovert dan menghargai hubungan dengan orang lain. Apalagi orang tersebut berada masih di rentang usia muda, menurut para peneliti ini semakin besar dampaknya.