Apa Itu Popcorn Brain? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Seiring dengan semakin banyaknya waktu yang kita habiskan untuk aktivitas online, popcorn brain menjadi masalah yang semakin umum.

oleh Rahil Iliya Gustian diperbarui 16 Apr 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi main HP, ponsel, LDR, minta maaf lewat chat
Ilustrasi main media sosial yang bisa menyebabkan popcorn brain. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Popcorn brain adalah sebuah fenomena dalam dunia psikologi yang disebutkan oleh peneliti UW iSchool David Levy pada 2011.

Popcorn brain adalah kondisi yang terjadi di otak ketika begitu terbiasa dengan stimulasi berlebihan dan multitasking dari dunia digital. Hal itu membuat otak meniru kecepatan hingar-bingar dan pikiran mulai bermunculan seperti biji berondong jagung yang terlalu bersemangat.

Dilansir dari Glamour pada Selasa, 16 April 2024, seiring dengan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan untuk berselancara di dunia online, popcorn brain menjadi masalah yang semakin umum. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan ponsel, komputer, dan media sosial secara konsisten dapat memberikan efek mendalam pada cara otak kita memproses informasi.

"Penelitian mengenai efek jangka panjang dari aktivitas online yang ekstensif masih terus dilakukan, namun ada bukti yang menunjukkan bahwa paparan yang terlalu lama terhadap lingkungan digital yang sangat merangsang dapat memengaruhi fungsi kognitif," psikolog Danielle Haig memperingatkan.

Menurut Haig, meskipun ini bukan kerusakan otak, ini jelas merupakan perubahan otak.

"Ini bukan berarti otak sedang rusak, melainkan jalur sarafnya sedang dialihkan atau diadaptasi untuk mengakomodasi tuntutan multitasking dan pemrosesan informasi yang cepat," katanya.

Salah satu perubahan terbesar adalah kesulitan untuk fokus pada satu pemikiran tertentu. "Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan otak untuk terlibat dalam perhatian yang mendalam, terfokus, dan berkelanjutan,” jelas Haig.

Mengorbankan kemampuan untuk terlibat secara mendalam dan penuh perhatian dengan konten media sosial, berpotensi berdampak pada pembelajaran, ingatan, dan regulasi emosional dari waktu ke waktu.

Penyebab Popcorn Brain

Jawaban sederhananya adalah: dunia digital.

"Platform online dan situs media sosial menggunakan algoritma yang memberi kita aliran informasi, notifikasi, dan hiburan yang konstan, semuanya disesuaikan dengan minat dan perilaku kita," kata Haig.

Hal ini dapat menyebabkan stimulasi berlebihan pada sistem reward di otak, terutama jalur dopamin, yang terkait dengan kesenangan dan kebaruan.

"Ketika kita menerima informasi atau notifikasi baru, hal ini memicu pelepasan dopamin kecil, memberi penghargaan pada otak kita dan mendorong kita untuk melanjutkan siklus mencari informasi baru,” kata Haig.

Ini berarti saat online, kita terbiasa mencari imbalan dengan cepat. Jika tidak mendapatkannya, akan tetap mencari hal lain. Internet secara aktif mendorong otak untuk terus mencari.

"Seiring waktu, permintaan perhatian yang terus-menerus dan peralihan yang cepat di antara tugas-tugas dapat menyebabkan perasaan gelisah secara mental atau otak 'terpental-pental' karena berjuang untuk mempertahankan fokus pada satu tugas dalam waktu yang lama," katanya.

Bahaya Popcorn Brain

"Popcorn brain bisa berdampak pada interaksi sosial, kesejahteraan emosional, dan produktivitas secara keseluruhan,” kata Haig.

Anda mungkin menemukan bahwa kehilangan kemampuan untuk terlibat dengan membaca buku yang panjang atau bahkan kesulitan untuk memecahkan masalah yang rumit.

Anda mungkin juga mendapati bahwa percakapan dengan teman menjadi lebih rendah kualitasnya karena kesulitan untuk tetap berada pada topik pembicaraan.

Haig menjelaskan bahwa kebutuhan konstan akan stimulasi dan kepuasan langsung dapat menyebabkan berkurangnya kesabaran dan ketekunan, sehingga lebih sulit untuk mencapai tujuan jangka panjang.

"Ada juga risiko peningkatan tingkat kecemasan dan stres, karena ketidakmampuan untuk memutuskan suatu hal, dapat menghambat relaksasi dan proses mental yang memulihkan. Ini berkontribusi pada siklus keterlibatan mental yang konstan dan kelelahan,” kata Haig.

Cara Mengatasi Popcorn Brain

Terdapat beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memastikan bahwa pikiran Anda mempertahankan kemampuannya untuk melambat dan fokus pada satu hal pada satu waktu. Inilah yang Haig rekomendasikan untuk mengatasi popcorn brain:

Detoksifikasi Digital

Jadwalkan waktu secara teratur di mana Anda tidak terhubung dengan perangkat digital, sehingga otak Anda dapat beristirahat dan mengisi ulang daya.

Perhatian dan Meditasi

Praktik-praktik ini dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk fokus dan tetap hadir, mengurangi perasaan terpencar yang terkait dengan popcorn brain.

Penugasan tunggal

Fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu, bukannya melakukan banyak tugas, bahkan ketika Anda sedang online. Hal ini dapat membantu melatih otak Anda untuk mempertahankan perhatian dan memperdalam keterlibatan dengan aktivitas.

Istirahat di alam

Menghabiskan waktu di alam telah terbukti dapat mengurangi stres dan meningkatkan perhatian dan fungsi kognitif.

Hobi dan Aktivitas Fisik

Lakukan aktivitas yang tidak melibatkan layar, seperti membaca, seni, atau olahraga, untuk menstimulasi area otak yang berbeda dan meningkatkan relaksasi.

Waktu Online Terstruktur

Tetapkan waktu tertentu untuk memeriksa email, media sosial, dan menjelajahi web untuk mengurangi konsumsi digital secara terus-menerus.

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya