Liputan6.com, Jakarta - Menilik kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia yang sedang terjadi, masyarakat diharapkan dapat kembali menerapkan protokol kesehatan. Pencegahan penularan COVID dapat dilakukan, salah satunya dengan memakai masker.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan, dirinya merasa senang tatkala penerapan protokol kesehatan untuk COVID dengan memakai masker dilakukan. Bagi masyarakat yang sakit seperti flu, dan batuk pilek disarankan memakai masker.
Baca Juga
"Memang benar protokol kesehatannya, Bapak/Ibu pakai masker, saya sudah seneng (lihatnya). Kalau merasa batuk ya sebaiknya pakai masker, cuci tangan yang rajin," tutur Budi Gunadi di Mahkamah Konstitusi Jakarta pada Kamis, 7 Desember 2023.
Advertisement
Segera Vaksinasi COVID Lagi
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 Indonesia bertambah sebanyak 35 - 40 kasus.
Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang. Tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0,06 persen dan angka kematian nol sampai 3 kasus per hari.
Demi meningkatkan imunitas tubuh, masyarakat dapat vaksinasi COVID kembali. Terlebih lagi, vaksin COVID sampai akhir tahun 2023 masih gratis.
"Mumpung vaksin COVID-19 masih gratis, ya divaksin lagi. Saya mau tenaga kesehatan juga divaksin, karena kan mereka tugasnya criticial ya. Biar mereka ngerawat orang sakit supaya tenaga kesehatannya jangan sakit," ucap Menkes Budi.
Persentase Kenaikan COVID-19 Indonesia
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan saat ini sedang terjadi kenaikan kasus COVID-19 bukan cuma di Indonesia. Negara tetangga Malaysia dan Singapura sebelumnya telah melaporkan kenaikan kasus COVID-19.
"Angka COVID di semua negara naik, di Indonesia juga naik. Kita tuh sempat ada di 50-an, 60-an kasus sehari. Jadi ya 200, 300, 400 persen naiknya. Kenaikan kita dari (angka) yang terkecil," ungkap Budi Gunadi di Mahkamah Konstitusi Jakarta pada Kamis, 7 Desember 2023.
Walau terjadi kenaikan kasus COVID-19, Budi Gunadi menilai Indonesia masih dalam posisi batas aman dan terkendali. Perhitungan ini dilihat dari pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dihitung dari jumlah penduduk.
Apabila dihitung 20 per 100.000 populasi per hari, angka kasus COVID Indonesia di bawah 6.000 - 7.000 kasus masuk kategori aman.
Advertisement
Waspada Gejala COVID-19
Adanya kenaikan kasus COVID di Indonesia, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuw juga mengingatkan, masyarakat perlu waspada apabila mengalami gejala penyakit yang mengarah pada COVID-19.
Gejala yang dimaksud yakni batuk, pilek, demam dan gangguan pernapasan agar segera melakukan pemeriksaan antigen.
“Dengan naiknya ini, siapa yang punya gejala sebaiknya dilakukan testing rapid antigen dan dilaporkan dan tentu dengan kesadaran melakukan isolasi mandiri kalau gejala ringan, kalau berat ke rumah sakit,” tutur Maxi pada konferensi pers, Rabu (6/12/2023).
Vaksin COVID Gratis untuk Seluruh Masyarakat
Selain disiplin protokol kesehatan, Maxi juga mendorong masyarakat terutama kelompok rentan agar menyegerakan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster.
“Lakukan vaksinasi booster, sampai akhir tahun masih gratis untuk seluruh masyarakat. Tahun depan, hanya untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta serta immunocompromised (orang yang memiliki masalah dengan sistem imun),” jelasnya.
Mobilitas Tinggi, Vaksinasi Booster Rendah
Ketua Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengatakan, peningkatan kasus COVID di Indonesia dapat terjadi lantaran berbagai tantangan yang dihadapi.
Salah satu tantangan besar adalah mobilitas antarnegara yang sangat tinggi.
“Kita tidak bisa mengontrolnya dan kita juga tahu ini akhir tahun, musim liburan. Ada turis dari Singapura, Malaysia, Tiongkok ke Indonesia terutama ke Bali. Dan penduduk Indonesia juga berlibur ke luar negeri khususnya Singapura," kata Erlina dalam media briefing daring, Rabu (6/12/2023).
Di sisi lain, vaksinasi booster juga masih terbilang rendah di Indonesia. Hingga kini, vaksinasi primer pertama mencapai angka cukup tinggi yakni 86 persen, sedangkan vaksinasi dosis kedua 74 persen.
“Nah, booster pertama hanya 38 persen dan booster kedua lebih rendah lagi hanya 2 persen. Sementara penerapan protokol kesehatan sudah mulai longgar," imbuh Erlina.
Advertisement