Kematian Ibu Pascapersalinan Tinggi, Peran Bidan Perlu Dioptimalkan

Para bidan memiliki peran penting dalam mencegah kematian ibu usai melahirkan yang salah satu penyebab utamanya adalah perdarahan postpartum.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Agu 2024, 06:56 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 16:00 WIB
Kematian Ibu Pascapersalinan Tinggi, Peran Bidan Perlu Dioptimalisasi
Bidan dan influencer, Jamiliatus Sa’Diyah soal Kematian Ibu Pascapersalinan Tinggi, Peran Bidan Perlu Dioptimalisasi, Jakarta (13/8/2024). Foto: Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Temuan Laporan State of the World's Midwifery pada 2021 mengungkapkan bahwa bidan adalah pilar utama dalam sistem kesehatan yang tangguh. Para bidan memiliki peran penting dalam mencegah kematian ibu usai melahirkan.

Di Indonesia, angka kematian ibu pascapersalinan tercatat sebanyak 189 per 100.000 kelahiran hidup. Ini adalah data sensus penduduk 2020 yang dibagikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat kedua tertinggi di ASEAN. Perdarahan setelah melahirkan atau perdarahan postpartum adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia.

Sayangnya, tantangan yang dihadapi para bidan masih besar. Kesenjangan kualitas pelayanan, terutama di daerah terpencil, serta ancaman seperti perdarahan pascapersalinan (PPH) mengharuskan Indonesia untuk memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan bidan. Serta meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai.

Bidan dan influencer, Jamiliatus Sa’Diyah, menekankan pentingnya dukungan yang memadai bagi para bidan di seluruh Indonesia dalam menurunkan angka kematian, khususnya kematian yang disebabkan perdarahan pascapersalinan pada ibu.

“Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan berkualitas,” ujarnya dalam temu media bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Pentingnya Pelatihan Berkelanjutan bagi Bidan

Jamiliatus juga menyoroti pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi para bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani berbagai kasus kebidanan.

“Selain kolaborasi dengan ahli medis, dukungan pelatihan dan teknologi kesehatan terbaru juga mendukung para bidan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat,” tambah Jamiliatus.

Optimalisasi peran bidan didukung oleh UNFPA yang telah meluncurkan rangkaian kegiatan edukasi untuk meningkatkan kapasitas para bidan di Indonesia.

Dokter spesialis kesehatan seksual dan reproduksi UNFPA, Sandeep Nanwani menjelaskan, kegiatan ini bertujuan membekali bidan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan berkualitas, komprehensif, dan berpusat pada pasien.

“Dengan demikian, bidan tidak hanya berperan sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga sebagai sosok yang dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat,” ujar Sandeep dalam acara yang sama.

Penelitian Tentang Kesehatan Ibu dan Anak

Di kesempatan itu, direktur sains medis Danone Indonesia dr Ray Wagiu Basrowi menyampaikan, Danone Indonesia telah melakukan 84 penelitian mengenai berbagai isu kesehatan ibu dan anak. Termasuk tentang anemia, stunting, dan malnutrisi.

Ray menjelaskan, penelitian-penelitian ini bertujuan menemukan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah kesehatan, termasuk isu pendarahan pascapersalinan yang dialami oleh Ibu.

Selain itu, skrining anemia merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia, terutama bagi ibu hamil untuk mencegah risiko pendarahan pascapersalinan.

“Skrining anemia meliputi inspeksi fisik dan melihat kecukupan gizi. Karena ketika terjadi anemia defisiensi zat besi, maka ibu juga mengalami defisiensi zat gizi mikro yang lain sehingga bisa mengganggu asupan nutrisi ke si kecil,” jelas Ray.

“Hal-hal seperti inilah yang tentu penting untuk terus diedukasi oleh para bidan, agar para Ibu bisa memahami pentingnya pencegahan dan risiko anemia. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat,” tambah Ray.

Penyebab Kematian Terbesar pada Ibu usai Melahirkan

Hadir secara daring, dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan – Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Detty Siti Nurdiati mengatakan, pendarahan pascapersalinan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada ibu usai melahirkan.

"Setiap persalinan dapat menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, setiap bidan yang siap menangani persalinan, harus siap juga menangani pendarahan pascapersalinan," kata Detty.

Peneliti Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menekankan pentingnya melakukan tindakan preventif seperti skrining faktor risiko.

Tindakan pencegahan dan penegakan diagnosis penting dilakukan sebagai langkah pertama yang krusial dalam mencegah kematian ibu akibat perdarahan pascapersalinan. Dengan melakukan tindakan preventif yang tepat, risiko kematian ibu dapat dikurangi secara signifikan. Detty juga mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia.

Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya