Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi obat, khususnya antibiotik, harus sesuai dosis dan indikasi. Hal tersebut agar mengurangi resistensi bakteri terhadap antibiotik, seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Lie Khie Chen, SpPD-KPTI.
"Penggunaan antibiotik secara berlebihan dan tidak sesuai indikasi sudah waktunya kita hentikan," ucap Lie Khie Chen beberapa waktu lalu di Jakarta, dilansir Antara.
Baca Juga
Menurut Lie, kebiasaan asal mengonsumsi antibiotik tanpa memerhatikan anjuran dokter membuat beberapa jenis bakteri kebal terhadap efek antibiotik. Ini karena bakteri akan terus mencari cara guna beradaptasi dan bertahan hidup saat terpapar antibiotik.Â
Advertisement
Beberapa adaptasi yang dilakukan bakteri, jelas Lie, adalah dengan menghasilkan enzim yang membuat antibiotik tidak bisa bekerja, mengeluarkan kembali antibiotik yang telah masuk ke tubuhnya, serta mengubah tempat kerja antibiotik pada tubuhnya sehingga zat tersebut tidak berefek.
Lie menuturkan, terlalu sering mengonsumsi dan menggunakan antibiotik tidak sesuai dosis dan indikasi juga bisa mematikan bakteri-bakteri yang berguna dalam tubuh manusia yang disebut mikroflora, sehingga tubuh lebih mudah terserang bakteri jahat.
"Penggunaan antibiotik bukan untuk indikasi infeksi menyebabkan semakin sering bakteri terpapar oleh antibiotik, sehingga bakteri-bakteri yang seharusnya menjadi pelindung kita justru mati dan bakteri yang kebal terhadap obat ini dengan leluasa menggandakan diri," ungkap Lie.
Oleh karena itu, dokter RSCM ini menyatakan pentingnya melibatkan diagnosis yang tepat sebelum mengonsumsi antibiotik karena masing-masing obat memiliki spesifikasi kegunaan terhadap bakteri tertentu.
Selain itu, Lie juga menyoroti penggunaan antibiotik pada sektor non-medis, misalnya sebagai growth promoter di bidang peternakan, yang juga jadi perhatian pemerintah agar dapat dikurangi penggunaannya.
"Jadi, jika antibiotik ini tidak perlu kita gunakan, jangan digunakan, karena itu akan merugikan dan berdampak pada kita," ucapnya.
Â
WHO Canangkan Tekan Resistensi Bakteri terhadap Antibiotik
Selama 10 tahun terakhir, kata Lie, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan untuk menekan resistensi bakteri terhadap antibiotik karena diperkirakan 10 juta orang meninggal karena infeksi bakteri pada 2050.
Oleh karena itu, Lie mengajak para tenaga medis serta masyarakat untuk menyebarkan informasi mengenai penggunaan antibiotik yang tepat agar bakteri tidak kebal terhadap zat tersebut. Dengan demikin antibiotik masih bisa menjadi sarana penyebuhan yang efektif.
"Antibiotik adalah suatu aset bagi umat manusia untuk bisa membunuh bakteri dan ini harus kita lestarikan fungsinya sampai kapanpun. Kalau tidak, anak cucu kita nanti tidak akan bisa merasakan manfaat antibiotik," ucapnya
Advertisement